3

1.3K 149 6
                                    

Paginya Seokjin tak mendapati Yoongi di meja makan untuk sarapan. Meski hari libur, adiknya itu tetap harus sarapan apalagi semalaman ia tidak pulang. Beres membersihkan bekas makannya dan adik-adiknya ia membawa nampan berisi makanan ke dalam kamar Yoongi. Tanpa mengetuk pintu Seokjin masuk kedalam.

"Yoon bangun. Sarapan dulu," ucapnya sambil menyimpan nampan diafas nakas.

"Yoon? Makanannya abang simpen disini ya?"

Seokjin menghela napas. Harusnya ia tak biarkan sang adik berbuat seperti itu, jika Ayahnya tau pasti habis Yoongi dimarahi.

Saat ia membetulkan selimut Yoongi, aroma semerbak alkohol tercium jelas.

"Astaga Yoon. Mandi sekarang!" Teriaknya karena aroma yang ia cium terlalu kuat.

"Mandi bangun!"

"Apasih ganggu aja!" Ucap Yoongi masih menutup mata.

"Bangun!! Mandi! Badan kamu bau alkohol semua Yoongi!"

"Ah berisik lo."

Bukannya nurut ia malah menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.

Kalau soal kebersihan Seokjin disiplin. Ia tak bisa biarkan Yoongu tidur dengan bau sepetti ini.

Dengan cepat ia menarik seluruh selimut Yoongi.

"Bangun gak!?"

"Bawel banget lo bang. Iya jya ini gue mandi ah."

"Abang gak izinin kamu ke club lagi Yoon."

"Lo pikir gue bakal denger?"

"Yoongi abang ga mau kamu nakal kaya gitu. Abang gak suka ya!"

"Lo suka pun gue ga peduli."

"Yoongi! Abang ingetin biar kamu ga terjerumus. Kamu pikir abang ga capek apa ngurusin kamu yang bandel ini!?"

"Gue ga pernah minta diurus sama lo. Lo bukan orang tua gue yang harus gue turutin. Jangan belaga jadi orang paling dewasa deh. Muak gue tinggal sama lo! Sama kekuarga berantakan kaya gini."

"YOONGI!! Jaga omongan kamu."

"Buat apa? Toh mereka ga bakal denger kan? Oiya gue lupa. Mereka kan udah ga inget kalau punya tujuh anak."

Yoongi melenggang pergi. Seokjin disana terdiam di tempat.

Ia pikir, dirinya sudah cukup menggantikan sosok orang tua yang mendidik dan merawat adik-adiknya, namun tetap saja ia tak bisa menjadi sosok orang tua.





❤️





Malamnya Seokjin masuk kedalam kamar ketiga adik bungsunya. Mereka sudah tidur, dan rutinitas Seokjin malam ini adalah mengecup satu persatu kepala sang adik. Hal yang sering ibu mereka lakukan ketika keluarga mereka masih utuh.

Sedikit kembali pada masa lalu, sang ibu hanya dianggap mesin pembuat anak bagi ayahnya. Ia tak pernah bahagia hidup dengan pria itu, hubungan berlandas hutang budi orang tua memang tak berlangsung baik. LUNA, sang Ibu memutuskan bercerai dengan Yoan. Ayah Seokjin yang telah menoreh banyak luka pada Jian.

Seolah sang istri hanya ada untuk sekedar memuaskan hasratnya, bukan hanya hasrat seksual, hasrat emosi, kesedihan dan kemarahan selalu Luna terima dari Yoan. Ia yang saat itu tak bisa melawan, terus berusaha sabar sampai dimana ia tak lagi sanggup hidup dengan Yoan.

Luna berselingkuh. Tanpa rasa bersalah ia bercinta dengan pria lain.

Hal itu membuat Yoan marah dan menceraikannya.

Capeknya Jadi AbangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang