5

903 119 2
                                    

DLDR
HAPPY READING
.
.
.
.
.
.
.
       Mereka semua berjalan dalam diam. Rumah Hyungseok memang tidak begitu jauh dari minimarket, mungkin sekitar 10 menit berjalan kaki.

Vasco yang menggendong Hyungseok berjalan di depan. Dia hampir berlari jika tidak mengingat bahwa Hyungseok ada di gendongannya saat ini.

Mereka semua dilanda khawatir akan keadaan Hyungseok yang tidak ingin dibawa ke rumah sakit.

Apakah Hyungseok akan baik-baik saja?

Kenapa bisa keadaannya menjadi seperti ini?

Pertanyaan yang mereka suarakan dalam benak masing-masing tidak terjawab.

Tanpa mereka sadari, mereka sudah berada di depan rumah Hyungseok. Suara Hyungseok lah yang menyadarkan mereka.

"Berhenti disini. Itu rumahku" Hyungseok menunjuk dengan dagunya.

Mereka berhenti di depan gerbang sebuah rumah berwarna putih yang cukup besar.

"Buka saja, gerbangnya tidak terkunci"

Bumjae berjalan mendahului Vasco lalu membuka gerbang rumah, setelah semua orang masuk dia langsung menutup kembali gerbangnya.

"Kunci pintunya ada di saku blazerku"

Bumjae kembali maju, dia meraba sebentar saku blazer Hyungseok setelah menemukan kuncinya dia langsung membuka pintu.

'Sadarlah Bumjae. Dia sedang tidak baik-baik saja, bisa-bisanya kau berpikiran yang aneh-aneh' Bumjae memarahi dirinya sendiri.

Saat memasuki rumah, mereka disambut dengan kegelapan. Mijin yang tepat berada di samping saklar langsung menyalakan lampu.

"Turunkan aku di sofa ruang tamu" Hyungseok bergumam cukup pelan pada Vasco.

Setelah menurunkan Hyungseok pada sofa, dia dengan sigap mengambil selimut yang ada di sandaran sofa lalu menyelimuti Hyungseok dengan itu.

"Apakah kau memiliki kotak P3K Hyungseok?" Mijin langsung bertanya, tidak ingin berlama-lama dengan keadaan Hyungseok saat ini.

"Ada di kamar mandi di sebelah tangga menuju ke atas" Hyungseok menjawab sambil menutup matanya. Zin yang melihat Hyungseok menutup matanya langsung panik.

"Hyungseok, jangan tutup matamu" Zin dengan panik duduk di lantai sebelah kepala Hyungseok, dia menaruh tangannya pada dahi Hyungseok lalu mengelus pelan mencoba membuat Hyungseok membuka matanya kembali.

Saat Hyungseok kembali membuka matanya, Zin menghela nafas lega. Hyungseok memiringkan kepalanya keatas melihat Bumjae.

"Sebenarnya aku ingin minta tolong Bumjae" Hyungseok bersuara setelah mendapatkan perhatian Bumjae.

"Ada apa Hyungseok-ah?" Tanpa sadar panggilan akrab itu keluar dari mulut Bumjae.

'Aduh Bumjae, ini bukan saatnya'

Hyungseok entah tidak mendengar atau dia memang tidak peduli hanya menjawab Bumjae, "Bisakah kau pergi ke dapur, lalu buka kulkas ambil satu tas yang tertera namaku di dalamnya"

Bumjae mengangguk lalu pergi ke dapur meninggalkan 5 orang itu di ruang tamu.

Hyungseok mengalihkan kembali pandangannya ke kiri, hampir tidak bisa melihat Jay dan Vasco yang berdiri di sana karena terhalang oleh sandaran sofa.

Dengan suara lembut dan pelan Hyungseok memanggil kedua orang itu.

"Vasco, Jay duduklah dulu. Jangan hanya berdiri di sana kalian pasti lelah kan, terutama Vasco. Terimakasih ya Vasco telah menggendongku tadi"

Mysterious Where stories live. Discover now