15

1K 121 20
                                    

Keenam bersaudara tersebut kaget karena sesampainya di rumah, Abang dan Ayah mereka tidak ada.

"Bi, abang sama ayah kemana? Kok gaada?" Tanya Hoseok.

"Ke rumah sakit den."

"Abang dibawa ke RS?"

"Iya den."

"Abang masuk RS? Abang kenapa kak? Abang sakitnya parah ya?"

"Kakak gatau Tae. Kaliam bertiga di rumah ya? Kakak sama Kak Yoon mau susul ke rumah sakit."

"Adek mau ikut!" Pinta Jimin.

"Adek juga!" Kini giliran Jungkook memohon.

Hoseok memegang bahu adik adiknya.

"Kalian di rumah nanti kakak kabarin kalau ada apa-apa. Di rumah sakit kan gaboleh rame-rame."

"Tapi kita mau liat abang hiks... abang sakit apa kenapa dibawa ke rumah sakit.."

"Jungkook, abang pasti baik-baik aja. Kalau kaliam ikut, kasian abang keganggu disana. Nanti ya jenguk abangnya, jangan sekarang."

"Tapi janji ya adek boleh jenguk?"

"Janji."

"Salamin sama abang. Cepet sembuh gitu."

"Iya nanti kakak kasih tau kalau dapat salam dari trio bungsu."

Hoseok dan Yoongi keluar. Membiarkan ketiga adik bungsunya bersama Namjoon di rumah.

❤️

Yoan terdiam di kursi ruang IGD. Seokjin di depannya. Tertidur dengan masker oksigen menutupi sebagian wajah.

Demamnya mencapai 42°, dan Seokjin harus transfusi sebanyak 11 labu darah. HB nya hanya sekitar 4 g/dl. Terlalu rendah. Katanya, jika tidak dibawa segera Seokjin akan terancam.

"Engh... ayah..."

Yoan seketika langsung berdiri. Telinganya mendekat ke mulut Seokjin.

"Ayah.."

Seokjin mengigau. Memanggil namanya dalam tidur.

Yoan kembali duduk. Dengan wajah datarnya, Yoan menunduk. Ia tak bisa memandang Seokjin lagi.

Sampai dimana pergerakan Seokjin membuatnya gagal fokus.

"Aku dimana?" Seokjin mulai sadar. Ia melihat sekeliling. Ini bukan kamarnya. Dia berada di rumah sakit.

Saat ia menatap kedua punggung tangannya, Seokjin melongo. Tanpa ragu ia hendak melepas infus tersebut.

"Mau ngapain kamu?"

"Pulang. Jin mau pulang."

"Kamu buta!? Liat diri kamu! Lemah! Kamu disini enak ada yang rawat, kamu pikir ayah sudi rawat kamu di rumah!?"

Yoan mencekal tangan Seokjin kuat. Sampai kuku jarinya menancap.

"Jin gapapa. Jin gamau disini, Yah."

"Terserah!!"

Prang

Tanpa sengaja Yoan menjatuhkan gelas stainless di meja.

"Urus diri kamu sendiri! Masih untung ayah tolongin tadi. Kalau engga!?"

Seokjin menciut takut. Ia reflek menutup telinganya.

"Jin ga minta ditolong."

"Jadi kamu lebih suka mati gitu?"

"Jin ingat waktu Jin sekarat, ayah lembut, ayah usap kepala Jin. Tapi sekarang ayah ga gitu lagi. Apa ayah sayangnya kalau Jin mau mati aja? Kalau gitu Jin lebih baik mati biar ayah sayang."

Capeknya Jadi AbangWhere stories live. Discover now