"Bisa diem nggak?" Kiel capek meladeni pertanyaan perempuan satu itu.

Gaby menggelengkan kepalanya, "nggak bisa!"

Sontak Kiel langsung memajukan kepalanya, tubuhnya sedikit membungkuk agar wajahnya bisa setara dengan wajah Gaby, "kalo diem nanti dapet sun dari mas Kiel."

Gaby yang mendengar itu bukannya malah takut, tapi malah memajukan bibirnya layaknya bebek.

Kiel yang melihat bibir pink itu maju pun langsung memundurkan kepalanya karena terkejut. KOK BERANI SIH DIA?!

Haduh, ini namanya senjata makan tuan!

"Mana? Katanya dapet sun." Ujar Gaby.

Wah-wah-wah, nantangin nih, nantangin. Sikat sampek abis lah.

"Iya, entar malem ya, By. Sekarang cari baju dinasnya dulu ya." Kiel merangkul pundak Gaby, membuat Gaby sedikit oleng. Ia meladeni godaan perempuan itu.

Tubuh Kiel berat dan tinggi, dan tangan Kiel tiba-tiba mendarat di pundaknya, itu membuat Gaby harus menopang tangan pria yang kini sudah menoleh ke arah lain.

"Berat ih!!" Gaby sudah tidak sempat meladeni ocehan melantur Kiel, ia sibuk menyingkirkan tangan yang berat dari pundaknya.

Kiel menoleh ke arah lain, tak meladeni Gaby yang sibuk bergerak karena ingin lepas dari rangkulannya. Itu semua karena ia yang ingin menyembunyikan rona merah dari pipinya karena merasa gemas dengan bibir Gaby yang maju tadi.

"Mas Kiel, berat!!" Gaby terus memprotes.

"Gini aja udah keberatan, gimana entar?" Kiel langsung menoleh dan menyahut.

Tiba-tiba saja otak Gaby menjurus ke dua satu plus plus. Maksudnya, kan, entar gak mungkin berat soalnya, pria itu akan menopang tubuhnya sendiri dnegan Gaby yang berada di bawa—

"Malah nglamun. Buruan belanja sana. Gue tungguin. Belanja yang banyak, baju lo dekil semua gue lihat di jemuran." Perintah Kiel, yang membuat Gaby senang tapi sedikit kesal juga.

****

"Mas Kiel, ini berat pol!" Gaby mengeluh karena di tangan kanannya ada enam paper bag besar hasil belanjaan Kiel dan di tangan kirinya ada empat paper bag belanjaannya dan satu minuman yang ia pegang.

"Dari dulu tugas lo emang bawa belanjaan gue kan." Tutur Kiel dengan tidak tau dirinya. Pria itu berjalan santai di depan Gaby.

Ini namanya perbudakan! Tidak di benarkan sama sekali!

Gaby menggeram kesal, ia kemudian memilih berhenti, menyeruput minuman di tangannya sampai habis sebelum mendesah lega.

"Kalo mereka tau ketua BEM-nya jadiin perempuan lugu polos imut dan lemah ini budak, kira-kira gimana ya?" Seru Gaby, membuat Kiel menghentikan langkahnya.

Pria itu memutar tubuhnya dan menatap Gaby datar. "Sekarang udah bisa ngancem ya? Mentang mentang status lo naik jadi anak angkat."

Gaby mendongakkan dagunya, seolah bangga dengan status barunya, karena dengan itu ia bisa mengancam Kiel.

"Bawain nggak? Lapor mami juga nih?" Gaby melotot sembari menyodorkan enam paper bag milik Kiel sendiri.

"Bim salabim, gue bikin bibir lo cuma bisa ngomong kalo abis gue cium." Ceplos Kiel, yang sontak pelototan lebar dari Gaby.

"Bim salabim, Mas Kiel jadi budak cinta Gaby! Tring!" Gaby menyentuh hidung Kiel dengan telunjuknya, yang seketika secepat kilat Kiel bergerak untuk mengigit jari perempuan itu.

Telunjuk Gaby kini digigit oleh Kiel, tidak kencang, namun Gaby bisa merasakan tancapan gigi itu di kulitnya.

"Untung di mall, kalo di kamar, abis lo sama gue sekarang." Gumam Kiel, sebelum ia mendorong kelua telunjuk Gaby dengan lidahnya.

"Ihhh, jorok!" Gaby memekik kegelian.

"Heleh, jorok jorok, lupa ingatan lo? Kemaren malem udah ngapain aja sama gue." Sarkas Kiel, yang langsung membuat Gaby terdiam.

***

Gaby masih terbangun malam malam. Perempuan itu masih duduk di depan laptop. Ia duduk bersila di atas karpet ruang tengah dengan laptop di atas meja.

Mendengar derap langkah dari belakang tubuhnya berhasil membuat kepala Gaby menoleh. Alisnya bertaut saat melihat Kiel nampak terburu buru dengan jaket kulit melekat di tubuhnya dan satu tas hitam tercangklong di pundaknya.

"Mas Kiel mau kemana?" Tanya Gaby. Perempuan itu melihat jam yang tertempel di dinding rumah. Sudah jam setengah dua belas.

Tak hanya Gaby yang terkejut, Kiel juga terkejut dengan Gaby yang masih terbangun dan masih belajar.

"Lah? Lo masih belajar?" Kiel terkejut.

Gaby mengangguk. Kiel kemudian mendekat, lalu tangannya bergerak menutup laptopnya yang ia pinjamkan pada Gaby.

"Dah malem, upik abu. Tidur sono." Tutur pria itu dan kemudian tangannya mendarat di puncak kepala Gaby, mengusapnya pelan.

Bak anak kecil, Gaby malah menahan ujung jaket kulit yang dikenakan Kiel. "Mas Kiel sendiri mau kemana?"

Kiel melepaskan tangan Gaby dari ujung jaketnya. "Posesif banget lo jadi adik angkat. Udah sana tidur,"

Kiel kembali melangkahkan kakinya tanpa menjawab pertanyaan dari Gaby. Tapi kemudian Kiel berhenti dan menoleh pada Gaby yang masih terdiam di tempat. "Besok pagi gak usah bangunin gue. Gue nginep apart temen."

Dan setelah itu Kiel melangkahkan kakinya keluar dari dalam rumah. Deru motor pria itu terdengar, hingga kemudian menjauh dan hilang perlahan.

Gaby masih diam di tempatnya. Hatinya sedikit sakit saat mendengar bahwa pria itu tidak pulang dan berkata akan menginap di rumah temannya.

Siapa?

Dan kenapa Kiel tidur disana?

Apa itu seorang perempuan?

Gaby kembali tertampar oleh kenyataan menyakitkan itu, namun denting ponsel yang berbunyi membuat perhatian Gaby sukses teralihkan.

Kak Egar 🌝
Good nite Gaby

Kakek sihir 🧟‍♂️🧌
Tidur woi upik abu!
Jadi makin jelek kalo lo begadang mulu!

Sebuah senyuman muncul di bibir Gaby. Ucapan selamat malam yang manis.

Reviewnya donk!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Reviewnya donk!

Agak pendek, soalnya next part mayan panjang, WEKEKEKEK

Cepet banget! Gak kerasa udah part 13, tapi keknya ini jadi cerita terpanjang dr pada cerita q yg lain deh!

Mereka nie Love hate relationship gitu yakkk, sksksksk

Yg punya Twitter boleh dong tolong cerita ini di promosiin di base Wattpad! Makasih 🫶🏻🫶🏻❤️

Lapak Spam !

Ketik 1 kalo kamu ter Kiel Kiel

Ketik 2 kalo gemes sama Kiel

Ketik 3 kalo kesel sama Kiel!

Love Attack Where stories live. Discover now