50. I love all of your traits

57K 8.2K 2.9K
                                    

Mau tak tinggal 2 Minggu, mau pindah ke Altarel dulu yaaa. Ramein dulu yg ini! 🤩👋🏻

•••••

Teya menenteng tas nya dengan malas. Siang ini, pikirannya sangat mumet akibat ulangan harian semua pelajaran hari ini. Sangat menyebalkan. Ia sampai tak memiliki kekuatan untuk berbicara karena tak sempat makan sedari pagi. Pagi pagi ia bangun untuk belajar, ketika jam istirahat ia juga belajar dan hanya minum air. Gadis itu merasa perutnya sangat perih. Ia memaksakan dirinya untuk berjalan sampai ke kelas Zean. Ia tak membawa motor karena motornya sedang di perbaiki.

Ia menyender pada tembok karena kelas Zean belum diperbolehkan keluar. "Aww....makan aja dulu kali ya," gumamnya. Teya mengetikkan pesan untuk Zean memberitahu bahwa ia menunggu di kantin.

Gadis itu kembali menuruni tangga. Tas nya sangat berat, ia membawa buku lengkap dan jumlahnya sangat banyak. Teya berhasil mencapai gerbang belakang sekolah, ia menajamkan matanya melihat seseorang berdiri didepan mobilnya dengan kaca mata hitam yang dipasangkan di batang hidungnya. Ia mengerutkan alisnya melihat Damarez berdiri disana. Apa yang laki laki itu lakukan disini?

Ia masih terdiam disana dengan kebingungan. Damarez yang sudah menunggunya sedari tadi langsung menghampirinya. Cowok itu tak melepaskan kacamatanya. Ayolah! Semua orang disini memperhatikan mereka. Mereka pasti bisa menebak bahwa Damarez lebih tua darinya. Teya berdiri dengan kikuk karena pandangan orang orang. Apalagi porsi tubuh Damarez yang tegap dan tinggi membuat cowok itu semakin menjadi perhatian.

Teya berdecak dengan malas. Gerak tubuhnya terlihat lemas tak seperti biasanya. "Ngapain sih kesini....diliatin orang! Pulang sana.." usirnya. Ia sedikit mendorong dorong Damarez untuk pergi.

"Lo kenapa?" tanya nya. Ada kekhawatiran tersirat di wajah laki laki itu.

"Belum makan dari pagi."

"Goblok! Ngapain aja lo sampe nggak inget makan?"

Teya menatap julid pada Damarez. Apakah laki laki itu tak tahu kesibukannya belajar akibat ulangan 3 mata pelajaran? "Eyaa belajar tau! Ulangan semua pelajaran tadi! Bisa nggak marahnya di pending dulu?!" teriaknya namun tak cukup keras.

Damarez menyentil dahi gadis itu. Teya mengaduh secara refleks. Ia mengusap kepalanya. Gadis itu mendekatkan dirinya. Ia mengambil kesempatan lalu menyenderkan kepalanya pada dada bagian atas cowok itu. "Aduh...aku pusing banget," gumamnya sedikit melebih lebihkan.

Damarez merangkulnya kemudian mengusap lengan atasnya. Laki laki membawa Teya untuk memasuki mobilnya. Tentu saja Teya tak akan menolak karena ini adalah moment langka ketika Damarez tak marah marah padanya.

Mereka sudah ada di dalam mobil. Mobil Damarez memiliki kaca gelap sehingga tak terlihat dari arah luar. "Kenapa kesini lagi? Bukannya nggak suka ketemu sama Eyaa?" tanya nya. Gadis itu memainkan tangannya karena gugup.

"Kapan gue bilang gitu?"

Teya berdecih. "Setiap saat. Setiap saat kamu bilang gitu, mungkin nggak secara langsung tapi....ya pokoknya gitu deh!" ujarnya kemudian menatap keluar jendela.

Damarez menghela napasnya. Ia menengok kearah kiri. Ia menatap perempuan itu. Teya sangat cantik, ia tak bisa melepaskan pandangannya. Tangannya terulur untuk menyelipkan helaian rambut perempuan itu pada telinganya. Akibat perlakuan manis itu, Teya kembali dibuat bingung.

"Kasi gue waktu. Setiap perlakuan gue ke lo itu adalah hasil dari perdebatan hati sama pikiran gue. Kasi gue waktu biar bisa nyatuin itu," ujarnya dengan lembut.

Mata Teya berbinar. Ia merindukan sisi Damarez yang ini. Sudah lama ia tak pernah mendapatkan perlakuan manis itu. "Sampai kapan?"

Damarez kembali memperhatikan jalanan didepannya. "Sampe gue yakin. Sampe gue bisa ngeikhlasin semua kejadian di masa lalu. Jangan bilang gue terus terusan ngungkit itu, gue cuma belum bisa ngeikhlasin. Masih ada sedikit kecewa, masih ada sedikit marah. Biarin itu hilang dulu baru nanti kita mulai lagi."

DAMAREZ (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang