PART 8 - 2

92.5K 2.7K 86
                                    

Tiba-tiba Marco mengeluarkan sesuatu dari dalam tas kerjanya. Ia menunduk dan menulis beralaskan meja kasir, lalu menyerahkannya pada Doni.

"Ini. Dan orderannya besok saja," kata Marco singkat.

Doni terlihat ragu. Tapi akhirnya menerima pemberian Marco. Ia memperhatikan dengan cermat cek di tangannya.

Detik ke menit berlalu dengan Doni yang masih saja mematung memandang cek tersebut.

"Tak perlu ragu, Bung! Aku menjamin cek itu sah. Tapi jika memang tidak bisa dicairkan, kau bisa datang kemari lagi!" ucap Marco dingin.

Doni tampak terkejut mendapat respons Marco yang dingin dan tegas. Sedetik kemudian ia mengangguk, kemudian menyimpan cek tersebut dan menceklis beberapa baris tulisan di rekap piutangnya.

Felicia hanya diam melihat aktivitas di depannya yang tidak melibatkannya sama sekali, seolah ia tidak berada di sana.

"Oke, Pak, terima kasih," kata Doni pada Marco. "Besok saya ke sini lagi, Kak Fel," imbuhnya pada Felicia.

Felicia hanya tersenyum kaku dan menatap punggung Doni yang mulai menjauh meninggalkan tokonya.

"Marc..., terima kasih. Aku—aku akan menggantinya," ucap Felicia pelan. Ia tidak berani menatap wajah dingin di depannya. Malu karena di hadapan Marco ia benar-benar terlihat miskin.

"Apakah kau sudah makan?"

Felicia menggeleng.

Bibir Marco menipis. "Sebaiknya kau makan sekarang."

Setelah mengucapkan kalimat itu, Marco berbalik, melangkah keluar. Felicia pikir Marco marah dan hendak pergi. Ternyata dugaannya salah, Marco menutup pintu toko, membuat Felicia ternganga.

"Sekarang, sementara kau makan, aku akan mengobrol dengan Papa dan Mama."

Mata Felicia tak berkedip karena terkejut. Tidak menyangka, Marco yang dingin bisa bersikap perhatian.

Tanpa berbicara lagi, Marco bergerak meninggalkan Felicia untuk menemui kedua orangtua Felicia yang tinggal di lantai dua ruko.

***

Bersambung...

Evathink

Bukan Istri Bayaran [Tamat]Where stories live. Discover now