PE-12🌵 (Revisi)

Start from the beginning
                                    

"Ish apaan sih, kamu kan udah punya tangan sendiri, ya makan sediri lah kayak anak kecil aja" ledek Mayra.

"Woii, kalau mau uwu-uwu jangan disinilah kasihan para jomblo kepanasan" celetuk Raden tiba-tiba yang membuat Edgar menatapnya tajam.

Raden yang ditatap begitu lantas panik dan gelagapan. Refleks ia menyendok kuah soto dan memakannya tanpa ditiup "Akhh, aduh-aduh. Panas-panass" keluh Raden sambil mengibaskan tangannya.

"Mampus" batin Edgar.

Tiba-tiba Edgar menarik tangan Mayra "Kita ke Warung Bi Asih aja. Disini banyak yang iri" ucap Edgar pelan.

"Mie aku gimana? Sayang kalau dibuang" tanya Mayra.

"Mie lo aman diperut gue" ujar Raden.

Tanpa sepatah kata pun Edgar menarik tangan Mayra untuk pergi ke Kanti belakang sekolah.

Sesampainya disana mereka telah mendapati adit tengah menangis karena basreng terakhirnya dimakan oleh Evan.

Terlihat mata bulatnya itu mengeluarkan air mata "Hikss, b-bang Evan jahat. Padahal gue udah ngebayangin gimana nikmatnya basreng terakhir tu" ujar Adit.

"Dasar cengeng, baru gue makan satu aja basreng lo, lo udah nangis" ledek Evan yang membuat tangis adit semakin menjadi-jadi.

Tanpa menghiraukan Evan dan Adit, dengan santainya Edgar duduk di bangku sebelah meja mereka.

Saat Mayra hendak memesan mie. Edgar dengan cepat melarangnya, pada akhirnya mereka berdua memesan nasi goreng, satu piring berdua.

Edgar yang beralasan tangannya sakit meminta Mayra untuk menyuapinya. Semua kejadian itu tidak luput dari pandangan Reno, Gana, Evan dan Adit.

"Sumpah ya, kalau si Edgar udah cinta sama cewe. Gilakk bucin parahh" bisik Evan.

"Iya cuyy, gak nyangka si Edgar bisa manja juga" balas Reno.

Bel Masukpun berbunyi. Mayra hendak pergi ke kelasnya, tapi saat ia bangun dari duduknya tanganya di tarik oleh Edgar hingga ia duduk kembali "Kamu disini aja, temenin aku" ucap Edgar dengan kepala yang menyender dipundak Mayra.

"Gak bisa Ga, sekarang aku ada ulangan Seni Budaya, lain kali aja ya" balas Mayra yang membuat Edgar mengangguk terpaksa.

"Ayo aku antar ke kelas"

"Gak, aku bukan anak kecil lagi Ga, aku bisa jalan sendiri kekelas. Mending kamu masuk ke kelas kamu" ucap Mayra lalu beranjak dari kursinya.

Saat ia berjalan dikoridor sekolah tiba-tiba ada yang membekap mulutnya dengan sapu tangan yang sudah berisi obat bius.

Ketika ia sadar, ia sudah berada di tempat yang kumuh dan gelap dengan tangan dan kaki yang diikat, dan mulut yang dilakban.

"Ini dimana" batin Mayra panik. Ia melihat sekeliling, saat ia mendapati banyak meja dan kursi yang rusak, barulah ia menyadari bahwa ia sedang berada digudang.

Tiba-tiba pintu gudang terbuka, dan nampak lah tiga orang gadis siapa lagi kalau bukan Yolanda, Nita, dan Kumara.

"Tutup pintunya" titah Yolan kepada Kumara.

Yolan mendekat kearah Mayra lalu dengan kasar menarik lakban yang ada di mulut Mayra, hingga membuat bibir Mayra berdarah.

"K-kalian m-mau a-apa" tanya Mayra dengan wajah ketakutan.

Plakkk
Tanpa rasa iba Yolan menampar pipi Mayra dengan kuat "Ada hubungan apa lo sama Edgar" tanya Yolan.

Mayra diam tidak berani menjawab pertanyaan Yolan. "Jawabbb" desak Yolan.

"Ohh gak mau jawab ya, Girls"

Nita menyodorkan ember yang sudah berisi air bekas pel. Yolan mengambil ember itu dari tangan Nita dan langsung menyiramkan air tersebut ke Mayra.

Yolan berjongkok untuk menyesuaikan posisinya dengan Mayra n berjongkok untuk menyesuaikan posisinya dengan Mayra "Cepat bilang sama gue. Lo ada hubungan apa sama Edgar?" teriak  Yolan tepat di depan wajah Mayra dengan tangan yang mencengkram kuat pipi Mayra.


Mayra masih saja bungkam, dia tidak mengeluarkan sepatah kata pun.

"Ini baru permulaan, Edgar itu milik gue. Sampai gue tahu kalau lo ada hubungan sama Edgar, gue bakal kasih lo pelajaran yang lebih dari ini. Ingat itu" ucap Yolan.

"Yuk kita cepat pergi dari sini, takut ada yang lihat" ujar Kumara panik.

"Lo kayak gak tahu Yolan aja, kalau ada yang lihat tinggal kasih duit buat tutup mulut" balas Nita dengan santainya

"Kita cabut girls, gue udah gak tahan sama baunya" ucap Yolan lalu berjalan keluar gudang yang diikuti oleh Nita dan Kumara.

Saat pintu gudang dikunci oleh Yolan, barulah Mayra menangis. Selama dia hidup, ia tidak pernah diperlakukan seperti ini.

Karena terlalu lama menangis dengan kondisi yang dibilang tidak cukup baik, seragam sekolah basah, pipi yang memerah akibat tamparan tadi. Mayra tidak sadarkan diri di gudang dengan tangan dan kaki yang masih terikat.

***

01/05/2023

Helooo gaiss. Gimana part ini?
Jangan lupa vote and comment yaa💕

Asal kalian tahu, satu vote dari kalian itu sangat berharga buat aku..

See u next part-!

Revisi : 07/04/2024

-Sitofu

Tbc


Possessive Edgar [Revisi]On viuen les histories. Descobreix ara