24

1.1K 143 23
                                    

Yoan diam di depan pintu ruang rawat. Ia tak berani masuk karena semua anaknya ada disana, lagipula, ia takut bila kehadirannya akan membuat Jin histeris lagi.

Sampai ke empat anaknya keluar dan ia segera bersembunyi.

Entah kenapa, rasanya Yoan malu menampakkan diri di depan mereka.

Ia terlalu buruk bagi seorang ayah. Meski ia hanya berlaku kasar pada Seokjin, namun anaknya yang lain tentu akan sama membenci.

Sampai Yoongi menyadari kehadirannya. Ia datang menghampiri Yoan.

"Ayah mau masuk?" Tawarnya.

"Nanti saja. Ayah tunggu sampai Jin mendingan."

"Abang ga bakal mendingan. Ayah mau nunggu sampe besok?"

"Gapapa. Ayah tunggu."

Yoongi berbalik. Ia masuk kedalam menghampiri Seokjin yang masih bersandar disana.

"Ayah mau ketemu. Boleh?"

Jin menggeleng kuat "Ayah mau.. ngapain?"

Seokjin nampak takut. Melihat itu Yoongi berlutut dilantai, ia memegang tangan Seokjin.

"Ayah mau liat keadaan abang. Kalau abang belum mau ketemu ayah gapapa bisa nanti lagi."

"G-gapapa. Nanti ayah marah kalau dilarang."

Yoongi menyesal menanyakan hal itu pada Seokjin yang sedang drop. Abangnya pasti teringat semua kejadian buruk dengan Yoan.

"Bang. Abang bisa nolak kok. Ayah mau nunggu sampai abang mau nemuin ayah."

"Bener gapapa, dek?"

Yoongi mengangguk "Gapapa. Tapi abang jangan khawatir lagi ya.. ayah udah ga jahat sama abang."

"Adek.. enggak bohong?"

"Engga bang. Adek ga bohong."

"Kalau.. Abang gamau ketemu lama-lama sama ayah? Boleh?"

Yoongi menahan isaknya. Ia mengangguk lagi. Tak mampu mengeluarkan suara karena ia pasti akan menangis. Sementara Hoseok sudah menutup wajahnya karena air mata berderai sejak tadi.

Seokjin hanya akan jujur saat ia dalam kondisi ini, jika ia sehat Jin akan terus berpura-pura tegar.

Jin lega. Ia senang oleh kabar yang Yoongi berikan.

Meski masih ada secercah rasa takut dari lubuknya.

❤️

Yoan tidak main-main soal perkataannya tentang menunggu Seokjin siap. Paginya Yoan datang lagi ke rumah sakit. Tak peduli dengan pekerjaan nya ia serahkan semua pada bawahannya.

Yoan menunggu Yoongi dan Hoseok keluar.

Namun kedua anaknya tak kunjung datang. Ia pun mengintip dari jendela pintu.

Ternyata mereka berdua sedang menenangkan Seokjin yang bergumam dalam tidur.

Hoseok mengompres kepala Seokjin dan Yoongi mengusap lengan dan kakinya.

Seokjin nampak tersiksa. Kentara dari matanya yang berkerut rapat.

Yoan tak tahan. Ia ingin segera masuk.

Tanpa ragu Yoan membuka knop pintu. Seketika suara yang tak terdengar dari luar kini terdengar jelas di telinganya.

Seokjin meringis meminta ampun dengan menyebut namanya.

Capeknya Jadi AbangWhere stories live. Discover now