CHAPTER 3

127 111 117
                                    

Adaptasi itu perlu. Karena, kita jadi tahu sudut-sudut pemikiran manusia lain

-ruaisentimen.

-ruaisentimen

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

✨✨

Dalam perjalanan menuju ruang kepala sekolah mereka sesekali mengobrol dan bercanda, seperti sekarang, "Kakak sekarang kelas berapa?" tanya gadis itu.

"Gue kelas dua belas."

"Ohh, berarti sama kayak Abang aku."

"Abang lo siapa?"

"Abang Ar."

"Gue nggak kenal."

Setelah sampai di depan ruang kepala sekolah, gadis itu mengucapkan terimakasih kepada seseorang yang telah mengantarkannya.

"Udah sampai."

"Makasih kak. Oh iya nama aku Vega, kakak siapa?" Tanya gadis tersebut.

"Gue, Asteroid Own Siregar."

"Oh, panggilannya?"

"Lo bisa panggil gue Aster, tapi kalo mau panggil sayang juga boleh, hehe."

"Bisa aja kak Aster. Ya udah sekali lagi makasih ya kak udah anterin aku, aku masuk dulu."

"Iya sama-sama."

Vega pun mulai memasuki ruang kepala sekolah dan Aster pun berbalik berjalan menuju kelasnya.

Dalam perjalanannya, Aster tersenyum-senyum sendiri, lantaran dirinya bisa berjalan bahkan mengobrol dengan seorang gadis cantik.

✨✨

Tok' tok' tok'

"Ya, masuk."

"Permisi Pak. Saya murid baru disini, saya mau tanya kelas saya dimana pak?"

"Ohh, kamu Vega Nirmala D?"

"Iya Pak."

"Kelas kamu di sebelas IPA 2. Nanti saya panggilkan guru biar antar kamu ke kelas."

"Ohh, iya Pak."

Tok' tok' tok'

"Masuk,"

"Permisi. Ada apa Bapak memanggil saya, apakah ada yang bisa saya bantu Pak?"

Seorang guru perempuan paruh baya memasuki ruangan tersebut.

"Saya minta tolong, apakah Bu Nurul bisa mengantarkan murid baru ke kelas sebelas IPA 2?"

"Ohh, iya bisa Pak."

"Ayo nak," ajak Bu Nurul kepada Vega.

"Iya Bu. Saya permisi dulu Pak."

NABASTALA (Langit & Vega) HIATUS Where stories live. Discover now