25. Ujung tanduk

52.8K 10.1K 6.3K
                                    

I WANT 5K KOMENTAR. RATA RATA VIEWS 20K KAYAKNYA 5K KOMENTAR BISA🥰


"gimana kalo kita putus dan
gak bisa bareng bareng lagi?"
-Altheia

"find someone better than Damarez!"
-author

awowkwkw

•••••

Damarez membuka kancing baju seragamnya. Luka ditangannya kembali berdenyut ketika ia sudah berhenti beraktivitas. Saat bertarung tadi, rasa sakitnya seakan hilang atau dipending.

"Gila! Tembakan apa sih itu?!" keluh El. Kini ia memperhatikan kembali luka baru yang tercipta di lengannya.

"Lo cuma kegores, ini nih nancep!" ujar Yesa menunjuk Damarez.

"Ini masih luka terus kegores lagi ya sakit lah bego!" omel El. Ia menjitak kepala Yesa karena kesal dengan manusia ini.

Pintu UGD terbuka. Terdapat beberapa orang yang datang, Damarez melakukan tos ala laki laki pada salah seorang rekannya. Ia mengkode bahwa ia baik baik saja.

Diantara orang orang tinggi disana, terdapat kelinci kecil yang terlihat bingung ditengah tengah mereka. Ia sedang berusaha untuk menyelip dari badan badan besar mereka namun usahanya gagal. Teya terlihat mencolok diantara gerombolan jaket hitam, karena ia menggunakan outfit serba pastel.

"Tin tin! Eyaa mau lewat!" gumamnya. Tak ada yang mau berkutik darisana. Teya menekuk alisnya tanda kesal.

"Pada budeg...Eya disiniii!" ujarnya sembari mendongak namun tak ada yang mendengarkannya.

"Kakak kakak jelmaan badak, Eyaa mau lewat!" Ia bahkan mencolek colek punggung manusia didepannya. Orang itu memberikan jarak namun hanya sedikit.

Teya bahkan tak gentar sama sekali walaupun kini ia dikelilingi para laki laki yang badannya jauh lebih tinggi darinya. Teya tak takut sama sekali. Gak kayak kalian, mau ke warung liat cowok cowok banyak, malah balik lagi✌️.

Teya menyembulkan wajahnya ketika mendapatkan celah. Ia mendadakan tangannya pada Damarez ketika mata mereka bertemu. Damarez bahkan sampai tertawa melihat tingkah pacarnya itu.

Damarez bersiul untuk menarik perhatian Teya. Ia memanggil Teya untuk mendekat padanya. Ketika mendapatkan kode itu, semua orang diantara mereka memberikan jalan pada Teya. Teya sedikit hilang keseimbangan ketika pemuda yang ia tempeli malah bergeser, untungnya ia tak sampai jatuh.

Teya kembali berdiri tegak. Ia melemparkan dan memberikan tasnya yang berat itu pada seseorang disebelahnya. "Eyaa titip ya kak, berat. Hehe.." ujarnya, tengil. Pemuda itu tetap memegangi tas Teya walaupun ia sangat bingung dengan anak ini.

"Kak Ajaaa! Pake bajunyaa! Gak boleh gitu ih!" ujar Teya.

"Sttt...jangan ribut," kata Damarez memperingati.

"Kak Ajaaa!" ujarnya merengek. Damarez sudah mengira Teya akan menangis karena melihatnya dalam keadaan banyak darah di bagian lengan.

"Kenapa sayang?" ujarnya dengan lembut. Akibat nada yang kelewat lembut yang keluar dari mulut Damarez yang biasanya berteriak, membuat banyak orang berdehem dan pura pura batuk untuk menggoda mereka.

"Eyaa laper," sahutnya dengan polos.

Rasa excited nya langsung luntur karena jawaban Teya tak sesuai harapannya. "Kakak lagi sakit, dek," ujarnya sambil menatap mata cantik gadis dihadapannya.

"Keluar," perintahnya kepada seluruh manusia yang ada disini. Mereka sebenarnya masih menunggu tenaga kesehatan untuk datang kemari. Seluruh rekannya berbondong untuk keluar ruangan.

DAMAREZ (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang