Doaku masih sama. Semoga kamu baik-baik saja.
Banyak terima kasih untuk yang masih mendukung cerita ini.
Mohon maaf jika cerita ini tidak selalu memuaskan keinginanmu.
Beri cerita ini cinta yang banyak.
Selamat membaca!
:)_________________________________________
"Jangan! Aku mohon." Sadar telah kembali terseret ke dalam alur yang sama, Judith segera berlutut. Rona basah, mata merah, fisik dan psikis lelah.
Sebagai jawaban, Kama menggendong istrinya. Bukan adegan romantis yang kalian harapan. Kaki jenjang itu membuat langkah panjang menuju kotak besi besar yang terbuka.
"Aku mohon, Kama." Suara tangisnya mampu bersaing dengan gemuruh hujan di luar sana. Judith meronta.
"Bersabarlah sedikit. Ini nggak lama." Kama mengecup tergesa puncak kepala wanita itu. Sebuah kecupan harusnya terasa hangat, bukan sebaliknya.
Belum juga masuk ke dalam kotak besi besar itu, sudah terasa suhunya. Kulit meradang ketika bersentuhan dengan air dingin penuh balok es. Upaya terakhir dilakukan Judith untuk meloloskan diri, sebelum tangan dirantai.
________________________________________
15.1•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
°Kerja bagus!
Untuk semangat yang tidak punah,
walaupun melalui semua
dengan tidak terhitung lagi
seberapa lelah.INI selalu terjadi, tidak lama setelah Kama menemukan kerutan halus dan masalah kulit lain yang wajar untuk wanita seusia Judith. Berlangsung sekitar 30 hingga 45 menit.
YOU ARE READING
1%
Teen FictionBarangkali dari jauh jalanan panjang itu terlihat mulus. Ketika dilewati ternyata berbeda dari perkiraan. Kamu terpeleset karena licin, lalu berusaha untuk berdiri lagi. Kamu terperosok ke dalam lubang, lalu merangkak naik. Kamu belajar dan kehidupa...