The Final Chapter

12.6K 1.1K 183
                                    

Kehidupan Jeno dan Jaemin, berjalan seperti biasa. Jaemin masih dengan segala suasana hati yang naik turun, dan Jeno dengan segala rasa ingin makan. Bahkan kini pria itu bertambah tembam.

Usia kehamilan Jaemin juga mulai memasuki Minggu ke lima belas. Perutnya sudah mulai membuncit, rasa mualnya mulai mereda, dia mulai bisa makan ini dan itu.

Seperti biasa, saat pagi, kediaman Jeno akan di ramaikan dengan para maid yang berlalu lalang membersihkan rumah, ada sumber kebisingan lain di dapur di mana para juru masak tengah berkutat membuat menu sarapan.

Sementara pemilik rumah, masih merapikan penampilannya.

Jaemin masuk ke dalam kamar setelah membantu Sophia bersiap untuk berangkat sekolah, dia tersenyum saat melihat suaminya menyemprot parfum ke leher.

“Ayo turun” Ajak Jaemin.

“Pasangkan dasi ku dulu” Ucap Jeno menarik lengan suaminya.

Jaemin hanya bisa melempar senyum, dia lantas memasangkan dasi sang suami, membiarkan pria itu melingkarkan lengannya pada pinggangnya dan menatapinya dengan mata yang berbinar.

“Hari ini jadwal periksa kandungan kan sayang?” Tanya Jeno yang di angguki oleh Jaemin.

“Mau ikut ke kantor atau ku jemput saja nanti?” Tanya Jeno lagi.

“Jemput saja” Jawab Jaemin, dia menghela nafas seraya mengusap pundak sang suami, setelah merapikan penampilannya.

“Oh ya, Sayang...” Jeno menjeda kalimatnya.

“Kita belum pernah membicarakan ini sebelumnya, tapi... Aku rasa sudah waktunya, untuk kita bertemu Ayahmu” Tutur Jeno membuat senyum Jaemin pudar.

“Kita sudah menikah selama hampir setahun, aku tidak pernah mau membicarakan apa yang sudah terjadi, tentang masa lalumu, tapi, ini untuk masa depan kita. Pertemuan kita, kau dan aku sebagai pasangan suami dengan Ayahmu, adalah bentuk bahwa kita telah melangkah ke depan, bukan karena masa lalumu...” Jelas Jeno.

“Sayang, hidup terus berjalan” Tutur Jeno menangkup pipi suaminya.

Jaemin hanya diam selama Jeno bercerita dengan bola matanya yang bergerak ke sembarang, memikirkan setia kata yang keluar dari bibir suaminya.

“Mau apa bertemu dengan dia?”

“Aku ingin bertemu Ayah dari suamiku, mau apa yang kita lakukan di sana. Aku tetap harus bertemu dengannya. Kau belum pernah mengenalkan suamimu secara resmi pada Ayahmu”

“Dia sudah kenal padamu” Rajuk Jaemin.

“Yang Ayahmu kenal, aku mantan suami Lee Seungmin. Mau terus di pandang seperti itu oleh Ayahmu?”

“Aku tak peduli” Sahut Jaemin memalingkan wajahnya membuat Jeno terkekeh.

“Berdamai dengan dirimu sendiri, seperti kau berdamai dengan dirimu untuk hubungan kita” Tutur Jeno lembut.

“Titik tertinggi dari sebuah pembalasan dendam adalah merelakan, karena dunia yang akan bekerja membalas orang seperti itu, mengerti Sayang?”

“Mudahnya kau bicara begitu, kau tidak tahu apa yang aku alami”

“Bukankah seumur hidupmu kau menderita karena dendam? Lalu sekarang, apa yang kau rasakan?” Tanya Jeno membuat Jaemin berpikir jauh.

“Hidupmu menjadi lebih baik, kau bisa merasakan kebahagiaan, menjalani hidup dengan tenang, benar kan? Kau tahu kenapa? Karena seiring waktu yang berlalu, kau mulai mengabaikan dendam itu. Kau mulai sibuk menata hidupmu dari pada sibuk memikirkan dendammu, bukankah seperti itu lebih bahagia, Sayang?” Tanya Jeno.

THE TRAPS [NOMIN]✓Where stories live. Discover now