BAB 8 : MEMBESUK

168 14 2
                                    


[Makasii yang masih mau mampir dan menyempatkan waktunya buat ketemu Angkasa sama Bintang >< ]

[Kirim 💛 nya buat Angkasa dongg]

[Spam komen juga yaa.. Ucapin segala doa terbaik kalian buat Angkasa disini]

*****

Dua hari setelah acara praktikum Mapel bu Anggar, Angkasa tidak terlihat eksis di sekolah. Tampaknya sudah dari kemarin Angkasa tidak masuk sekolah. Bintang khawatir kalau Angkasa kenapa-napa. Setelah mengumpulkan cukup keberanian untuk menanyakan kabar anak itu, akhirnya Bintang memberanikan diri untuk bertanya pada Varend yang sedang duduk nyantuy di kursi pojokan belakang.

''Rend.. Angkasa kemana gak masuk lagi?" Tanya Bintang duduk di kursi depan Varend.

''Masih sakit doi, nape kangen?" Jawab Varend.

''Hah?! Sakit?! Sakit apa dia?"

''Cuma demam doang kok, di rumah tuh dia.'' Kata Varend, seraya terus memainkan hapenya dari tadi tanpa memperdulikan Bintang yang mengajaknya berbicara.

''Uhmm, kira-kira gue boleh gak ya jenguk dia?" Bintang bergumam, wajahnya menekuk dengan kaki yang di gesekkan ke lantai.

''Jenguk mah ya jenguk aja kali.. Kenapa emangnya?"

"Gue takut dia tambah marah Rend" Kata Bintang.

Varend beranjak dari duduknya, dia berdiri di depan Bintang yang duduk menghadapnya. Badan Varend sedikit merunduk menyeimbangkan wajah mereka agar tepat berhadapan.

''Asal lo tahu, bang Angkasa itu bukan pemarah, apalagi pedendam. Seumur-umur gue kenal sama bang Angkasa, gue tidak pernah melihat dia punya sikap pemarah, apalagi pedendam. Jadi salah besar kalo lo pikir bang Angkasa marah apalagi dendam sama lo. Masih banyak hal lain yang musti dia pikirin ketimbang marah dan dendam sama lo'' Varend menepuk pundak Bintang lalu pergi keluar kelas.

Oh iya, jangan tanya kenapa Varend panggil Angkasa pake “Bang”. Itu karena ibu Angkasa adalah kakak dari ibunya Varend, makanya Varend panggil Angkasa pake abang selain itu, karena memang Angkasa mempunyai sifat yang sangat mengayomi dan humble pada siapapun. Termasuk pada Varend, Varend selalu merasa mempunyai abang kandung kalua sama Angkasa.

Bintang terdiam sejenak..

Sebentar...

Saat Bintang mencerna kata-kata Varend tadi, sebetulnya bener juga sih. Dia tahu kalau Angkasa bukanlah sosok pemarah apalagi pedendam. Apalagi buat dia, siapa Bintang yang harus Angkasa musuhi? Rasanya memang akan buang-buang waktu dia saja. Kesehariannya saja sudah seperti panda di sekolah. Kalau nggak belajar ya jajan, kalau nggak ada guru ya tidur. Angkasa itu flate!

"Oke, gue jengukin dia.'' Ucap Bintang pelan sembari tersenyum.

''Jengukin siape lu?" Tiba-tiba sebuah suara di samping kanannya mengagetkan Bintang, membuatnya hampir jatuh dari kursi.

''Heh kuda liar, ngapain lo disitu! Nguping lo ya?!" Bintang sontak melempar buku pada Docil, si cowok 'Kemayu' yang sering menjadi biang ghibah di sekolah mereka.

''Nggak kok.. Yeaahhhhhh!! iyey kan cuma baca buku doang disini, ngga macem-macem deh maaaakkkk" Jawab Docil santai.

''Tadi lo nguping kan?! Ngaku lo! Yeee dasar betina gagal lo."

''Aaaarrghhhh sakit maaaaakkkkkk" Docil berusaha kabur dari Bintang yang mencubit perutnya.

***

MENYELAMI ANGKASA [TELAH TERBIT DI LOVRINZ]Where stories live. Discover now