15

596 75 4
                                    

DLDR
HAPPY READING
.
.
.
.
.
.
.
    Lagi-lagi hari ini Hyungseok tidak hadir ke sekolah sama seperti minggu-minggu sebelumnya bahkan dengan alasan yang sama juga.

Dikarenakan ketidakhadiran Hyungseok, hari ini Zin hanya ingin tidur saja. Biasanya saat dia bosan dan aman tertidur, Hyungseok akan mengajaknya berbicara.

Melihat Haneul dan Mijin, Zin hanya menggeleng. Tidak mungkin dia ikut nimbrung percakapan kedua gadis itu, dia tidak akan mengerti apa yang mereka bicarakan.

Menoleh ke arah Jay, Zin kembali menggeleng. Zin juga tidak mungkin berbicara dengannya, hanya Hyungseok satu-satunya yang mengerti apa yang dikatakan siswa bersurai pirang itu.

Inilah yang Zin benci di hari-hari Hyungseok tidak hadir ke sekolah, tidak ada yang bisa dia ajak bicara.

Lama dia termenung, Zin kembali mengingat beberapa hari yang lalu.
.
.
.
.
.
Saat itu sore hari, Zin baru saja pulang dari sekolah. Hendak mampir sebentar di taman untuk duduk, dia tidak sengaja bertabrakan dengan seseorang yang sedang berlari. Keduanya jatuh terduduk karena tabrakan itu.

Sambil meringis karena sakit pada bokongnya, Zin pun dengan marah membentak orang di depannya yang juga dalam kondisi yang sama.

"Hei, kalau sedang jalan itu lihat ke depanmu. Jangan sampai menabrak orang. Kau ingin ku hajar hah?!" Berdiri di depan orang tersebut yang juga tampaknya marah.

"Kaulah yang seharusnya melihat. Jangan hanya berjalan di tengah begitu saja!"

Saling berhadapan kini mereka dapat melihat wajah satu sama lain. Zin terkejut karena orang di depannya sangat mirip dengan seorang temannya dimasa lalu.

"Kau? Yohan? Kau Seong Yohan ya?!" Dengan wajah terkejut, Zin menunjuk-nunjuk orang di depannya.

Yohan terlihat bingung sesaat hingga beberapa saat kemudian, dengan mata melebar dia menatap pemuda di depannya.

"Kau...kau Lee Jinsung? Kau Zin?"

Mereka saling melihat satu sama lain lalu mata Yohan beralih ke hari Zin yang masih menunjuknya.

"Hei, singkirkan jarimu itu. Tidak sopan menunjuk seperti itu kau tahu. Kau tidak pernah berubah ya Zin, masih anak yang tidak sopan"

Zin yang mendengar itu marah, dengan main-main dia meninju bahu Yohan.

"Hei, siapa yang kau bilang tidak sopan hah?" Setelahnya mereka berdua tertawa.

Di sore itu, dia orang yang saling berteman kembali bertemu secara kebetulan. Sembari makan malam di satu kedai, mereka berbincang banyak hal. Hal-hal apa saja yang sudah mereka lalui selama mereka terpisah. Bagaimana kehidupan mereka saat ini.

Yohan juga meminta maaf pada Zin atas perilakunya beberapa tahun yang lalu yang mengalahkan Zin di kejuaraan boxing dan saat dia menghilang setelahnya.

Saat mereka berdua berpisah malam itu, mereka berjanji akan saling menghubungi satu sama lain lagi.
.
.
.
.
.
Zin tersadar dari lamunannya saat bel istirahat berbunyi. Jay, Haneul dan Mijin menghampirinya, mengajak Zin ke kantin.

Kantin

Saat ini meja mereka dipenuhi percakapan  satu sama lain, hanya untuk Haneul, Mijin, Miru, Jay, Bumjae dan Jang Hyun sih. Sedangkan untuk Zin, Vasco dan Hobin, ketiga pemuda tersebut sibuk bertengkar tentang sesuatu. Yang lain hanya melihat, tidak ada niat untuk melerai sedikit pun. Mereka sangat muak melihat pertengkaran yang tidak ada habisnya dari ketiga pemuda tersebut.

"Oh iya, apakah kalian menonton berita kemarin malam?" Haneul bertanya pada Mijin dan Miru.

"Ya, aku melihatnya walau hanya sebentar. Karena itu sangat mengerikan, bahkan ayahku merasa ngeri melihatnya" Mijin menyahut yang juga diangguki oleh Miru.

Mysterious Where stories live. Discover now