09. Cemburu?

1.7K 68 1
                                    

🌱🌱🌱

•••

Setengah jam perjalanan dan akhirnya Vina dan Andra sampai di gedung sekolah tempat mereka menimba ilmu. 

Vina turun dari motor Andra dengan sangat mudah, toh Vina sudah biasa menaiki motor gede, ya pastinya milik Galvin, tapi... Itu dulu.   Jangan tanyakan kenapa motor Andra bisa kembali pagi ini padahal kemarin sore motor itu dia tinggal didepan toko buku, sangat mudah untuk Andra menyuruh orang agar mengantar motor kesayangannya dengan selamat dan tepat waktu! 

“Akhirnya sampe juga!” seru Vina setelah turun dari motor Andra. 

Tatapan demi tatapan kini menyorot ke arah mereka. Namun Vina perduli apa?  Biarkan saja mereka menatap Vina, Vina tidak akan memperdulikan itu! 

Suka ya alhamdulillah, kalau nggak pun, Vina rugi apa? 

“Dek, inget kan drama yang Abang bilang, tadi?” tanya Andra menatap manik Vina dengan sorot mata yang terlihat serius. 

Vina menganggukan kepalanya. “Masa lupa sih” jawab Vina.

“Bagus!”

Mereka berjalan berdampingan menyusuri kolidor sekolah. Seolah pasangan yang barusaja jadian, Andra yang mengamit tangan Vina dan juga Vina yang sesekali bersandar dibahu Andra. Jangan berfikir macam-macam, Andra hanya menjalankan rencananya agar berjalan mulus se– mulus-mulusnya.  Kalian cukup do'akan saja semoga Andra tidak bablas, oke! 

Vina dan Andra sampai didepan kelas mereka, tangan Andra tak lepas dari tangan Vina. Biarlah mereka jadi bahan sorotan, Vina maupun Andra tidak perduli dan tidak mem–permasalahkannya. 

“Waw, pasangan baru nih kek nya!”

Seruan itu bukan dari Laras ataupun Galvin dan Sahabatnya, seruan itu berasal dari mulut Aldo sang ketua kelas. 

“Gila woy, anak baru udah jadian aja sama Vina!” timpal Leo yang tak lain jamet kelas.  Leo itu tidak buruk, bahkan wajahnya memenuhi syarat ketampanan. Tapi sikap dan sifatnya yang persis... Ya itulah.

Sedangkan Galvin, Deva, Agas, Laras dan Faisal kini menatap dengan tatapan berbeda ke arah mereka berdua. Iya berbeda,  Deva yang menatap acuh tak acuh seolah tak perduli. Agas yang menatap datar, Laras menatap penuh takjub, Faisal menatap dengan bibir mengerucut seolah memikirkan sesuatu yang entahlah, dan... Galvin dengan sorot tak suka! Ah iya kah?  Mungkin seperti itu.

Vina dan Andra berjalan masuk dengan santai. Vina mendudukan bokongnya dikursi tepat disamping Laras yang kini tengah menatapnya tanpa berkedip. 

“Napa, lu? Bengong ke Kadal!” ucap Vina memutar bola matanya malas. 

“Gue mimpi kagak sih ini? Lu serius sama Andra udah ...” ucap Laras menggantung kalimatnya. 

Seolah tahu maksud Laras, Vina menghela nafas kasar dan kembali menatap Laras yang kini cengo ditempatnya. “Kalau iya emang kenapa? Ada yang salah?” ucap Vina memberikan pertanyaan dengan suara sedikit lantang.  Ya pastinya sengaja, karena ada tujuannya! 

“Nggak papa kok. Kalian cocok, gue dukung seratus bahkan seribu persen.ucap Laras pada akhirnya dengan raut muka sumringah. 

GALVINA (End)Where stories live. Discover now