21.

1.1K 60 2
                                    


Bantu share cerita ini dong! 

🌵🌵🌵

—Hari 02—

“Gue rindu lu, Vina!” teriak Galvin didalam kamar miliknya. 

Saat ini Galvin memang berada didalam kamar. Tidak sekolah dengan beralasan sakit. Padahal jika Galvin boleh jujur, dirinya belum siap melihat kemesraan Vina dan Andra atau Reno, nanti. Tidak bohong juga, kan? Toh Galvin memang sakit, tapi hatinya yang sakit!

Rumahnya memang sepi. Sudah tidak aneh lagi, Mamahnya pulang satu minggu bahkan satu bulan sekali. Iya, alasannya hanya satu, yaitu pekerjaan! Dan Galvin tidak mempermasalahkannya. Toh mau denga cara apapun Galvin tidak bisa melarangnya.

Kamar yang berantakan akibat ulahnya, rambut acak-acakan plus dengan lampu yang tidak menyala membuat seorang Gavin merasa nyaman. Biarkan dulu dia seperti saat ini, karena nanti saat dirinya dihadapan Vina, Galvin harus bersih dan segar.

“Kapan lu kayak dulu lagi, Vina? Gue kangen lu!” lirihnya menatap foto yang berada di dalam genggamannya. 

(Ilustrasi foto Galvin dan Vina, dulu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(Ilustrasi foto Galvin dan Vina, dulu.)

Galvin menggenggam erat foto itu. Menyesal dan menyesal yang bisa Galvin rasakan saat ini. Hatinya sakit mengingat se–berapa dekat dirinya dulu dengan gadis itu. Namun kini? Jangankan dekat, bertanya saja enggan Vina padanya.

“Gue bodoh banget, ya?” gumamnya. 

Melihat ke–sisi kiri, disana ada satu bungkus Rokok yang masih utuh. Sudah sejak lama Galvin tidak menghisap benda itu. Tapi untuk kali ini, Galvin ingin mencobanya, lagi.

Mengambil rokok itu dan langsung menghisapnya saat sudah dinyalakan. Menghirup asapnya dan dikeluarkan secara perlahan.

“Nikmat banget, ya? Kalau ketahuan Vina ngamuk dia!” gumamnya. Sedetik kemudian tatapannya kembali sendu. “Ngamuk nggak, ya? Emang dia masih peduli sama gue?” lanjutnya dengan lirih. 

Ada buliran bening yang jatuh dari pelupuk matanya. Ah sial! Lagi dan lagi airmatanya tumpah saat mengingat Vina! Tapi Galvin bisa apa? Galvin memang bodoh dan lemah! 

“Vina, gue kangen! Bisa gila gue lama-lama kek gini!”

🌵🌵🌵

Vina melangkahkan kakinya menuju pintu utama rumah. Rasanya hari ini penat sekali kepalanya. Kenapa sih pelajaran harus se–susah itu?

GALVINA (End)Where stories live. Discover now