"Maaf,tapi boleh nggak saya pergi sendiri?Kali ini aja.Saya janji,gak akan kabur."ucap Nara dengan wajah serius.

"Tapi nona-"

"Untuk kali ini aja."Nara menatap maid tersebut dengan wajah memelas.

Maid itu terlihat menghela napas,lalu mengangguk."Baiklah,tapi nona tidak boleh pergi ke lantai lima,ya."

"Oke."

Nara pun mengelilingi mansion dari mulai lantai paling bawah,yaitu lantai satu.Di lantai satu terdapat ruang tamu yang mewah,ruang makan,dapur yang luas,dan tiga kamar mandi.Lanjut ke lantai dua,Nara dapat melihat banyak kamar yang Nara tebak adalah kamar untuk tamu dan pelayan.Di lantai dua ini juga ada kamar mandi yang lebih dari 3.

"Biar gak perlu turun lagi kali ya,kalo lagi kebelet."monolog Nara.

Di lantai tiga,Nara mendapati ruang gym dengan alat-alatnya yang lengkap.Di ruang gym juga terdapat kamar mandi.

"Kamar mandi lagi!?Ini mansion apa toilet umum sih anjir!?"cibir Nara.

Nara melanjutkan perjalanannya ke lantai empat,mata Nara berbinar-binar.
"Wah!"seru Nara berdecak kagum.

Nara melangkah masuk kedalam,bagaimana ia tidak kagum?Ruangan yang berada di lantai empat ini ternyata ruangan yang berisi banyak Snack dan juga minuman,ada es krim dan lain-lain.Ruangan ini terlihat seperti supermarket yang lengkap.

"Surga dunia,"gumam Nara lalu berjalan mendekat ke salah satu pendingin yang berisi aneka ragam es krim.

"Ck,dasar Rion pelit.Bisa-bisanya gue gak dikasih es krim,padahal kan es krimnya banyak."gerutu Nara.

Nara menatap sekelilingnya,hanya ada dirinya sendiri."Gue ambil gak papa lah,ya?"

Nara mengambil tiga es krim dengan varian yang berbeda,lalu mengambil minuman kaleng dan juga beberapa Snack.Nara menampung itu semua menggunakan kardus yang tergeletak di pojok ruangan.

"Hehe,makasih Rion."ucap Nara terkikik pelan.

Nara masuk kedalam lift,ia berniat untuk ke lantai enam.Nara melirik tombol lift yang menunjukkan angka lima,mengingat larangan maid tadi membuatnya penasaran.

"Pencet gak,ya?"gumam Nara merasa bimbang.

"Memangnya ada apa sih di lantai 5?Bikin penasaran aja."gerutu Nara.

"Aduh,pencet gak ya!?"Nara menggaruk kepalanya yang terasa gatal.

Ngomong-ngomong kardus yang ia bawa tadi Nara letakkan di lantai,jadi Nara tidak perlu terus mengangkat kardus yang lumayan berat itu.

"Ah,larangan adalah suruhan."ucap Nara lalu memencet tombol lift untuk naik ke lantai lima.

Entah kenapa Nara mendadak gugup,padahal tidak ada sesuatu yang membuat nya merasa nervous.

Pintu lift terbuka,mata Nara langsung di suguhkan oleh kegelapan.Nara meneguk ludahnya,kakinya melangkah keluar dari lift,tak lupa kembali membawa kardus berisi makanan serta minuman itu.

Nara menatap lorong di depannya dengan merinding,cahaya yang remang-remang membuat suasana terasa horor.Apalagi saat pintu lift sudah tertutup.
Keheningan menyapa,dengan keberanian yang sebutir beras,Nara melangkah lebih jauh menyusuri lorong gelap tersebut.

"Hening amat,sih?"gumam Nara.

Tubuh Nara tersentak saat mendengar suara keras yang berasal dari ujung lorong.
"Apaantuh?Aduh,gue harus gimana ya?"

"Gimana kalo ada psikopat disana?Atau,ada setan?Gimana kalo gue di kejar-kejar kayak yang di rumah dara?"Nara menggelengkan kepalanya cepat.

Dirinya menyesal karena tak mematuhi ucapan maid tadi."Gue balik aja deh."

Pada saat Nara akan memutar langkahnya kembali, lagi-lagi suara itu terdengar.Namun suara kali ini di iringi dengan teriakan yang terdengar kesakitan.

"Apa sih itu!?"Nara melangkah cepat menuju ke ujung lorong,rasa penasarannya telah mengalahkan rasa takutnya.

Nara menatap pintu kayu berwarna hitam didepannya dengan takut,perlahan tangannya terulur untuk membuka pintu tersebut.

Kriett

Nara menyembulkan kepalanya untuk melihat apa yang ada didalam ruangan,matanya membulat sempurna.
Kardus yang ia bawa seketika jatuh ke lantai,membuat pria yang sedang asik menguliti tubuh manusia itu menghentikan kegiatannya.

"P-psikopat,"lirih Nara lalu membekap mulutnya sendiri menggunakan tangan.

Nara meneguk salivanya dengan susah payah,saat pria itu mulai menghadap ke arahnya dengan gerakan pelan.

"Mampus Lo Nara,mampus!"batin Nara.

Deg

Pada saat pria itu sudah membalikkan badan menghadap ke arahnya dengan sempurna,tubuh Nara terpaku.Nara tak bisa menyembunyikan ekspresi terkejut nya,matanya mulai berkaca-kaca.

Pria itu juga sama terkejutnya,saat ia melangkah maju,Nara terlihat memundurkan langkahnya.

"Bang Elang?"

Transmigrasi Vira [END]Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα