BAB 32

37 1 0
                                    

PENUH DENGAN KEJUTAN

💜
💜
💜

Keesokan paginya aku terbangun oleh suara ketukan pintu kamarku. Dengan menguap, aku duduk lebih tegak di tempat tidur. Menggosok mataku, aku melihat sekeliling ruangan untuk menyadari bahwa aku berada di tempat yang asing.

Pikiranku terganggu oleh ketukan lain, dan suara pintu terbuka membuat jantungku berdebar kencang. Detak jantungku menjadi tenang begitu aku melihat Jimin muncul dari balik pintu senyum indah di wajahnya, yang berubah menjadi seringai nakal bersiul rendah.

"Kamu terlihat seksi dengan rambut malammu yang liar. Aku suka tampilannya. Dan bajuku terlihat lebih bagus untukmu,"

Jimin mengedipkan mata. Mataku terbelalak saat kejadian semalam muncul di pikiranku. wajah dan leherku saat aku menyadari bahwa kakiku telanjang dan aku hanya mengenakan kaus hitam yang mencapai paha atasku. Tidak heran mengapa aku merasa sakit dan nyeri di bawah sana.

"K-kau... aku..."

aku tergagap, tak mampu membentuk kalimat semuanya begitu tak terduga dan luar biasa. Hormon dan emosiku telah mengambil alih tubuhku tadi malam dan membuatku melakukan sesuatu yang tidak pernah kupikirkan akan kulakukan dengan Jimin. Tetapi dengan Jimin mengatakan bahwa dia menyukaiku, itu semua sangat nyata. Dan aku tidak menyesalinya. Tapi tetap saja, aku tersipu dan terlihat seperti tomat di depan Jimin.

"Apa yang kamu coba katakan, chagiya?"

Kata chagiya yang keluar dari bibirnya membuat wajahku lebih memerah,Pintu terbuka lebar dan dia bersandar ke dinding, lengannya terlipat di dada, otot lengannya mengencang pada lengan kemeja yang ia pakai. Aku mengalihkan pandanganku, melihat ke mana pun kecuali dia.

"Aku... uh... Tidak ada.."
Aku meremas ujung kaosku dengan gugup

"Yah, kalau begitu, aku harus bilang..."

Jimin terdiam. Aku mendongak untuk melihatnya berjalan ke arahku. Jantungku berdetak sedikit lebih cepat saat aku mundur selangkah, menyamai langkahnya.
Kilatan nakal kembali terpancar di matanya yang gelap, senyum indah namun mematikan di bibirnya yang montok, Aku ingat dengan bagaimana bibirnya yang lembut terasa di bibirku, ciumannya sangat memabukkan.

Tiba tiba kakiku membentur tempat tidur dan aku jatuh ke tempat tidur dengan bunyi gedebuk, kaos Jimin yang aku pakai naik ke pahaku.
Jimin melayang di atas tubuhku, berat badannya ditopang oleh tangannya di kedua sisi bahuku. Wajahnya sangat dekat, terlalu dekat. Dan aku berharap dia tidak bisa mencium bau napas pagiku karena itu akan menjadi bencana yang memalukan.

Aku menatap langsung ke matanya yang misterius. Penjaga yang dulunya sangat tinggi sekarang jauh lebih rendah dan itu membuatku
sangat senang dia membiarkan aku melihat Jimin yang nyata dan rentan yang sangat berlawanan dengan Jimin yang dingin dan sombong.

Napasku tercekat di paru-paruku saat dia menundukkan wajahnya dan memberikan ciuman yang sangat ringan dan lembut di ujung hidungku. Mataku terpejam.
Tak lama kemudian, bibirnya yang hangat dan lembut bergerak ke rahangku, membuat perutku jungkir balik dan genggaman yang dalam dan nikmat itu muncul lagi di perutku. Dari rahangku, bibirnya bergerak ke leherku, perlahan dan sensual, membuatku mengepalkan tinjuku di kedua sisi. Setiap ciuman lebih ringan dari yang sebelumnya,

 Setiap ciuman lebih ringan dari yang sebelumnya,

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.
ADDICTED ROMANCE PJM (BTS) 🔞 (Baru) Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin