17 || Grapes or Vanilla?

3 0 0
                                    

Happy reading💚

Jangan lupa vote dan comment

**

"Lo jangan cari tau masalah video itu, apalagi nuduh Manuel secara langsung." Ucap Gabriel sungguh-sungguh, dia takut Nadine berurusan sama temannya yang satu itu.

"Kenapa? Temen lo gila kalo dia beneran ngelakuin itu." Ucap Nadine kesal.

"Justru karena dia gila, lo jangan berurusan sama dia, gue gak mau lo kenapa-kenapa." Jawab Gabriel khawatir.

Gabriel muter badannya supaya menghadap Nadine, gadis itu langsung narik tangan Gabriel, takut dia jatoh ke belakang.

Gabriel bales narik pinggang Nadine hingga tubuh mereka bersentuhan lalu dia memeluk gadis itu.

"Manuel itu kelainan, dia punya jiwa psikopat yang masih bisa dikontrol." Kata Gabriel sambil natap Nadine yang cuma setinggi dagunya.

"Dan lo temenan sama psikopat." balas Nadine sambil mandang ke depan sana.

"Dia sebenernya baik, cuma ada masa lalunya yang bikin dia kayak gitu."

"Terus, terlepas dari masa lalunya, perbuatan dia bisa dimaklumin gitu?" Tanya Nadine santai, tapi nadanya mengintimidasi.

"Gue gak bilang itu bener, dia salah tapi itu urusannya sama Dasha, lo jangan ikut campur." Gabriel nyingkirin helaian rambut Nadine yang menutupi wajahnya karena ketiup angin.

"Lo punya perasaan gak? Bayangin gimana rasanya jadi Dasha kalo temennya sendiri bahkan gak bisa bantuin dia." Ucap Nadine frustasi, saat ini dia gak bisa bantu apa-apa seenggaknya buat nemuin pelakunya.

"Gue ngerti, tapi semakin lo coba cari tau, itu malah bakal jadi boomerang buat lo nantinya." Jawab Gabriel sambil ngusap pipi Nadine dengan ibu jarinya.

"Dan gue lebih gak rela kalo sampe lo jadi korban keduanya. Gue gak bisa maafin diri gue sendiri kalo sampe itu terjadi." Lanjutnya.

Tangan Nadine yang sejak tadi menganggur akhirnya membalas pelukan Gabriel lalu nyandarin wajahnya di dada cowok itu.

Gabriel ngusap rambut Nadine dengan lembut lalu ngecup pucuk kepalanya sejenak, setelah itu ngangkat dagu Nadine, sementara tangan satunya masih setia di pinggang Nadine.

Cowok itu ngecup bibir Nadine sekilas.

"Gue sayang sama lo Nad, jangan kenapa-kenapa."

"Masih di sekolah, Gab" ucap Nadine mengingatkan.

"Gue tau, ternyata lo lebih suka private place." Bisik Gabriel dengan suara seraknya untuk menggoda Nadine.

"Gue masih punya aturan." Balas Nadine ketus.

"Gue pengen tau skill private place lo, malem ini mau coba gak? Do you prefer grapes or vanilla?" Tanya Gabriel yang langsung dapat cubitan Nadine di perutnya.

"Aww sakit sayang!"

"Sayang sayang pala lo peyang!"

"Yaudah babe aja, kita juga harus bikin nama panggilan biar kayak Brandon sama Elina."

"Babi!"

**

"Going to my friend's club grand opening tonight?" Tanya Justin dari seberang sana.

"Absolutely! Cool." jawab Brandon santai sambil mainin tali celananya.

"No girlfriend!"

"Okay, what time?" Tanya Brandon sambil ngelirik jam dindingnya.

Nadine's JournalWhere stories live. Discover now