BERCERITA RASA

13 3 3
                                    

"Jangan bercanda, Pe. Kita sahabatan. Masa lo mau dilamar sama gua."

"Kali ini Gua juga serius, Vi. Gua capek sumpah kalau harus mulai dari awal sama orang yang nggak gua kenal," sahut Pelangi.

Pelangi menambahkan cerita tentang dirinya yang sudah beberapa kali menjadi korban keisengan para buaya. Dari menjadi pelampiasan laki - laki yang belum berdamai bersama masa lalu, menjadi korban PHP lagi, dan dijadikan selingkuhan oleh cowok yang mengaku masih single. Namun, nyatanya memiliki kekasih lain.

Pelangi mengisahkan dirinya yang tidak mudah jatuh hati dengan pria lain. Maka dari itu sedikit ragu jika harus menikah dengan seseorang yang belum ia kenal luar dan dalamnya.

Mendengar cerita Pelangi membuatku sedikit terhentak sampai bergumam dalam hati, "pelangi ini serius pengen dinikahin sama gua nih."

Aku bertanya kepada dia, "kenapa lo pengen dilamar sama gua yang baru saja patah hati dan belum sembuh dari masa lalu."

"Karena kita sudah lama kenal, saling tahu kelebihan sampai kekurangan, dan kita sudah saling kenal orang tua masing - masing. Lebih baik sama kamu lah. Soal hati bisa karena terbiasa bersama kok," jawabnya dengan intonasi suara yang lembut.

"Pe, Gua sebenernya masih belum siap untuk serius apalagi baru patah hati. Coba lo shalat istigharah, deh. Minta petunjuk sama Allah," jawabku kepadanya.

"Insya Allah. Kamu juga, Vi. Kita berdua minta petunjuk kepada-Nya sang pemberi jodoh yang terbaik."

Pelangi pun melanjutkan ceritanya soal pria yang akan mendekatinya. Bercerita soal apa yang ia ketahui dan apa yang ia khawatirkan jika menikah dengan orang yang baru dikenal luarnya saja.

Setelah bercerita panjang semua keluh - kesahnya. Ia malah bertanya kepadaku, "gimana soal kamu, Vi? Apa sudah move on?"

Aku yang sedang meminum es kopi pun tersedak mendengar pertanyaan dari Pelangi. Perlahan diam dahulu sebelum menjawab. Lalu ku jawab santai, "gimana mau tenang. Pas ke Jogja ketemu sama Adiknya Dinda dan ia menceritakan kronologi Dinda kenapa bisa dinikahkan dengan cowoknya?!"

Dia terkejut, "Hah?! Seriusan?" ia langsung bertanya kembali, "kok bisa ketemu?"

"Kampus dia jadi peserta lomba theater. Dani menjadi salah satu anggotanya. Dia bercerita jika Dinda ketahuan menggugurkan kandungan yang terjadi diluar pernikahan. Sampai akhirnya mereka baru bisa lamaran dikarenakan calon suaminya pulang dinas dari kedinasan luar kota, tetapi ada satu yang mengganggu pikiranku, Pe?"

"Apa yang mengganggu pikiranmu, vi?"

"Dapat tawaran job pernikahan dari teman sekolahnya Rey. Ternyata orang itu adalah calon suami dari Dinda. Berarti, tawaran job yang kami dapat adalah tawaran menjadi fotografer di nikahan Dinda dan Jack," ucapku lantang.

"Hah?! Waduh! Terus kamu terima apa tolak, vi?"

"Nggak tahu! Masih pikir - pikir. Kebetulan minta waktu seminggu untuk memikirkan ini. Menurut Pelangi gimana?"

"Terima aja. Nanti pas resepsi Aku datang. Jadi kita berdua naik ke pelaminan mereka untuk mengucapkan selamat kepada Dinda, Vi."

"Boleh juga tuh, berarti elo dateng, terus kita kesana berdua. Habis itu gua bisa lanjut sambil kerja, 'kan?!"

"Iya begitu. Vi," jawab Pelangi.

"Oke, gua telepon Rey, ya. Mau ceritain tentang masalah ini sama Rey."

Dinda mengangguk yang berarti setuju dengan perkataanku. Tanpa banyak basa - basi langsung saja menghubungi Rey untuk menceritakan soal masalah ini. Ternyata ia sangat setuju dengan saran yang diberikan oleh Pelangi.

"Pe, Rey setuju soal saran ini. Berarti lo boleh datang dan temani gua buat datang dipernikahan Adinda."

Kami pun mengalihkan obrolan dimana Dinda yang mengalihkan obrolan soal keluh - kesah yang dialami selama ini soal orang tua yang sudah meminta untuk menikah karena usia yang sudah memasuki 25. Bahkan bercerita sudah beberapa kali dijodohkan. Namun, selalu menolak karena ia sebenarnya menunggu seseorang untuk peka.

Aku pun mengangguk saja mendengarkan keluhan dari Pelangi tanpa merespon apa - apa secara berlebihan dikarenakan masih bingung sebenarnya siapa orang yang dia maksud.

Karena tanggapan yang terkesan hanya mendengarkan sampai membuat dia akhirnya meminta untuk pulang. Aku pun mengantarnya hingga selamat sampai di depan rumah. Kali ini orang tuanya tidak ada di depan rumah jadi aku tidak perlu untuk turun dari motor agar langsung menancap gas untuk pulang.

"Makasih ya untuk hari ini," ucap pelangi.

"Iya, gua balik dulu," sahutku.

"Hati - hati, vi," ujarnya sambil tersenyum. Tak lupa ia mengucapkan kata penutup, "kalau sudah di rumah, Kabarin."

"Terkadang Tuhan mematahkan hati untuk mendekatkan dengan orang yang harus didekati."
-lara Sandyakala-

Puisi Semoga Waktu Menjawab

Aku, dan kamu amat dekat
Berteman, melibatkan rasa tanpa terucap
Saat berdua, saling mendekat
Kata rindu terungkap dalam dekap

Inilah cerita kita dua sejoli
Menjalani pakai hati tanpa status pasti
Kala ramai menutupi ; saat berdua meleburkan hati
Saling meyakini, mengasihi, dalam tatapan penuh arti

Tak tahu sejak kapan seperti ini
Mengalir begitu saja seperti air di pegunungan
Berawal dari rasa tanpa balas hati
Berjalan seperti ini dengan lamban penuh kepastian

Sekarang kita saling tahu
Mencintai itu sederhana, hanya aku, dan kamu
Saling berbalas rasa, bukan kata tanpa aksi
Penuh kepercayaan, tanpa syarat basa-basi

Sekarang kita saling meyakini
Kita teman dekat, saling sayang pakai hati
Berjanji berdua tanpa kata penuh bukti

Perjalanan kita seakan saling menanti
Searah jarum waktu setiap detik perlahan tetapi pasti
Mencoba meminta dalam pekat malam tanpa saksi
Saling bertahan, saling menanti
Menanti jawaban pasti yang diyakini
Semoga waktu mengilhami

#day18
#tim2
#paradesolo

KHAVIOnde histórias criam vida. Descubra agora