13 || Bonfire

Mulai dari awal
                                    

"Ini buat lo, cewek di baris ketiga yang pake bucket hat Converse putih." ucap Gabriel lantang.

Nadine yang awalnya mainin kuku langsung ngangkat wajahnya karena merasa ciri-ciri itu mirip dirinya.

"Yang merasa memenuhi kriteria yang disebut Gabriel maju dong" kata Jeffrey sambil ngeliat ke arah Nadine.

Gabriel nyamperin Nadine yang duduk agak belakang, murid lain di depannya langsung paham dan ngasih Gabriel jalan.

Cowok itu narik tangan Nadine sampai ke tengah dan menggenggam kedua tangan gadis itu.

"Lo tau nggak, gue deg-degan parah buat ngomong ini di depan banyak orang." Gabriel naruh tangan kanan Nadine di dada kirinya. Cuma gadis itu yang bisa denger suaranya sekarang.

Nadine bisa ngerasain detak jantung Gabriel yang berdetak gak teratur.

"Ci Nadine tukeran posisi yukk" teriak seorang adik kelas dari circle yang sama kayak yang neriakin Gabriel tadi.

"Mamiiii mau punya cowok secepatnya!"

"Nyari dimana ya cowok modelan begini?"

Tingkah Gabriel bikin banyak orang gemes sendiri sama mereka.

"Gue harap lo bisa ngasih jawaban yang gue harapin, gue serius. Please jangan bikin malu gue di depan mereka." Ucap Gabriel sungguh-sungguh.

"Emang lo mau bilang apa?" Tanya Nadine dengan senyum malu-malu, tapi tetap becandain cowok itu.

"I like you and I think you like me too. After all we have been through, how about making us exclusive?" Tanya Gabriel di micnya, Nadine bisa lihat dari matanya kalo cowok itu sungguh-sungguh.

"GUE IRI GUE BILANG!" Teriak seseorang lagi

Gadis itu mengangguk pelan, "I do wanted to" jawab Nadine sambil senyum lebar lalu nyembunyiin mukanya dibalik telapak tangannya.

Jujur Nadine malu banget diginiin, tapi ekspresinya gak bisa bohong kalo dia seneng banget.

Gabriel meluk Nadine buat nyembunyiin wajah gadis itu di dadanya, lalu dia ngecup pucuk kepala Nadine sekilas, setelah itu ngelepas Nadine.

Gadis itu langsung lari balik lagi ke tempatnya.

"Congrats, gurl! It's the sweetest way to confess that I've ever heard. I wish Bran did that too."

"Aaaaa gatau ah pengen ngilang gue!" Nadine masih nyembunyiin wajahnya di lengan saking malunya, semua tatapan tertuju padanya sekarang.

**

Pukul 10 malam, acara api unggun baru selesai, dilanjut dengan acara Barbeque.

Ada beberapa murid yang bertugas buat bakar-bakar makanan, salah duanya Nadine sama Dasha.

"Ini gue yang bakarin terus lo yang siapin piring sama taroin yang masih mentah ya?" Ucap Nadine sambil sibuk bolak balik daging yang lagi dibakar.

"Yaudah, takut gosong gue kalo ngebakar" jawab Dasha sambil siapin piring terus duduk bentar sampe makanannya mateng.

"Lo sejak kapan sama Manuel?" Tanya Nadine penasaran.

Dasha keliatan berpikir sejenak, "sejak ketemu di minimarket."

Jawaban Dasha nggak spesifik banget menurut Nadine.

"Kok bisa? Tiba-tiba gue liat waktu itu udah berduaan aja lo"

"Gimana ya, kejadiannya juga cepet banget, gue ketemu dia abis les terus ngobrol yaudah deh deket." Jawab Dasha dengan senyum mesem-mesemnya.

"Secepet itu? Kapan prosesnya?" Tanya Nadine makin penasaran.

Nadine's JournalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang