BAB 14 : BOCAH PENJUAL TISU

131 12 0
                                    

Sepulang sekolah Angkasa mampir dulu ke rumah Davira setelah ia melihat ada beberapa panggilan tidak terjawab dari Bima dan pesan whatsapp yang menyuruh Angkasa untuk datang ke rumah Davira sore ini.

Wajah ibu kota yang sudah penat oleh banyaknya kendaraan yang memadati jalanan membuat Angkasa malas untuk melewati jalan jendral Sudirman Kawasan SCBD Jakarta selatan ini. Jalanan yang memanjang dari Kawasan patung selamat datang bundaran hotel Indonesia sampai patung di daerah Senayan ini memang tidak pernah sepi pengemudi setiap hari, terkhusus di sore hari seperti ini.

Menunggu antrian kemacetan yang luar biasa ini, Angkasa coba menyalakan lagu kesukaannya, memutar lagu Bombayah milik blackpink.

BLACKPINK in your area
(Hot) BLACKPINK in your area
Been a bad girl, I know I am
And I'm so hot, I need a fan
I don't want a boy, I need a man
Click-clack, bada bing, bada boom
문을 박차면 모두 날 바라봄
굳이 애써 노력 안 해도
모든 남자들은 코피가 팡팡팡
(팡팡 파라파라 팡팡팡)
지금 날 위한 축배를 짠짠짠
(Hands up) 내 손엔 bottle full o' Henny
니가 말로만 듣던 걔가 나야 Jennie
춤추는 불빛은 날 감싸고 도네
Black to the Pink 어디서든 특별해
(Oh, yes) 쳐다 보든 말든 I wanna dance
Like 따라다라단딴 따라다라단딴 뚜루룹바우

Kakinya terhentak senada dengan irama lagu yang mengalun, pandangannya mengarah ke depan melihat banyak orang yang berjalan diatas trotoar jalanan. Tidak hanya orang-orang berdasi atau berseragam saja yang ada disana, di jalanan pun ternyata ia melihat banyak pengamen dan penjual tisu yang menjajakan dagangannya. Dari penjual tisu yang berumur sekitar 6-7 tahun, bahkan ada penjual tisu yang berjualan sembari mengais anaknya di belakang.

좋아, 이 분위기가 좋아
좋아, 난 지금 니가 좋아
정말 반했어
오늘 밤 너와 춤추고 싶어
붐바야 (ah!)
Yah-yah-yah 붐바야
Yah-yah-yah 붐바야 yah-yah-yah-yah
붐붐바 붐붐바 (오빠!)
Yah-yah-yah, yah-yah-yah, yah-yah-yah-yah
Yah-yah-yah, yah-yah-yah, yah-yah-yah-yah (오빠!)
Yah-yah-yah, yah-yah-yah, yah-yah-yah-yah
Yah-yah-yah, yah-yah-yah-yah 붐붐바 붐바야
BLACKPINK in your area

Angkasa melihat seorang anak lelaki sedang memegangi tiga pcs tisu di tangan kanannya dan sekantong plastik merah yang penuh dengan tisu di tangan kirinya. Dengan wajah yang tersenyum polos, anak itu mengetuk setiap pintu kemudi mobil yang dilewatinya. Menawarkan tisu yang ada di tangannya.

Angkasa membuka kaca mobilnya, menoleh keluar jendela dan memanggil bocah penjual tisu tersebut.

니 손이 내 허리를 감싸고 도네
Front to my back 내 몸매는 특별해
(Oh, yes) 니 눈빛은 I know you wanna touch
Like touch, touch, tou-tou-touch 뚜루룹바우
좋아, 이 분위기가 좋아
좋아, 난 지금 니가 좋아
정말 멋있어
오늘 밤 너와 춤추고 싶어
붐바야 (ah!)

Dengan senyumnya yang tulus, anak itu datang menghampiri Angkasa yang memanggilnya.

“Mau beli berapa bang?” Tanya anak itu.

“Kamu umur berapa?’’ Angkasa malah bertanya balik.

“Saya kelas-

Anak itu menaik-turunkan jarinya, entah ia menghitung apa, membuat Angkasa rada heran melihatnya.

“Enam tahun bang.” Jawab anak itu setelah menghitung dengan jarinya.

Angkasa tersenyum kelu, batinnya tersayat melihat bocah penjual tisu yang masih muda ini berjalan diatas aspal panas setiap harinya menjajakan dagangannya. Entah takdir menempatkannya di tempat yang benar atau salah? Terkadang Angkasa membenci hidupnya yang seperti ini, walau bergelimang harta, tapi hidupnya terasa hambar dan hampa tanpa kehadiran keluarga. Namun saat dia berpikir ketika takdir menempatkannya di posisi si bocah penjual tisu, Angkasa Kembali berpikir apa dia akan sekuat itu?

MENYELAMI ANGKASA [TELAH TERBIT DI LOVRINZ]Where stories live. Discover now