17. Sosok Laki-laki

182 12 0
                                    

~Happy Reading~

Banyak bertebaran typo disini,jika menemukan.Silahkan komen,bantu koreksi.

Cerita ini lagi direvisi juga,jadi tolong bantuannya,jika menemukan typo.Atau ada yang tidak nyambung,bahkan berbeda dengan sebelumnya.

Sekarang nggak terlalu banyak kata, supaya kalian semua nggak bosan sama cerita Arsean.Cerita Arsean ini, aku nggak pakai target komen and vote ya guys.Aku update sesuai tanggal yang sudah tertera di setiap chapter nya, so kalian semua bisa follow akun ini terlebih dahulu supaya mendapatkan notifikasi update dari aku, Thank you.

⚠️NOTE:

-Dilarang plagiat.
-Dilarang membawa cerita akun lain, di akun ini.
-Bila ada kesamaan kata,nama ataupun alur untuk hanya kebetulan.Tidak ada unsur kesengajaan.
-Jadilah pembaca yang bijak, jangan saling menjelekkan penulis yang lainnya.Karena kami, sama-sama berkarya.
-Jangan lupa vote nya ya.Dengan kalian vote sudah memberi kami semangat untuk melanjutkan cerita ini.

Jangan lupa vote terlebih dahulu,share ketemen-temen kalian.

~SILAHKAN MEMBACA~
_____________________________

17.Sosok Laki-laki

"Ada orang yang menyuruh mereka berdua," ucap Arlan.

"Siapa? Dan kenapa hari ini Lo nggak masuk sekolah? Gua yakin ini pasti ada hubungannya," tanya Sean sedikit mencecar Arlan agar segera berbicara.

Flashback on

Arlan sedari tadi mencari-cari stok cemilan yang berada di apartemennya. Ternyata stok cemilan yang ia miliki sudah habis, dengan rasa yang sangat terpaksa ia harus ke supermarket malam ini.

Jarak dari unit apartemen Arlan dengan supermarket tidak terlalu jauh, hanya terjarak 2 lantai saja dengan supermarket. Sesampainya di supermarket, Arlan segera mencari cemilan yang ia maksud.

"Stok nya sedang habis mas," ucap salah satu karyawan. Arlan memang bertanya kepada karyawan supermarket.

"Oh habis ya,"

"Iya,"

Arlan kembali berjalan keluar dari supermarket, ia pun memutuskan untuk mencari ke supermarket. Ia mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang, supermarket yang Arlan tuju juga tidak terlalu jauh. Jadi ia segera sampai di supermarket.

"Totalnya 250.000," ucap kasir bername tag Ega.

Arlan menyerahkan uang berwarna merah 3 lembar. Dan menyerahkan kepada Ega. "Kembalian nya buat kamu aja," ucap Arlan. Setelah itu ia meninggalkan kasir begitu saja.

Sebelum kembali ke apartemen nya, Arlan memutuskan untuk ke cafe terlebih dahulu. Karena ia sangat merasa kesepian di apartemen sendiri, lebih baik ia di cafe sebentar.

"Gimana bos? Kerja kita bagus kan?," Tanya Dava kepada sosok laki-laki berpakaian hitam, dengan menggunakan topi dan juga masker.

"Bagus, gua suka dengan kerja kalian," ucap laki-laki tersebut.

"Apa ada tugas lagi buat kita?," Tanya seorang perempuan yang bersebelahan dengan Dava.

"Ada, nanti gua chat kalian berdua," jawabnya.

Arlan sedari tadi terus mendengarkan pembicaraan mereka, ada yang membuat Arlan curiga. Awalnya ia kira orang lain, ternyata Madava prambudi laki-laki yang sedang mereka curigakan.

ARSEAN [END]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant