31. drunk text

53.6K 4.6K 2.7K
                                    

hai mocha is back 🤎 part ini sangat seruuu jangan lupa tinggalin komen di setiap paragraf yaa!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

hai mocha is back 🤎 part ini sangat seruuu jangan lupa tinggalin komen di setiap paragraf yaa!!

happy reading 🏁🏁🏁

***

"Devan, jangan marah terus ih!"

"Gimana ngga marah? Kamu aja telat balas chat aku sepuluh menit."

"Aku cuma nggak balas bentar aja! Jangan keterlaluan deh."

"Keterlaluan?" Devan menoleh ke Meisya yang tengah mengejar-ngejarnya sampai ke lorong fakultas, menatapnya dengan tatapan sinis. "Mungkin bagi kamu sepele, tapi bagi aku penting. Kamu udah ngga nurut sama aku berkali-kali. Padahal kamu udah janji mau matuhin perintah aku. Menurut aku, itu keterlaluan."

"Gimana aku mau patuh kalau kamu aja ngasih perintahnya yang susah-susah?!!" teriak Meisya.

"Aku udah berusaha jadi istri yang baik selama ini, tapi kamu ngga pernah hargain aku. Malah minta lebih terus!!"

Devan berdecih. "Kalau kamu sayang sama aku, mau itu sesusah apapun perintahnya kamu pasti lakuin, Mei."

"Udah gila ya dia?" batin Meisya tak habis pikir.

"Udah dulu, Dev. Aku mau istirahat dulu," pamit Meisya sebelum berbalik menuju kelasnya. Dia sudah benar-benar lelah menghadapi Devan.

Ini sudah kesekian kalinya Devan mengambek karena permintaannya tidak dipenuhi. Dan ujung-ujungnya Meisya yang harus membujuknya seperti orang gila.

Bagaimana mau dipenuhi? Devan selalu menyuruhnya seperti budak, belum lagi melarangnya ini dan itu hingga Meisya tersiksa. Entah kenapa sejak kecelakaan itu Devan berubah jadi sadis begini.

Apa dia ketempelan arwah psikopat? Meisya juga tidak tahu. Sepertinya cowok itu benar-benar harus dirukiyah.

***

Universitas Andromeda | 19:00pm

"Tadi sore gue liat lo ribut sama Mei di lorong lantai tiga. Ribut gara-gara Galang, kah?"

Pertanyaan Rey membuat Devan terkejut dan menatap lelaki bermata biru laut itu sinis. Energi Devan sudah terkuras habis akibat ujian matematika barusan, masa mau ditambah pembahasan memuakkan seperti ini lagi?

"Ngga usah bahas itu dulu bisa? Gue capek," tanya Devan ketus sambil mengangkat ranselnya dan menentengnya di pundak, lalu beranjak dari kelas.

Rey menyusul dan berjalan di samping Devan. "Sori. Tapi gue cuma mau ngingetin lo jangan sampe apa-apain Mei."

Devan menghela napas kasar. Sudah dia duga Rey akan menceramahinya lagi.

RENDEZVOUS [SELESAI✔️] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang