13. sekolah

74.6K 14K 9.7K
                                    

"Kak Ajaa, Eya mau anak"
-Teya

13. Sekolah

Damarez memarkirkan kembali motornya di area belakang sekolah. Matanya mengawasi sekitar memastikan keadaan aman. Suasana sekolah sangat gelap, Damarez berjalan santai melewati lorong lorong yang gelap itu. Ia membuka ponselnya, satu tangannya masuk ke dalam saku hoodie hitan yang ia kenakan.

Bruk....

Damarez berbalik badan ketika mendengar suara sesuatu yang terjatuh. Ia mengedarkan pandangannya, Damarez menyalakan senter dan kembali memeriksa daerah yang gelap didekat UKS sekolahnya.

"Sekolah gede gini pelit banget sama lampu," gerutunya.

Damarez menghampiri seseorang yang tengah lesehan di tanah akibat terjatuh. Ia mendekati perempuan itu.

"Mel?" panggilnya.

Gadis itu menoleh, ia meringis memegangi merasakan tangannya perih dan panas akibat terbentur dan bergesekan dengan tanah. Damela mengangkat wajahnya.

"Rez?" ia menjulurkan tangannya kearah Damarez, agar Damarez membantunya berdiri.

Damarez berjongkok didepan gadis itu. Ia menyentuh luka di tangan Damela. "Ngapain masih diluar?" tanya Damarez.

"Tadi gue ke toilet tuh, jalannya gak keliatan ternyata ada batu," adunya pada Damarez.

"Lo bodoh!" celetuk Damarez namun ia tertawa setelah mengatakan itu.

"Ya kan gue gak liat jalannya!" Damela berusaha bangun dari duduknya.

"Lo mau gue nyalahin jalan?"

"Duhh pantat gue sakit banget," keluhnya mengusap bekas tanah yang menempel di celananya.

"Sini, naik," Damarez menundukkan badannya, ia menyuruh Damela naik ke punggung nya untuk digendong.

Dengan senang hati Damela melakukannya. Ia naik keatas punggung Damarez dan melingkarkan tangannya di leher laki laki itu. Damarez melangkahkan kakinya menuju UKS yang lampunya masih menyala terang.

Damarez menurunkan Damela didekat kursi, di ranjang ranjang UKS ada beberapa guru pengawas yang tertidur disana. Damarez memperhatikan obat obat yang ada di lemari, ia mengambil kapas serta alkohol.

"Gak usah pake alkohol ah! Sakit!!" Damela merebut botol alkohol itu dari tangan Damarez. Damarez menghindar, ia meninggikan posisi botol itu hingga Damela tak mencapainya.

Damela menjinjitkan kakinya untuk berhasil meraih botol alkohol ditangan Damarez. Damela tertawa kecil ketika Damarez meledeknya karena tinggi badannya yang lebih pendek. Damarez memundurkan langkahnya menjauh, Damela terus mendekat kearahnya, "Siniin Rez! Gue obatin sendiri aja," ujar Damela.

Damela menarik baju Damarez, berusaha agar Damarez mau diam. Damarez terlalu asik menggoda gadis dihadapannya hingga ia tak sadar jika ujung tumitnya telah menyentuh sofa. Ketika Damarez menengok kebelakang, tubuhnya hilang keseimbangan. Damarez terhuyung kebelakang bersamaan dengan Damela yang menimpa badannya.

"Awshh..." Damarez meringis ketika punggungnya terhantub dengan sandaran sofa.

"Rez..." Damela nampak linglung sekejap.

DAMAREZ (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang