10. Effort

5 3 0
                                    

Malam selalu dinantikan lucano untuk bisa berdamai dengan isi fikirannya yang terlau bising. Rekaman - rekaman di otaknya serasa diputar kembali di dalam kepala. Ingin rasanya lucano menghapus segala ingatan di masa lalu. Ia hanya ingin menjalani hari - harinya seperti waktu kecil dulu. Tanpa beban dan selalu tenang di kehidupannya.

Tok.. tok... tokk..
"Eh papa." Ujar lucano reflek membalikkan badan saat irven masuk ke dalam kamarnya.

"Kamu ngapain di balkon luc?." Ujar irven berjalan meghampiri lucano yang masih berdiri di sana.

"Gapapa pa, nyari udara sejuk aja."

"Tadi papa sempet diceritain deon soal kejadian kamu di sekolah tadi."

"Deon cerita semuanya ke papa?."

"Iya luc."

"Maafin lucano ya pa selalu nyusahin semua orang. Harusnya dulu papa biarin lucano terlantar saja pa. Biar hidup papa dan keluarga papa tenang."

"Kamu ini bicara apa luc. Justru papa bersyukur dipertemukan seorang anak sebaik kamu dan tumbuh sempurna tanpa kurang sedikitpun."

"Pa, kekurangan lucano banyak. Andai dulu waktu peristiwa itu terjadi lucano mati saja pa. Atau nggak lucano hilang ingatan saja. Capek rasanya berusaha damai dengan diri sendiri tapi selalu gak bisa pa."

"Kamu jangan bicara aneh - aneh luc. Bulan depan kita balik lagi ke tanah kelahiran kamu. Kita cari lagi keberadaan keluarga kamu. Gimana?."

"Beneran pa?."

"Iya luc."

"Makasih ya pa. Lucano seneng sekaligus bersyukur dipertemukan dengan seseorang sebaik papa."

"Papa juga bersyukur ketemu kamu luc. Kamu udah kerjain tugas kamu?."

"Udah pa."

"Yaudah setelah ini tidur. Jangan begadang."

"Iya pa."

Irven pergi meninggalkan kamar lucano. Kemudian lucano menutup pintu arah kebalkon, lalu ia merebahkan tubuhnya di atas kasurnya yang nyaman. Ketika ia ingin memejamkan mata. Tiba - tiba hpnya berdering dan membuat lucano terkejut.

Cewe Idiod
"Luc, gimana kondisi kamu?. Kamu udah ngerjain PR MTK nya?. Aku nyontek dong."

"Dia lagi, dia lagi. Gak ada notif lain apa selain dari dia." Gumam lucano.

Cewe idiod
"Luc, kok di read doang. Bls napa. Aku udah effort loh ngechat kamu duluan. Udah aku tunggu juga dari tadi. Minimal kasih feedback dong luc👀."

"Besok aja di sekolah"

cewe idiod
"Kok besok,  besok kalo aku berangkat kesiangan gimana?. Atau kamu lagi yang kesiangan. Kan mapel MTK jam pertama."

"Ya itu derita lo."

Cewe Idiod
"Luc kamu belum jawab gimana kondisi kamu. Kamu baik - baik saja kan? Gak kesurupan lagi kan?. Tadi maaf kalau aku gak sengaja peluk kamu. Habisnya aku sama deon gak tau harus kek gimana. Aku bacain ayat kursi juga gak ngaruh. Maaf ya luc🙂."

"Y"

"Astaga cuma dibales Y doang. Aku udah ngetik panjang kali lebar loh." Gumam ayyara. Akhirnya ia masih belum putus asa untuk mengetahui kondisi lucano.

"Halo luc, jawaban kamu cuma satu huruf doang. Padahal aku udah ngetik banyak - banyak sampe jempol aku melengkung dikit."

Hujan Yang Memeluk LaraWhere stories live. Discover now