7✓

180 45 6
                                    

"Sudah berapa lama?" Tanya Zico kepada Jennie.

Jennie mengangkat bahu. "Tiga minggu? Sekitar itulah."

Mereka berdua duduk berhadapan di meja dapur dengan cangkir di tangan. Jennie menyesap kopi paginya seperti biasa sementara Zico menggenggam secangkir teh Earl Grey.

"Dia benar-benar sudah berubah, bukan?" Tanya Zico lagi.

"Dia tidak gila kerja seperti dulu. Jadwal kerjanya juga tidak sepadat dulu." Jawab Jennie sambil mengangguk.

"Dan dia makan dengan teratur. Biasanya dia bahkan hampir tidak pernah.... Oh, aku tidak mau memikirkan dia dulu yang jarang makan." Kata Zico gemetar, lalu menyesap tehnya.  "Aku jadi ingin bertemu dengan orang bernama Kim Taehyung itu."

Jennie merenung. "Kurasa mereka berdua...." Jennie berhenti sejenak, lalu menatap Zico. "Zico, mungkinkah dia menyukai laki-laki itu? Bagaimanapun juga, mereka masih berhubungan walaupun syuting video musik itu sudah selesai."

Saat itu pintu kamar Jisoo terbuka dan kedua orang di meja dapur serentak menoleh kearahnya. Jisoo berdiri di ambang pintu dalam balutan baju tidur dan dengan wajah seseorang yang jelas-jelas baru bangun tidur. Itu adalah perubahan lagin yang disadari sahabat-sahabatnya dalam diri Jisoo selama tiga minggu terakhir. Waktu tidurnya juga membaik.

"Selamat pagi, sunshine." Sapa Zico riang. "Ayo bergabung dengan kami dan muffin-muffin lucu yang baru ku buat ini."

Jisoo menguap lebar, lalu menatap kedua sahabatnya. "Apa yang sedang kalian bicarakan?"

"Tentang bagaimana Taehyung berhasil membuatmu berubah," sahut Zico langsung, dan tersenyum lebar ketika Jisoo menatapnya dengan mata disipitkan. "Dan kami sama sekali tidak mengeluh."

Jisoo menyeduh secangkir teh hijau untuk dirinya sendiri dan bergabung dengan mereka di meja. Jisoo meraih salah satu muffin coklat dari piring besar diatas meja, lalu menatap kedua sahabatnya bergantian. "Apa?" Tanyanya.

Kedua sahabatnya hanya menggeleng-geleng sambil tersenyum lebar. "Apa yang akan kau lakukan hari ini?" Tanya Zico.

"Hmm, ini enak sekali," sahut Jisoo setelah menggigit muffin nya. "Siang nanti aku harus pergi menemui Sana. Dia sudah kembali ke London dan katanya banyak yang mau diceritakannya padaku. Kurasa dia juga mau mengajakku menemui salah satu perancang busana yang akan ditampilkannya dalam majalah. Lalu setelah itu aku ada jadwal pemotretan."

Zico meletakkan cangkir tehnya dengan pelan, lalu berdeham. "Kau tidak pergi menemui Taehyung-mu hari ini?" Tanyanya, memasang sikap pura-pura tidak terlalu tertarik, namun gagal total.

Jisoo mengangkat bahu. "Entahlah, mungkin hari ini tidak akan sempat."

"Ngomong-ngomong, kau akan mengajaknya ke pertunjukan perdanaku nanti?" Tanya Jennie tiba-tiba.

Zico menjentikkan jari. "Ya, benar. Ajak saja dia. Aku sudah penasaran ingin bertemu Taehyung-mu itu. Aku sering mendengar tentang dia tapi belum pernah melihat orangnya. Gagasan yang bagus, Jennie." Kata Zico cepat. Ia kembali menatap Jisoo dengan wajah berseri-seri. "Jennie pernah bilang dia sangat tinggi dan tampan. Benar-benar tipeku."

Jisoo mengerutkan alis, lalu tertawa pendek. "Oh, dear."

Zico mengibaskan tangan. "Tenang saja. Aku hanya akan mengagumi dari jauh. Aku tidak pernah merampas milik sahabatku sendiri."

Jisoo mendengus. "Milik...."

"Telepon dia sekarang. Tanyakan padanya apakah dia bisa datang ke pertunjukan ku atau tidak. Dia boleh mengajak teman-temannya, tentu saja. Semakin banyak orang yang datang menonton pertunjukan itu semakin baik. Ini peran penting pertamaku, kalian tahu? Peranku memang hanya sebagai sahabat tokoh utamanya, tapi kupastikan pada kalian bahwa itu peran yang sangat penting." Sela Jennie cepat.

LOVE IT Où les histoires vivent. Découvrez maintenant