Transmigrasi Vira || 51

Start bij het begin
                                    

"Do you think I'm overreacting to him?"tanya pria itu pada asistennya_George.
[Apakah menurutmu sikapku terlalu berlebihan padanya?]

"Sorry if I'm being presumptuous sir, I think your attitude is a bit too restrictive miss."jawab George dengan hati-hati.
[Maaf jika saya lancang tuan,saya rasa sikap anda memang sedikit mengekang nona.]

Pria itu diam.Benarkah yang di ucapkan asisten nya itu?Namun ia merasa bahwa sikap yang ia tunjukkan pada adiknya itu baik.Ia melakukan semua itu juga demi kebaikan adiknya.

"Have you made flight arrangements?"
[Kau sudah menyiapkan penerbangan?]

"Yes, sir. We will go to the airport in two hours."
[Sudah,tuan.Dua jam lagi kita akan ke Bandara.]

"I'm here, my sweet sister."gumam pria itu.
[Aku datang,adik ku yang manis.]

*****

"Ude!tolong aku ude!"teriak Nara histeris.

"Woi! ngapain Lo di sono anjing!?"tanya Kania menatap ke atas pohon,dimana Nara berada.

Nara bergidik ngeri,saat dua hewan yang menjijikkan itu perlahan merayap ke arahnya.Lagi-lagi,Nara di hadapkan dengan hewan yang ia benci.Yah, apalagi jika bukan ulat.

Beberapa waktu yang lalu,Nara sedang memetik buah mangga dan memakannya di atas pohonnya secara langsung.Namun secara tiba-tiba ada ulat yang muncul dari bawah,dan sebelah kirinya.Tentu saja itu membuat Nara panik.

Sebenarnya Nara bisa saja langsung melompat ke bawah,namun kakinya sudah dibuat lemas hanya karena dua hewan itu.
Apalagi saat ingatannya menerawang jauh ke beberapa waktu yang lalu.Dimana badannya yang dikerumuni banyak ulat,sampai membuatnya menjadi trauma.

"Lompat aja kebawah ege!"pekik Lisa.

"Gabisa,gue-Huek!"Nara membekap mulutnya yang ingin mengeluarkan cairan.

"Lompat woi!lompat!kita tangkap!"ujar Hilda.

"Nara! woi!cepet lompat!"sambung Khansa.

Melihat ulat-ulat itu membuatnya mual.Apalagi ulat itu berwarna hitam dan berbulu.Nara yang melihat hewan itu semakin mendekat pun pasrah,ia langsung melompat ke bawah dan memejamkan matanya.Pohon mangga yang ia panjat ini lumayan tinggi.Jadi kalau jatuh ke bawah,tentu saja akan terasa linu.

Namun anehnya,Nara tak merasakan sensasi linu ataupun sakit.Apakah teman-temannya itu berhasil menangkapnya dengan benar?

Setelah hening beberapa,Nara mulai membuka matanya.Tetapi bukan wajah teman-temannya yang ia lihat,tetapi wajah seseorang yang sangat menjengkelkan.

"Turunin gue!"ketus Nara.

Rion menurunkan Nara dengan hati-hati.
"Kamu gapapa?"tanya Rion.

"Gak usah sok care."sinis Nara.

Rion terdiam sejenak,lalu mengacak rambut Nara.Nara yang menerima usapan itu pun menatap Rion dengan geram.

"Lancang banget sih Lo!"sarkas Nara.

"Lain kali gak usah manjat pohon,nanti jatuh ga ada yang nolong."ucap Rion setelah itu melangkah pergi.

Nara berdecih,lalu menatap teman-temannya yang menatapnya dengan girang.

"Apa lihat-lihat!?"tanya Nara.

"Omaga!!Kok kalian lucu sih!?"pekik Khansa dengan gemas.

"Heh,jangan sampai ketipu sama si Rion.Gimana kalo itu cuma akal-akalan aja?"sahut Kania.

"Nah iya,bener.Lagian si Rion bukannya udah tunangan sama cewek itu ya?"tanya Lisa.

"Hilih,udah tunangan kok masih aja gatel sama cewek lain."sinis Kania.

"Ah udahlah,ayo cabut dari sini.Merinding nih gue."ujar Nara.

Hilda diam seperti sedang memikirkan sesuatu.Sebenarnya,apa yang di rencanakan oleh Rion?

"Gue harap,rencana Lo kali ini gak bikin Nara sakit."batin Hilda.

Azka home

Nara membaringkan tubuhnya di atas kasurnya yang empuk.Netranya menatap langit-langit kamar dengan sendu.

"Bang Elang,dia baik-baik aja kan?"lirih Nara risau.

Nara menghela nafas panjang,ia beranjak dari ranjangnya dan melangkah menuju balkon kamar.Nara mengeluarkan ponsel dari saku bajunya.Setelah itu ia menekan nomor yang tertera nama Elang.

Nara menggigit bibir bawahnya saat mendengar suara operator yang menyahut.
"Bang Elang,Lo kemana sih!?"

Nara menelfon secara terus-menerus,namun tetap saja ia tak mendengar suara Elang.Nara benar-benar cemas.Sudah lama Elang tak bisa ia hubungi.

"Awas aja kalo sampe kenapa-napa,gue tonjok tuh si Rion!"geram Nara dengan suara parau.

Nara mendongak,menghalau air mata yang ingin segera meluncur dari matanya.Rasa rindu yang teramat dalam,membuat hati Nara terasa sesak.Entah kenapa,ia mempunyai sebuah firasat buruk.

"Enggak,bang Elang pasti baik-baik aja kok."ucapnya pada diri sendiri.

"Mungkin lagi sibuk aja."Nara mengatur nafasnya agar tidak membuatnya sesak napas.

Nara menatap langit malam didepannya,tangannya mencengkram erat pagar yang terbuat dari besi untuk melampiaskan amarahnya.

"BANG ELANG,AYO BALIK!NARA KANGEN ABANG!"saat itu juga tangis Nara pecah di tengah-tengah keheningan malam.






Halo:D
Aku akhir-akhir ini lama up nya ya?
Maaf ya hehe
Vote and komen guys:)

~see you~

Transmigrasi Vira [END]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu