27. Kontraksi palsu

210 11 0
                                    

~Happy Reading~

Banyak bertebaran typo disini,jika menemukan.Silahkan komen,bantu koreksi.

Cerita ini lagi direvisi juga,jadi tolong bantuannya,jika menemukan typo.Atau ada yang tidak nyambung,bahkan berbeda dengan sebelumnya.

Sekarang nggak terlalu banyak kata, supaya kalian semua nggak bosan sama cerita Arsean.Cerita Arsean ini, aku nggak pakai target komen and vote ya guys.Aku update sesuai tanggal yang sudah tertera di setiap chapter nya, so kalian semua bisa follow akun ini terlebih dahulu supaya mendapatkan notifikasi update dari aku, Thank you.

⚠️NOTE:

-Dilarang plagiat.
-Dilarang membawa cerita akun lain, di akun ini.
-Bila ada kesamaan kata,nama ataupun alur untuk hanya kebetulan.Tidak ada unsur kesengajaan.
-Jadilah pembaca yang bijak, jangan saling menjelekkan penulis yang lainnya.Karena kami, sama-sama berkarya.
-Jangan lupa vote nya ya.Dengan kalian vote sudah memberi kami semangat untuk melanjutkan cerita ini.

Jangan lupa vote terlebih dahulu,share ketemen-temen kalian.

~SILAHKAN MEMBACA~
_____________________________

27.Kontraksi palsu

Naomi sedari tadi tidak mau melepas, pelukan nya pada Sean. Sean pun, menerima pelukan dari Naomi. Hampir 2 bulan ini, Naomi manja sekali dengan Sean.

Naomi terus memandangi wajah Sean, Sean pun sebenarnya bingung dengan Naomi, yang selalu memandang wajahnya. Setiap hari, Naomi selalu tidak lupa memandang wajah Sean.

"Kenapa, semenjak kamu hamil. Selalu memandang wajah aku terus?," Tanya Sean pada Naomi. Sebenarnya Sean sudah ingin bertanya, semenjak Naomi hamil muda. Tetapi Sean selalu gagal bertanya, karena Naomi gampang sekali labil.

"Nggak tau. Kayanya ini bawaan anak kita," jawabnya.

Sean menaruh kepala nya dipaha Naomi, paha Naomi dijadikan bantal oleh Sean. Sean mengangkat sedikit piyama yang Naomi kenakan, supaya tidak ada jarak sedikit pun antara Sean dan calon anaknya.

Tidak lupa ia mengecup berkali-kali calon anaknya. "Se, se. Anak kita gerak se," ucap Naomi heboh, kala merasakan ada yang bergerak di perutnya.

"Iya na," senyum Sean terukir begitu saja tanpa disuruh. Rasa bahagia, yang selalu menyelimuti keluarga kecil nya. Ini yang membuat, Sean dan Naomi tidak berhenti bersyukur kepada tuhan.

"Sayang nya papah. Kamu sehat-sehat ya didalam perut mamah, bentar lagi kita ketemu. Papah nggak sabar banget pengen ketemu sama kamu," ucap Sean pada perut Naomi yang sudah membuncit.

"Mungkin satu bulan lagi kita ketemu. Nanti, kamu jangan buat mamah sakit ya. Papah ajarin ya, mamah ngeden habis itu kamu keluar. Jadi nggak usah lama-lama buat mamah sakit ya," ucap Sean terkekeh.

Naomi yang mendengar ucapan Sean, hanya bisa terkekeh melihat tingkah Sean yang berbicara pada perut buncit Naomi. "Amin," ucap Naomi mengamini doa baik Sean.

Sean bangkit dari tidurnya, ia duduk bersampingan dengan Naomi. Ia menatap wajah lekat Naomi, mereka saat ini sedang saling bertatapan. "Boleh kita olahraga malam. Malam ini?," Tanya Sean lembut pada Naomi.

"Aku takut, anak kita kenapa-napa se," jawabnya. Jujur saja, Naomi merasa cemas dengan keadaan calon anaknya.

"Aku, akan main halus sayang. Kalau aku kasar, atau sampai perut kamu sakit. Kamu boleh pukul aku,"

ARSEAN [END]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora