BAB 29 🔞

123 5 0
                                    

"Haiishh,..shiball,..??

Jimin mengutuk dan Aku ingin menertawakan wajahnya yang gelisah,. Langit menjadi gelap dan mulai hujan ,hujan sangat deras hingga sulit untuk melihat jalan dengan jelas, dan masih ada satu jam lagi sampai kami tiba di resort.

"Jiminaa..?"

Dia melirikku, alisnya berkerut dalam kekhawatiran.

" nee,..?? "

"Kurasa mungkin kita bisa beristirhat di suatu tempat? Hujannya terlalu deras."

Aku melihat ke luar jendela untuk melihat hujan yang semakin deras dan kembali menatapnya

"Mungkin kita harus berhenti."

"Kurasa juga begitu. Tapi kita tidak bisa berhenti di tengah jalan. Kita harus mencari pom bensin atau motel.

"Lihat,"

Aku mengarahkan jariku ke Sebuah papan dengan lampu neon terlihat dari kejauhan. Meskipun, penglihatan ku kabur karena hujan, Aku masih bisa melihat cahaya merah muda dan hijau yang redup.

"Sebuah motel,"

Jimin menyuarakan pikiranku.Dia memutar kemudi menuju motel. Saat mobil berhenti di depan gedung, Aku melihat melalui jendela membaca neon bertuliskan nama motel dengan lampu M berkedip-kedip. Bangunan itu tampak usang dan tua, mengingat tangga kayu yang rusak di depan pintu utama. Beberapa sepeda diparkir di luar.
Jimin mungkin memperhatikanku melihat ke gedung itu.

"Motel itu tampak tua dan sangat...uh..."

"Tak bermutu?"

Dia mengangguk setuju dengan ku

" Tapi itu satu-satunya tempat bagi kita untuk berteduh saat ini."

Aku mengangguk ragu. Aku tidak pernah tinggal di motel, dan aku tidak begitu yakin untuk tinggal di sini,aku juga tidak tahu berapa lama hujan akan berhenti. Tanpa basa-basi lagi, kami turun dari mobil. hujan membasahi seluruh tubuh Dan pakaianku aku menggigil kedinginan sampai Gigiku mulai bergemeletuk .

"Kajah hyujinaa,.!?,"

Aku mengangguk berjalan cepat dan menaiki tangga yang berderit. setelah memasuki gedung, Aku masih menggigil kedinginan Aku melingkarkan lenganku dan menggosok lenganku untuk mendapatkan kehangatan, tapi usaha itu sia-sia.

Jimin juga terlihat kedinginan. Hidungnya memerah, Kami berjalan ke konter di mana seorang pria botak dengan perut buncit berdiri, memainkan sesuatu di teleponnya .

"Annyeong,..!!,"

Jimin berusaha menarik perhatian pria itu.
Pria itu mendongak dan seringai menyebar di wajahnya, menunjukkan giginya yang tidak rata. Rasa dingin menjalari tulang punggungku saat dia menatapku dari ujung kepala sampai ujung kaki. Aku berdiri sedikit lebih dekat dengan Jimin. Dia pasti menyadari bahwa aku merasa tidak nyaman, lengannya melingkari pinggangku menarikku sedikit lebih dekat dengannya. Meskipun aku tidak mau mengakuinya, sentuhannya membuatku merasa aman.

"Kwenchana..?"

Aku mengangguk.
"Nee kwenchana,cepat lah jiminaa..!!"

"Ada yang bisa saya bantu?"

Pria itu akhirnya bertanya.

"Kami ingin kamar untuk bermalam,"

"Kurasa tidak ada kamar kosong saat ini,"

kata pria itu sambil mengangkat alis.
Jimin memutar matanya dan meraih dompetnya, mengeluarkan beberapa lembar uang dolar. Pria itu memandang uang itu seolah-olah itu adalah hal yang paling sempurna di dunia kemudian, mengangguk.

ADDICTED ROMANCE PJM (BTS) 🔞 (Baru) Where stories live. Discover now