20✓

229 50 16
                                    

Seoul, Korea Selatan


Taehyung duduk sendirian di bar langganannya dan mengamati cairan keemasan dalam gelasnya sambil melamun. Dua minggu terakhir ini benar-benar menguras tenaga dan pikirannya. Hari-harinya disibukkan dengan pertemuan dengan para manajernya untuk membahas pengaruh skandal ini terhadap reputasinya, menghadapi para wartawan yang menuntut penegasan, menenangkan keluarganya yang kalang kabut dan ibunya yang jatuh sakit begitu mendengar gosip bahwa almarhum putranya pernah melakukan kejahatan, serta melacak keberadaan Kim Junmyeon, yang rupanya sedang bersembunyi dari para wartawan.

Butuh waktu beberapa hari sebelum Taehyung berhasil menemukan Junmyeon, Taehyung masih ingat bagaimana wajah Junmyeon memucat ketika Taehyung menemuinya. Ternyata si pengecut itu sama sekali tidak berniat menyebarluaskan masalah Seokjin dengan Jisoo. Hanya saja saat itu ia sedang minum-minum bersama beberapa orang temannya___salah seorang diantaranya adalah wartawan tabloid gosip___dan dalam keadaan mabuk ia mengungkit apa yang pernah dilakukan Seokjin. Tetapi ia tidak pernah menyebut-nyebut nama Jisoo dan bersumpah tidak akan pernah melakukannya. Bagaimanapun juga, ia sadar ia adalah kaki-tangan dalam masalah ini dan bisa diseret ke penjara. Ia bahkan sudah berencana pindah ke Kanada, tempat tinggal orangtuanya, demi menghindari bencana.

Taehyung mendengus dan meneguk minumannya. "Setidaknya dia masih punya otak," gumamnya pada diri sendiri.

Walaupun Junmyeon sudah berjanji akan tutup mulut rapat-rapat, Taehyung masih pusing memikirkan bagaimana cara merendam gosip yang sudah terlanjur merebak ini dan bagaimana ia bisa mengelak dari para wartawan yang terus mengejarnya. Selama seminggu berikutnya Taehyung nyaris tidak bisa tidur memikirkan apa yang harus dilakukannya.

Lalu tiba-tiba hari ini terjadi sesuatu yang sama sekali tidak terduga. Sesuatu yang bisa saja membantu Taehyung meredam skandal, atau malah memperumit masalah yang sudah ada. Seorang wanita yang mengaku sebagai mantan kekasih Seokjin entah kenapa merasa bahwa dirinyalah yang digosipkan sebagai korban pemerkosaan dalam skandal ini. Pagi ini ia mengadakan jumpa pers untuk memberikan pernyataan bahwa skandal itu tidak benar dan bahwa hubungannya dengan Seokjin sama sekali tidak didasarkan atas paksaan.

Taehyung benar-benar tidak tahu kenapa wanita itu merasa dirinyalah yang digosipkan sebagai korban. Mungkin saja wanita itu benar-benar pernah menjalin hubungan dengan Seokjin dan ia benar-benar salah paham karena mengira dirinyalah yang dimaksud oleh gosip ini. Atau mungkin juga ia hanya mencari popularitas sesaat demi mendongkrak karirnya yang sedang merosot sebagai aktris televisi. Atau mungkin saja ia ingin mencari keuntungan dari keluarga Taehyung dalam masalah ini. Pengacara keluarga Taehyung akan pergi menemui wanita itu besok pagi dan Taehyung hanya bisa berharap semuanya berjalan dengan baik.

"Hei, Teman. Sudah lama menunggu?"

Suara Jimin membuyarkan lamunan Taehyung. Ia menoleh dan tersenyum pada sahabatnya, "Belum lama. Lagi pula aku tahu penyanyi terkenal sepertimu pasti tidak punya waktu luang sebelum tengah malam."

"Kau sendiri juga sangat sibuk begitu pulang dari London dan baru hari ini kau menghubungiku." Jimin duduk disamping Taehyung dan memesan minuman kepada bartender yang menghampirinya. Kemudian ia menoleh kembali kepada Taehyung. "Bagaimana keadaanmu? Aku sudah mendengar tentang apa yang terjadi pagi ini. Benar-benar mengejutkan, bukan?"

"Mmm. Memang mengejutkan," tambah Taehyung jujur.

"Kau kenal wanita itu?" Tanya Jimin.

Taehyung menggeleng. "Tapi aku akan meminta pengacaraku pergi menemuinya, untuk memastikan wanita itu tidak mencari keuntungan dalam situasi ini."

Jimin mengangguk-angguk. "Bagaimana keadaan eommamu sekarang?"

Taehyung mendesah. "Masih sama. Tapi kurasa keadaannya akan membaik setelah mendengar bahwa putra kesayangannya bukan kriminal seperti yang digosipkan." 

LOVE IT Where stories live. Discover now