13

594 97 8
                                    

DLDR
HAPPY READING
.
.
.
.
.
.
.

    Jonggun tidak menyangka bahwa sekretaris Yoon adalah paman Hyungseok. Selama ini Hyungseok tidak pernah mengatakan apa pun tentang pamannya selain bahwa pamannya itu bekerja disalah satu perusahaan terbesar di Korea. Pantas saja Hyungseok dengan mudah membelanjakan uangnya untuk membeli barang-barang yang dia inginkan.

Sekretaris Yoon menghampiri mereka, memeluk pundak Hyungseok dengan akrab sambil tersenyum lalu membisikkan sesuatu ke telinga Hyungseok yang membuat Hyungseok tersenyum.

Jonggun, Junggo dan DG yang melihat itu terkejut. Seingat mereka sekretaris Yoon bukan tipe orang yang suka menunjukkan perasaannya secara terbuka di depan umum, terlebih mereka tidak tahu sekretaris Yoon mempunyai keponakan.

Walau Jonggun, Junggo dan DG berasal dari perusahaan yang dapat dikatakan bersaing dengan ZL Group tetapi mereka lumayan dekat dengan sekretaris Yoon. Apalagi saat ayah Crystal baru saja merintis usahanya di dunia perbisnisan seperti sekarang.

Sekretaris Yoon adalah orang yang sangat menghormati dan menghargai orang lain bahkan jika mereka adalah saingannya.

Sekretaris Yoon mengalihkan pandangannya pada ketiga pemuda yang masih diam.

"Park Jonggun-ssi, Kim Junggo-ssi, dan Kang Dagyeom-ssi. Selamat malam" sambil menganggukkan kepalanya pada mereka bertiga, sekretaris Yoon menyapa.

Tersadar, mereka pun membalas sapaan itu, "Selamat malam juga, sekretaris Yoon"

Masih belum melepaskan tangannya dari merangkul bahu Hyungseok, sekretaris Yoon bertanya, "Aku bisa memikirkan alasan kenapa Dagyeom-ssi ada disini, tetapi apa alasan kalian berdua berada di sini sekarang?"

Jonggun lah yang menjawab pertanyaan itu, "Ah, aku dan Junggo di sini untuk menemani Crystal. Tadi aku tidak sengaja melihat Hyungseok jadi aku menghampirinya untuk menanyakan keadaannya, karena kami tidak bertemu belakangan ini"

Sekretaris Yoon nampak mengangguk mendengar itu lalu dengan sebelah alisnya terangkat dia melihat ke arah Hyungseok, lalu bertanya kembali, "Kau mengenal Hyungseok?"

"Iya, kami bertemu beberapa bulan yang lalu di festival sekolah Hyungseok. Setelah itu kami bertukar nomor dan saling berhubungan hingga sekarang"

Sekretaris Yoon mengangguk kembali setelah itu dia diam, tidak berniat untuk melanjutkan percakapan.

DG yang merasakan keheningan yang canggung, berinisiatif untuk sedikit berbasa-basi dengan sekretaris Yoon.

"Sekretaris Yoon bagaimana kabarmu? Sudah lama kita tidak bertemu, bukan? Kudengar kau baru saja dipindahtugaskan belakangan ini. Bagaimana jika kita pergi minum kopi dan berbincang sedikit lain kali bertemu?" Dengan senyuman yang dapat membuat kaum wanita terpesona, DG bertanya pada sekretaris Yoon.

"Baiklah, kenapa tidak?"

Setelah itu Hyungseok melanjutkan perbincangannya dengan ketiga pemuda tersebut sementara sekretaris Yoon hanya mendengarkan, tidak melepaskan rangkulannya pada bahu Hyungseok sedetik pun. Hyungseok juga nampak menyandarkan kepalanya pada dada sekretaris Yoon dengan nyaman.

Sudah lewat tengah malam saat para undangan pulang termasuk Hyungseok yang berpamitan pada  Jonggun, Junggo, DG dan juga Crystal yang bertemu dengan mereka di pintu keluar.
.
.
.
.
.
Seongeun adalah yang pertama berjalan keluar dari hotel, diikuti oleh Vivi yang dikawal oleh Shaorung, Soma Mitsuki yang ditemani oleh 4 eksekutif afiliasi ke - 2 bertopeng yang diketahui oleh Seongeun adalah Nomen, Daruma, dan Hyottoko. Lalu terakhir ada Yoojin yang didampingi oleh Mandeok dan VVIP yang tidak Seongeun ketahui namanya dan juga Hangeyul.

Saat Seongeun akan berjalan ke parkiran dia melihat 2 orang yang juga berjalan menuju parkiran, baru saja keluar dari hotel yang sama dengannya. Dia terkejut saat menyadari bahwa pria paruh baya yang berjalan dibelakang pemuda mungil itu adalah sekretaris Yoon. Seongeun tentu mengenal sekretaris Yoon, siapa coba tidak mengetahui sekretaris Yoon bahkan banyak khalayak umum mengenalnya.

Saat mengalihkan pandangannya pada pemuda mungil yang berjalan di depan sekretaris Yoon, Seongeun merasa jantungnya berhenti sesaat diikuti oleh napasnya yang tersendat sesaat kemudian jantungnya kembali berdebar kencang dengan ritme yang tidak normal.

Seongeun merasa bahwa dia baru saja melihat ciptaan Tuhan paling indah selama hidupnya. Bersamaan dengan rasa terpesona itu muncul rasa posesif ingin memiliki dihatinya.

Yang lain sudah menyusul Seongeun, kini mereka semua ada di parkiran yang terbilang sepi. Sama dengan reaksi Seongeun, mereka juga merasa terpesona melihat pemuda tersebut.

Yoojin berdiri disamping mobilnya, Mandeok, VVIP dan Hangeyul berdiri dibelakangnya.

Dengan rasa posesif yang sama Yoojin juga ingin memiliki pemuda mungil dan manis tersebut. Melihat sekretaris Yoon yang berjalan dibelakang pemuda itu membuat Yoojin tambah tertarik dengannya.

'Menarik, sepertinya dia memiliki hubungan yang dekat dengan sekretaris Yoon. Jika aku memilikinya aku juga akan dekat dengan sekretaris Yoon, otomatis perusahaanku juga akan diuntungkan' Dengan senyuman terpatri dibibirnya Yoojin mulai memikirkan rencana untuk memiliki pemuda mungil dan manis itu.

Disaat yang bersamaan juga, Nomen dan Shaorung bahkan Hangeyul merasakan rasa yang sama dengan mereka yang terpesona dengan pemuda tersebut.

'Neko, sepertinya setelah ini aku tidak akan mengejarmu lagi. Sepertinya aku sudah menemukan malaikatku' dengan senyuman yang tersembunyi dibalik topengnya, Nomen memandangi pemuda itu.

'Nona Vivi, aku jadi merasa mengkhianatimu. Maafkan aku tapi hatiku berkata ingin memiliki pemuda itu' Shaorung merasa bersalah karena menaruh perasaan secara tiba-tiba pada seseorang yang dilihatnya dari jauh.

Dan tanpa Hyungseok sadari dia telah menarik perhatian beberapa orang berbahaya, lagi.












TBC
Sorry for typo
Kritik dan saran diterima, silahkan komen

Maaf ya guys telat up-nya juga kalo chapter kali ini pendek banget.
Kalo ceritanya boring maaf ya, udah mau masuk ke pertengahan cerita sih jadi ditunggu aja ya

Mysterious Where stories live. Discover now