Tipsy

9.1K 1.2K 134
                                    

Jeno menyipitkan matanya saat dentuman musik klub menusuk indra pendengarannya membuat telinganya berdenging. Pandangannya kemudian beralih ke sebelah kirinya, melihat Jaemin yang duduk manis seraya memainkan ponselnya lalu dia temannya yang asik bermesraan seraya merokok.

“Wanna try?” Tanya Hyunjin menyodorkan bungkus rokoknya, Jeno mengendikkan bahunya lalu tangannya terulur hendak menerima tapi Jaemin dengan cepat menahannya.

“Aku benci perokok!” Sahut Jaemin dengan wajah dinginnya membuat Jeno menghela nafas.

Pria itu berakhir menyambar gelas tequillanya dan meneguknya, dia letakkan kembali minumannya lalu menatapi sekitar. Bola mata Jaemin bergerak melirik ke arah Jeno yang tampak bosan.

Pria itu lantas mengunci layar ponselnya dan memasukkannya ke kantung jaketnya.

“Jaemin, mau menari?” Tawar Felix.

Jaemin melirik lagi ke arah Jeno seolah meminta persetujuan namun Jeno tampak tak acuh, kepalanya sudah bergerak menari mengikuti alunan musik dengan pandangan melihat ke sekitar.

“Tidak, aku menyetir” Sahut Jaemin.

“Ayolah, biasanya kau selalu mabuk dan menari” Bujuk Felix seraya menuang minuman ke gelas Jaemin membuat Jaemin berakhir menghela nafas.

Pria itu tak bisa berbuat banyak dan berakhir meneguk minuman beralkohol itu. Lagi pula, sudah menjadi kebiasaan Jaemin untuk mabuk selepas penat bekerja.

Jeno melirik jam tangannya di mana waktu menunjukkan pukul sepuluh malam. Dia menoleh ke arah Hyunjin dan Felix yang asik berciuman membuatnya menggeleng, lalu menoleh ke arah Jaemin.

Suaminya hanya menumpukan kepalanya pada lipatan tangan, menatap gelas winenya yang sudah kosong dan dia benar-benar mabuk.

“Sayang, ayo pulang” Ajak Jeno.

“Hum...” Jawab Jaemin dengan pipi menggembung.

Jeno mengalungkan satu tangan Jaemin ke pundaknya dan berdiri, dia menahan pinggang sang suami yang hendak jatuh karena Jaemin benar-benar mabuk hingga dia tidak bisa menahan berat tubuhnya sendiri.

“Minum” Lirih Jaemin hendak meraih gelas anggurnya.

“Hei hei hei sudah mabuk” Pekik Jeno kebingungan, dia langsung menarik pinggang sang kekasih menjauh dari meja.

Merasa kesulitan memapah Jaemin, akhirnya dia putuskan menggendong suaminya untuk menuju mobilnya yang terparkir.

“Astaga, di mana rumahnya? Aku mana tahu” Gumam Jeno seraya melirik ke arah Jaemin yang sudah terkapar.

Pada akhirnya, Jeno menghubungi sopir Jaemin untuk menjemput dan membawa mereka pulang.

“Hahaha malam ini banyak bintang”

Jeno hanya bisa menggeleng saat mendengar suaminya meracau dengan gelak tawa, sedang dia tengah bersusah payah memapah tubuh suaminya untuk ke kamar.

“Arghh padahal tubuhnya mungil, tapi berat juga” Jeno menggeram seraya merebahkan tubuh suaminya ke ranjang.

“Aaah” Jaemin melenguh dengan senyum merekah namun matanya terpejam.

Pria itu menggeleng dengan helaan nafas, dia buka sepatu dan jaket sang suami, membenarkan posisi tidur Jaemin agar nyaman. Sementara dia melepas jaketnya, membiarkan dada bidang serta otot bisepnya terlihat dari kaos ketat yang dia kenakan.

Jeno langsung naik ke atas ranjang, dia memosisikan tubuhnya miring menatap Jaemin yang mabuk.

“Jaemin...” Panggil Jeno lirih membuat Jaemin membuka matanya yang berat, dia kemudian menoleh ke arah Jeno.

THE TRAPS [NOMIN]✓Where stories live. Discover now