²

1.7K 134 3
                                    

happy reading

💜

_________________________________________




taehyung bangun sedikit kesiangan, karena kejadian semalam yg membuatnya frustasi tanpa ada jawaban dari sang kekasih meski panggilan itu telah mencapai puluhan miscall.

buru² memakai jam tangannya dan mengambil tas kerjanya sebagai dosen melewati ruang makan begitu saja karena jam tidak berhenti untuk berdetak menuju menit dimana akan waktunya ia mengajar.

"sarapan dulu son" sapa sang appa membuat taehyung menghentikan langkah kakinya.

"sudah terlambat appa"

"tidak perlu takut"

decakan membuatnya menurut. entahlah hati dan pikirannya ingin sekali menolak namun tubuhnya seolah terhipnotis dan mengikuti semau ucapan sang appa.

"eomma sudah siapkan menu kesukaan kamu sayang"

"iya terimakasih eomma"

kedua orang tuanya tersenyum melihat taehyung yg memakan masakannya dengan lahap.

"bagaimana keputusanmu son?"

taehyung diam, ia mengambil tisue untuk ia usapkan pada bibirnya sebentar lalu menatap sang appa yg menunggu jawabannya.

"tidakkah terlalu buru² jika appa menannyakannya sekarang? tae butuh waktu untuk itu"

"kenapa? apa kau keberatan?"

"tae bisa memilih sendiri appa, tanpa harus dengan perjodohan seperti ini"

"siapa kekasihmu?"

diam, taehyung hanya diam. ia tidak bisa untuk menjawab. hingga membuat tuan kim tersenyum sinis. "kau tak memilikinya? oh ayolah son. appa hanya ingin melihatmu bahagia. di usiamu yg saat ini sudah matang"

"appa, tae akan pergi sudah terlambat untuk tae mengajar. permisi"

"sayang" cegah ny.kim

"aku tau eomma, tapi bisakah eomma jangan membahasnya? tae perlu waktu untuk itu semua. tidak gampang menerima jika hati tae belum siap"

setelah berbicara seperti itu, taehyung langsung pergi begitu saja.

~•~


saat berjalan tergesa dengan melihat jam tangan yg melingkar di pergelangannya dan yg satu berlarian terburu karena ada yg harus ia selesaikan secepatnya.

bruk

Salah satunya terjatuh akibat tabrakan yg tak sengaja itu.
meringis sakit namun netranya melirik arah sepatu seorang yg telihat seorang dosen dengan segera ia bangkit dan menundukkan kepalanya tanpa melihat siapa lawan tabraknya.

"maaf saem"

"sayang"

perlahan kepala itu mendongak ke atas ketika mendengar panggilan yg sudah pasti kekasihnya.

"hyung?"

"apa yg terjadi?"

sadar dengan tatapan itu yg mengarah pada genggaman kertas yg ia bawa lantas dengan segera ia remas dan masukkan kedalam ransel sebelum cegahan tangannya membuat terhenti.

backstreetDove le storie prendono vita. Scoprilo ora