11. Disleksia

9 3 0
                                    

"Rumah lo yang mana?."

"Maju dikit."

"Yang ada pohon gedenya di depan?."

"Iya."

Lucano telah sampai di depan rumah ayyara. Meski tadi harus penuh drama dan adegan untuk membawa ayyara pulang. Tetapi lucano berhasil membujuk ayyara untuk pulang bersamanya.

Rumah minimalis yang berada di sebuah perumahan sederhana. Terlihat kecil namun sangat bersih di depan teras maupun halaman depan rumah ayyara.

"Makasih. Lain kali gak usah dianterin. Takut di nyinyirin tetangga."

"Gue cuma balas budi kok sama lo."

"Gak perlu. Aku nolong kamu juga ikhlas, gak ngarepin apapun." Ujar ayyara setelah itu ia keluar dari mobil lucano.

Lucano merasa sedikit aneh dengan perubahan sikap ayyara. Dia belum terbiasa dengan diri ayyara yang seperti ini. Kemudian setelah ayyara menghilang dari pandangan, lucano segera bergegas untuk kembali ke sekolah menjemput deon yang masih ada di sana.

"Buset lah luc, lama bener sih lo darimana !."

"Tadi cuma nyari buku di toko buku aja kok yon. Kebetulan kasir juga sedikit antri."

"Gue udah jenuh nungguin lo. Mana kunci mobil gue."

Lucano memberikan kunci mobil tersebut kepada deon. Dan kini mereka segera pulang ke rumah karena hari sudah mulai menjelang maghrib.

"Kak, tadi kak ayya dianter siapa?."

"Temen ga."

"Temen apa temen."

"Temen gaaaaaaa. Udah kakak mau ke kamar dulu."

"Temen yang kemarin kakak ceritain?."

"Darimana kamu tau?." Reflek ayyara membalikkan badan ke arah auriga.

"Nah kan bener apa kata riga."

"Jangan di bahas ga. Kakak capek mau istirahat sebentar."

"Kakak udah makan?."

"Belum ga."

"Makan dulu. Di dapur udah ada chicken katsu. Tadi riga yang beli."

"Iya nanti kakak makan kok." Ayyara kemudian masuk begitu saja ke dalam kamarnya.

Lucano dan deon sudah sampai di depan rumahnya. Deon segera memasukkan mobilnya kedalam garasi. Mereka mengendap - endap untuk memastikan situasi aman. Karena mereka hampir pulang larut malam lagi.

"Ndra, mama sama papa udah pulang belum?." Tanya lucano kepada khandra yang berada di depan halaman rumahnya.

"Belum luc. Kenapa?."

"Syukur deh."

"Habis dari mana aja kalian jam segini baru pulang?."

"Gara - gara demit satu ini nih kita pulang sorean."

"Lo dari mana luc?."

"Habis nyari buku tadi."

"Buku apaan?."

"Buku novel ndra."

"Novel apaan ?."

"Tanya mulu ndra. Gue mau ke kamar dulu." Ujar lucano kembali melangkahkan kaki menuju ke kamarnya. Kemudian disusul deon yang kini ia juga masuk ke dalam rumah.

GRUP KELAS XI IPA 2
Pak Susanto
"Selamat malam anak - anak. Bapak hanya menginfokan kalau besok ada ulangan Bahasa Indonesia. Jadi tolong kalian belajar mulai sekarang juga. Terima kasih."

Hujan Yang Memeluk LaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang