56. You Shock Me

33.3K 5.2K 1.1K
                                    

4 tahun berlalu....

Seorang gadis yang sedang menunggu kelulusan wisuda pada suatu universitas berjalan dengan gunda menuju toilet kampus. Ia adalah Zeen Altheia Zheanna, gadis manis yang kini sudah menginjak usia 22 tahun itu termenung. Ia hampir saja menabrak orang yang lewat berlalu lalang. Tak ada sama sekali berkas cahaya yang dapat menerangi pikirannya yang kalut.

****

"Pak. Bapak bisa memeriksa perbaruan jadwal yang sudah saya buat ulang sesuai request yang bapak minta. Bisa di cek kembali," ujar seorang perempuan, sekretaris baru.

Laki-laki yang memiliki rahang tegas serta sorot mata yang tajam itu berbalik badan. Ia mengambil kertas yang diberikan padanya kemudian duduk di kursi untuk memeriksa jadwal itu. Ia mengangguk singkat kemudian mengembalikan pada sekretarisnya. "Udah sesuai," komentarnya.

Meja bertuliskan 'Damarez Arbyshaka Raja' itu terluhat gagah. Nama yang sudah banyak menggemparkan beberapa perusahaan ternama. Cowok itu mengeluarkan ponselnya, ia mengetikkan satu nomor dan menempelkan ponselnya di telinga. Ia berdecak ketika tak ada jawaban.

Pintu terbuka secara perlahan. Pandangan Damarez teralihkan pada seorang perempuan yang berjalan masuk dengan langkah lelah. Teya menenteng Tote bag berwarna pink pastel yang berisikan buku-buku kuliahnya. Gadis itu menghampiri Damarez yang kini menyambut untuk memeluknya.

"Kenapa, hm? Cape banget kayaknya..."

Teya mendesah pelan, ia melepaskan pelukan hangat itu kemudian menjatuhkan dirinya pada sofa yang tersedia disana. Damarez menggaruk kepala belakangnya, ia bingung memikirkan cara untuk memperbaiki mood pacarnya ini. Laki-laki berkumis tipis itu tertegun ketika Tey mencari-cari sesuatu dalam tasnya.

Ia memberikan suatu benda pipih kecil yang kemudian diterima oleh Damarez. Cowok itu melotot sempurna, ia memperhatikan sekali lagi berusaha mencerna baik-baik. "Positif. Aku hamil," ujar Teya dengan suara lirih. Air matanya menggenang di pelupuk matanya.

"S-serius? Anak aku?"

Teya langsung menyerngitkan dahinya. Ia bangun dari duduknga dengan terburu-buru. "Iya anak kamu lah! Masa anak satpam komplek aku?! Yang bener aja nanyanya!" sahutnya dengan galak.

Damarez terduduk di mejanya. Ia meletakkan tespack bergaris dua itu diatas meja. Laki-laki itu sedikit tersenyum namun dibalik itu ada kekhawatiran dalam hatinya. Ia kembali bangun, memeluk perempuan itu dengan erat. Memberikan semangat serta menyalurkan rasa sayangnya.

"Eyaa takut..." gumamnya. Terdengar suara tangisan yang cukup kencang hingga membuat Damarez semakin mengeratkan pelukannya.

"K-kamu nggak lari, kan? Kamu mau tanggung jawab kan?" tanyanya lagi.

Damarez mengangguk dengan mantap. "Tentu. Aku ayahnya anak di perut kamu, jadi aku yang tanggung jawab. Kita udah cukup umur buat menikah, nanti kita bicarakan dulu sama orang tua kamu."

Teya menggeleng dengan cepat. "Eyaa belum wisuda. Sebentar lagi wisuda, kampus gak boleh tau hal ini atau perjuangan aku empat tahun bakal sia-sia," ujarnya. Damarez mengangguk mengerti.

"Iya, sayang. Kita cari jadwal buat konsultasi ke dokter kandungan ya?"

Teya kembali menangis. Ia menjatuhkan kepalanya pada dada bidang pacarnya itu. Ada penyesalan besar dalam dirinya ketika hal ini sudah terjadi. "Aku belum siap jadi ibu. Gimana kalau aku gak bisa ngurus anak kita nanti?" tanyanya. "Kita ciptain dia harusnya bukan untuk dia menyesal," gumam Teya.

DAMAREZ (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang