Transmigrasi Vira || 59

Start from the beginning
                                    

Suasana kamar Nara yang gelap membuat seseorang itu tidak terlihat jelas wajahnya.
Pria itu menyuntik kan sebuah cairan ke tubuh Kania,Lisa,dan Hilda.

Nara yang merasa terusik karena merasa ada yang menaiki ranjangnya pun perlahan membuka matanya.Samar-samar Nara dapat melihat siluet seorang pria yang sepertinya tengah melakukan sesuatu.

"Mimpi kali ya,"Gumam Nara pelan.

Saat Nara hendak kembali menutup matanya,ia merasa ada yang mengecup kening nya dengan cukup lama.Hal itu membuat Nara tersadar,bahwa yang dia alami saat ini bukanlah sebuah mimpi.Nara membuka matanya,setelah itu ia mendorong tubuh orang tersebut sampai mundur kebelakang.

"Siapa Lo!?"Tanya Nara.

"Menurut mu?"

Mendengar suara berat itu,Nara bergegas untuk menyalakan lampu kamarnya.Mata Nara membola,"Rion!?"Pekik Nara.

Arzo berjalan mendekat,membuat Nara mundur beberapa langkah."No.Jika dilihat dari jangka waktu,seharusnya kamu sudah bisa membedakan yang mana Arzo dan yang mana Rion,bukan?"ucap Arzo dengan ketus.

"Ngapain Lo disini!?"Sentak Nara.

Arzo membekap mulut Nara menggunakan telapak tangannya,lalu mendekatkan wajahnya ke telinga Nara."Jangan berisik,sayang.Bagaimana jika orang-orang itu terbangun?"Bisik Arzo.

Nara memberontak,iris matanya menatap teman-temannya yang tak sadarkan diri.
Arzo mengikuti arah pandang Nara,"Ah,mereka hanya tertidur sebentar.Nanti juga bangun."ucap Arzo seolah-olah mengerti apa yang dipikirkan oleh Nara.

"L-lepas!"Pekik Nara tertahan.

Arzo tertawa seram,"Kamu nggak berniat kabur dari ku,kan?"

Nara menggigit tangan Arzo dengan kuat,membuat sang empu refleks melepas bungkamannya lalu meringis kesakitan.

"Dari dulu juga gue udah berniat kabur dari Lo.Dan satu lagi,gue benci sama Lo."Tekan Nara.

Deg

Tubuh Arzo mematung,benci?Nara,benci padanya?
'Kau,s-semoga orang yang kau cintai membenci mu selamanya.'
Arzo meremas rambutnya frustasi, kata-kata itu terus terngiang di kepalanya.

Sementara Nara menatap Arzo dengan aneh,pasalnya ekspresi Arzo saat ini seperti sedang dilanda ketakutan yang luar biasa.Apa Arzo terserang gangguan jiwa?Pikir Nara.

"Heh,Lo kenapa?"Tanya Nara yang mulai takut akan gerak-gerik Arzo.

Arzo yang mulanya menunduk dalam,kini kembali mengangkat kepalanya hingga pandangan mereka bertemu.Tatapan Arzo terlihat sangat menyeramkan,Nara sampai merinding dibuatnya.

"Akh!"Nara terkejut saat Arzo secara tiba-tiba mencekiknya.

"Kenapa?Apa alasan Lo benci gue?"Tanya Arzo pelan,netranya terlihat sayu.

"Uhuk!L-lepas!"Nara memukul-mukul tangan kekar Arzo.

"Jawab."Desis Arzo semakin menguatkan cekikannya.

Nara mulai kehabisan napas,ia berusaha untuk memberontak dengan tenaganya yang tersisa.

BRAK!

Tubuh Arzo terpental pada saat Galaksi menendangnya.Galaksi menatap Arzo murka,"APA YANG SUDAH KAU LAKUKAN BRENGSEK!"Bentak Galaksi mencengkram kerah baju Arzo.

Arzo tertawa sinis,"Tidak usah sok peduli.Kau bukan kakak kandung nya."Tukas Arzo.

Galaksi menggeram marah,tangannya terangkat untuk memukul wajah Arzo sampai babak belur.
Tadi Galaksi baru saja pulang dari kerja lembur nya.Pada saat dia melewati kamar Nara,samar-samar Galaksi mendengar suara bentakan dari dalam kamar.Dan pada saat ia membuka pintu,Galaksi sudah melihat Nara yang di cekik oleh Arzo.

"Bang,"Panggil Nara pelan.

Galaksi menatap Nara khawatir,ia menghempaskan tubuh lemas Arzo ke lantai.Galaksi menghampiri Nara,setelah itu memeluk tubuh Nara dengan erat.

"Maaf,maafin Abang karena gagal jagain kamu."ucap Galaksi.

"Abang nggak perlu minta maaf."ucap Nara sedikit melirik Arzo yang sepertinya sudah tidak sadarkan diri.

Galaksi menangkup wajah Nara,"Kamu nggak papa kan?Leher kamu sakit?"Tanya Galaksi dengan cemas.

"Hm,sedikit."Angguk Nara.

"Kenapa bajingan ini bisa masuk kesini?"Galaksi menatap Arzo yang terkulai di lantai.

"Nara juga gak tau, tiba-tiba dia udah ada di kamar aku.Dan dia udah bius mereka."ucap Nara menunjuk teman-temannya menggunakan dagunya.

"Yaudah,kamu istirahat lagi ya.Biar Abang yang urus dia."ujar Galaksi lalu membantu Nara untuk berdiri.

Galaksi menggendong tubuh Nara,membuat Nara terkejut."Loh,mau kemana?"Bingung Nara saat Galaksi malah membawanya keluar dari kamar.

"Kamu tidur di kamar abang aja ya.Disini pasti sesak."ucap Galaksi.

Sesampainya di kamar Galaksi,ia membaringkan tubuh Nara di atas ranjangnya.Setelah itu menutup tubuh Nara menggunakan selimut.

"Kamu istirahat ya."ucap Galaksi.

"Iya.Abang hati-hati ya."ucap Nara di angguki Galaksi.

Galaksi mengecup kening Nara,setelah itu berlalu pergi.Galaksi menyeret tubuh Arzo keluar dari kamar Nara,membawanya ke suatu ruangan.

"Bangun kau!"Galaksi menendang-nendang tubuh Arzo,namun ia tak mendapat reaksi apapun.

"Ck,menyusahkan saja."Gumam Galaksi.

Galaksi mencoba untuk membangun kan Arzo dengan cara menyiramnya dengan air dingin,menjambak rambut nya,dan lain-lain.Kini Galaksi menyerah,ia sudah frustasi untuk membuat Arzo bangun.
Padahal dia sudah melakukan segala cara,tapi tetap saja hasilnya nol,Arzo sama sekali tak bergerak dari posisinya.

"Perasaan pukulan ku tadi tidak sekuat itu,apalagi sampai membuat orang ini tidak bangun."Monolog Galaksi.

Ia mengecek nadi Arzo,"Masih hidup."ucap Galaksi.

"Aih,apa aku harus membawa bajingan ini ke rumah sakit?Yang benar saja!"Gumamnya.

Melihat kondisi Arzo yang sangat memprihatinkan membuat Galaksi memutuskan untuk membawanya ke rumah sakit.Galaksi tidak mau jika sampai membuat nyawa anak orang melayang.
Meskipun sikap Arzo tadi sangat kurang ajar,namun Galaksi masih mempunyai hati nurani.





HALO EVERYONE
ADA YANG KANGEN AKU GAK NIH!?(⁠ ⁠´⁠◡⁠‿⁠ゝ⁠◡⁠'⁠)
Gimana sama part ini?
Oh iya,aku mau kasih tau satu hal.
Lucas itu udah meninggoy woi lah!༎ຶ⁠‿⁠༎ຶ
Coba kalian baca lagi di part 49,disitu lehernya udh ketusuk pisau sampe nembus loh.Yakali gak mati(⁠●⁠_⁠_⁠●⁠)
Oke, VOTE AND KOMEN!!!!!!!!
Jangan silent reader plisss(⁠༎ຶ⁠ ⁠෴⁠ ⁠༎ຶ⁠)

~see you ~

Transmigrasi Vira [END]Where stories live. Discover now