CHRIS

69 55 11
                                    

Chris POV

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Chris POV

"Bagaimana dare mu?" Robert memecahkan keheningan di antara kami berempat.

Malam ini kami berkumpul di rumah Anthony. Aku mengajak teman-temanku untuk belajar mempersiapkan lomba cerdas cermat yang sudah semakin dekat. 

"Bisa kita bahas itu nanti? kita lagi belajar Robert." Jawabku sambil masih fokus pada soal di depanku.

"Chris sudah melakukan dare nya, bukannya kau lihat postingan intagram-nya?" Anthony menjawab pertanyaan Robert.

Aku memijit keningku, penat rasanya mengatur teman-temanku yang pada dasarnya tidak bisa di atur ini. Selalu setiap kita berlatih atau hanya sedang belajar, mereka tidak ada yang bisa fokus pada pekerjaannya. Ada saja hal yang mereka lakukan dan tanyakan seperti saat ini. Menanyakan game 'sial' itu. Bahkan aku sebenarnya tidak peduli.

Tiba-tiba ponsel Robert berdering, membuatnya menghentikan percakapannya dengan Anthony. Sontak Anthony dan Mark menengok ke arah Robert yang sudah mengangkat ponselnya ke telinga. Sedangkan aku hanya memutar bola mataku malas. Anthony mendekatkan telinganya juga untuk mendengarkan pembicaraan di telephon itu.

"Halo, ada apa Lizz?"  Sapa Robert pada orang di seberang telephon membuatku menoleh. bukannya Lizzie adalah salah satu temannya Scarlett? ada apa dia menelephon malam-malam seperti ini.

"Oh, oke, sebentar ya. Nanti aku kirim lewat chat saja..."  Robert mengatakan itu sambil melihatku. Apa maksudnya?

Pip.

"Dia meminta nomormu, urgent katanya." Kata Robert enteng sambil mengetikkan sesuatu di ponselnya.

"Don't u dare. Jangan sebar nomorku Robert." Kataku memperingatkan.

"Send... Ups~ Sudah ku kirim." Ujar Robert dengan muka jahilnya.

Aku mendengus kesal. Sebenarnya ada apa dengan Robert ini. Apa tidak cukup memberiku dare seperti itu dan sekarang nomorku disebar-sebar. Benar saja tidak berselang lama, ada telepon masuk dari nomor yang tidak ku kenal. Aku melihat Robert kesal, tetapi yang ditatap malah meringis tidak berdosa. Karena aku merasa Robert sedang jahil dan lebih penting kalau aku kembali fokus pada soal di depanku, aku menekan silent pada ponselku dan meletakkannya jauh dariku.

"Yahh~ Padahal aku ingin tahu hal urgent apa yang sedang terjadi..." Robert memasang muka kecewa yang di buat-buat. Menjengkelkan sekali.

-----

Aku merebahkan badanku di tempat tidur. Beberapa saat lalu aku sampai di rumah. Badanku lelah, kepalaku pusing karena menghadapi Robert. Kalau saja dia tidak jenius, sudah aku tendang keluar dari club ini. Sangat menguras tenaga menghadapinya. 

Aku melihat ponselku, tumben sekali tidak ada pesan masuk dari Scarlett. Bahkan pesan terakhirku belum dia balas. Ada apa dengannya? tidak biasanya seperti ini. Akhirnya aku memilih membuka platform Instagram berniat untuk refreshing sejenak. Terdapat beberapa Direct Message dari akun teman-temannya Scarlett yang aku tahu sering bersamanya. Tiba-tiba aku teringat telephon salah satu dari mereka tadi saat di rumah Anthony. Rasa penasaranku muncul, sebenarnya ada apa?

Young LieWhere stories live. Discover now