19. Foto Balita

227 13 0
                                    

~Happy Reading~

Banyak bertebaran typo disini,jika menemukan.Silahkan komen,bantu koreksi.

Cerita ini lagi direvisi juga,jadi tolong bantuannya,jika menemukan typo.Atau ada yang tidak nyambung,bahkan berbeda dengan sebelumnya.

Sekarang nggak terlalu banyak kata, supaya kalian semua nggak bosan sama cerita Arsean.Cerita Arsean ini, aku nggak pakai target komen and vote ya guys.Aku update sesuai tanggal yang sudah tertera di setiap chapter nya, so kalian semua bisa follow akun ini terlebih dahulu supaya mendapatkan notifikasi update dari aku, Thank you.

⚠️NOTE:

-Dilarang plagiat.
-Dilarang membawa cerita akun lain, di akun ini.
-Bila ada kesamaan kata,nama ataupun alur untuk hanya kebetulan.Tidak ada unsur kesengajaan.
-Jadilah pembaca yang bijak, jangan saling menjelekkan penulis yang lainnya.Karena kami, sama-sama berkarya.
-Jangan lupa vote nya ya.Dengan kalian vote sudah memberi kami semangat untuk melanjutkan cerita ini.

Jangan lupa vote terlebih dahulu,share ketemen-temen kalian.

~SILAHKAN MEMBACA~
_____________________________

19.Foto Balita

Setelah Bara menceritakan semuanya kepada Naomi, Perasaan Naomi lebih tenang dari biasanya. Akhirnya mereka semua menemukan kebenaran ini, Sean juga merasa lebih senang, karena nama baik nya akan kembali bersih.

Naomi sedang berada di apartemen Sean. Naomi dan Sean sedang mencari-cari, gedung untuk pernikahan mereka. Walaupun pernikahan mereka tidak akan banyak tamu undangan, tetapi tetap saja mereka akan menggunakan gedung untuk acara sakral seperti ini.

Sean sedang fokus dengan layar laptopnya, begitupun Naomi yang duduk bersebelahan dengan Sean. Naomi pun ikut, menatap serius layar laptop. Setelah mencari-cari gedung yang cocok, akhirnya mereka pun menemukan gedung tersebut.

"Oke. Gedung udah selesai, tinggal apa lagi?," Tanya Sean pada Naomi.

"Kalau sesuai sama list yang aku punya. Masih ada fitting baju, catering, dekor, wedding organizer," jawab Naomi sembari melihat tulisan yang ada pada buku nya.

"Masih banyak ya. Apa kita nggak minta bantuan, papah, mamah dan bunda. Hari Senin kita ujian, kita harus fokus sama ujian kita dulu," saran Sean.

"Ngerepotin mereka nggak se. Aku takut ngerepotin mereka,"

"Nggak akan na. Mereka akan lebih seneng kalau kita, serahkan semuanya sama mereka,"

"Yaudah. Mau kapan?," Tanya Naomi pada Sean.

"Sekarang. Aku telepon papah dulu, kalau bunda nanti kamu kita bicara lagi sama bunda. Kita bicarakan dulu sama papah dan mamah," jawabnya.

Sean berjalan mengambil handphone nya yang berada di kamarnya. Ia membuka aplikasi bewarna hijau, dan mencari kontak papahnya. Ia pun menekan tombol memanggil.

"Hallo assalamualaikum pah,"

"Walaikumsalam nak. Iya nak ada apa?," Tanya Evan pada Sean, dalam sambungan teleponnya.

"Papah dan mamah hari ini sibuk nggak?,"

"Nggak nak. Kebetulan papah dan mamah ada dirumah, memang nya ada apa,"

"Ada yang mau Sean bicarakan sama papah dan mamah. Bisa?," Tanya Sean pada Evan.

"Bisa. Kamu kerumah aja ya sekarang, kebetulan mamah lagi masak banyak," jawabnya.

ARSEAN [END]Where stories live. Discover now