"Maksudmu, membantunya mendekati Taehyung?"

  Jisoo tidak menjawabnya.

  Jennie menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya dengan perlahan. "Kau tahu, Jisoo, kadang-kadang kau bisa sangat bodoh."

   Jisoo tidak berkomentar. Ia hanya menunduk dan mengaduk-aduk tehnya.

  "Ngomong-ngomong soal Sana," gumam Jennie tiba-tiba.

   Jisoo mengangkat wajah dan melihat Jennie sedang memandang kearah pintu restoran. Jisoo mengikuti arah pandang Jennie dan matanya langsung menangkap sosok Sana yang sedang berjalan ke meja mereka sambil tersenyum cerah. Terakhir kali Jisoo bertemu dengan Sana adalah empat hari yang lalu, ketika mereka pulang dari apartemen Taehyung.

   "Halo," sapa Sana ceria ketika ia sudah berdiri di samping meja Jisoo dan Jennie. "Aku kebetulan lewat dan melihat kalian dari luar restoran, jadi kuputuskan untuk ikut bergabung dengan kalian. Kalian tidak keberatan, bukan?"

   "Tidak, tidak. Silahkan duduk," kata Jennie sambil bergeser ke kursi disampingnya untuk memberi tempat kepada Sana.

   Sana melepas jaket sambil memesan secangkir teh pada seorang pelayan yang menghampirinya. Setelah si pelayan pergi. Sana menatap Jisoo dan Jennie bergantian. "Jadi apa yang sedang kalian bicarakan?"

   Jisoo melirik Jennie sekilas, lalu menatap Sana. "Hanya tentang pertunjukan Jennie minggu depan. Dia ingin memastikan kita semua datang. Kau juga pasti datang, bukan?"

   Selama beberapa saat mereka mengobrol tentang berbagai hal sambil minum teh dan melahap semua scone dan kue kecil yang mereka pesan.

    "Ngomong-ngomong, kenapa Zico dan Taehyung tidak ikut minum teh bersama kita?" Tanya Sana tiba-tiba.

   "Zico tidak bisa meninggalkan restoran. Sedangkan Taehyung sedang pergi ke luar kota," sahut Jennie.

   Alis Sana terangkat dan ia menoleh kearah Jisoo. "Ke luar kota? Kemana?"

   Jisoo memaksakan seulas senyum tipis. "Lake District. Ada pekerjaan di sana."

   "Lake District." Gumam Sana dengan nada merenung. Sesaat kemudian ia menatap Jisoo dan Jennie bergantian. "Ada yang mau pesan scone lagi? Scone di sini benar-benar enak."

                           

                               

     

                               * * *

   

       Tiga hari kemudian

       
    
     
       Begitu Jisoo membuka pintu flatnya, aroma tidak asing langsung menyerbu hidungnya. Aroma masakan. Seulas senyum otomatis tersungging di bibirnya. Pasti Zico sudah ada di rumah. Dan kalau menilai dari aromanya, Zico pasti sedang memasak sesuatu yang lezat.

   "Jisoo, kaukah itu?" Seru Zico dari dapur.

   "Ya, ini aku," Jisoo balas berseru sambil menggantung jaket dan melepas sepatunya. Lalu ia berjalan ke dapur. "Aromanya enak sekali."

   Zico sedang mengaduk-aduk sesuatu di panci sementara Jennie duduk di meja makan dan memotong-motong sayuran hijau dengan canggung. Jisoo tersenyum memikirkan bagaimana jadinya Jennie kalau ia disuruh memerankan koki andal dalam drama. Ia pasti gagal total. 

   "Kuharap kau belum makan malam, sayang." Kata Zico, lalu mencicipi saus yang sedang dimasaknya. "Oh.... Ya tuhan, aku benar-benar jenius. Saus ini benar-benar lezat. Aku bisa jatuh cinta pada diriku sendiri."

LOVE IT Onde histórias criam vida. Descubra agora