***

"Bro, kenapa tadi keliatan emosi banget lo pas debat? Calm, bro. Lo keliatan emosional banget." Lee menepuk bahu Kiel yang sekarang sedang berada di balik gedung aula kampus.

Kiel berdecak. Moodnya sedang tidak baik-baik saja saat ini. Moodnya benar benar kacau!

"Minum dulu gih!" Jaleo melemparkan sebotol air minum pada Kiel, yang di terim oleh pria itu.

"Lawan lo angkatan atas semua bro. Yang dari angkatan kita cuman lo. Ini ngelawan hukum alam kampus kita sih, hahaha!" Lee terkekeh setelahnya. "Atur emosi lo, jaga bicara lo dan sikap lo. Lawan debat lo hari ini bukan main-main."

"Ini semua gara-gara si upik abu." Geram Kiel. Dia benar benar kesal dengan perempuan itu sampai dengan hari ini.

"Hah? Upik abu?" Lee mendekatkan telinganya pada Kiel, takut salah dengar dengan apa yang dikatakan oleh pria itu.

"Ck! Gue butuh istirahat. Ruangan musik kosong kan?" Tanya Kiel, yang di angguki oleh Lee, anak band fakultas teknik.

"Gue pinjem ruangan, mo tidur bentar disana."

***

"Mami, Gaby udah siap.." Gaby mengetuk pintu kamar Mami Clara yang terbuka.

Kepala Mami Clara keluar, menyembul dari balik pintu, "eh? Mami tiba-tiba ada urusan nak. Kamu berangkat sama pak Seno ya?"

Gaby menggigit bibirnya, "t-tapi Gaby nggak pernah ke kampus.."

"Nanti Mami suruh Kiel ampiri kamu ya, sayang." Mami Clara memasang wajah melasnya karena tidak bisa menepati janjinya untuk mengantar Gaby daftar di universitas Therin.

"Maaf sayang.." Mami memberi tatapan sedih.

Gaby kemudian menganggukkan kepalanya dan bibirnya tersenyum lebar. "Iya gapapa Mami, Gaby bisa sendiri kok."

Mami Clara tersenyum lebar setelahnya, "nah, good! Nanti biar Mami suruh Kiel nemenin kamu keliling kampus juga ya."

"Eh? Tapi kan Gaby masih baru mau daftar, Mam. Emang, boleh?"

Mami Clara mengangguk dengan cepat. "Kakak kamu itu calon ketua BEM tau."

Gaby meringis mendengar Kiel dipanggil 'kakak kamu,' rasanya aneh dan terdengar asing di telinganya.

"Udah gapapa. Ayo berangkat sekarang, nanti keburu telat."

Gaby kemudian melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kanannya. "Oiya, Gaby berangkat dulu ya Mam. Terimakasih banyak!"

Setelah mendapat anggukan kepala dari Mami, Gaby langsung berlalu dan berjalan menuju pos satpam untuk memberi tau pak Seno bahwa pak Seno harus mengantarnya menuju Universitas Therin, tempat dimana Kiel kuliah.

Selama perjalanan menuju pos satpam, Kiel jadi teringat dengan perbincangannya kemarin bersama Mami di taman bunga milik Mami.

Flashback....

"Mami, sebelumnya Gaby minta maaf." Gaby menghampiri Mami yang sedang meminum teh hangat malam-malam di rumah kaca yang berada di samping rumahnya.

Suara denting cangkir terdengar saat Gaby menghampirinya. Wanita yang sedang mengamati bunga-bunganya di tengah malam dengan bantuan cahaya dari lampu taman itu menoleh pada Gaby.

"Duduk," perintah Mami Clara.

Gaby menuruti. Perempuan itu mendudukkan dirinya di kursi taman yang bersebelahan dengan posisi Mami Clara.

"Kenapa belum tidur?" Tanya wanita itu.

Gaby menautkan dua telunjuknya di atas paha. Ia harus mengatakan ini, harus.

Love Attack Where stories live. Discover now