Drama King

16.2K 1.5K 174
                                    

Jaemin adalah orang pertama yang menggeliat dari tidur lelapnya, pergerakannya terbatas karena lengan besar Jeno masih setia memeluk pinggangnya. Dia tatap lengan itu dengan seringai.

Dia ingat lagi tentang pergulatan panas mereka tadi malam, dia menoleh ke belakang dan mendengar dengkuran halus pria itu pertanda Jeno masih sangat lelap.

Secara perlahan, dia singkirkan lengan Jeno kemudian menyibak selimut yang membalut tubuh telanjang mereka. Dia juga beranjak perlahan agar tak menimbulkan kebisingan.

Sesekali ia lihat Jeno yang masih tampak lelap, memastikan bahwa pria itu tak terusik akibat pergerakannya. Jemari lentiknya bergerak menyambar kemeja dan celananya, dia berjalan menuju ponselnya dan melihat jam menunjukkan pukul lima pagi.

Lalu ia buka aplikasi kamera dan membidik Jeno yang tengah terlelap beberapa kali kemudian mengunci ponselnya.

“Aku dapat” Gumamnya dengan senyum kemenangan.

Dia letakkan kembali ponselnya ke atas ranjang lalu melangkah menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Raut wajah Jaemin berubah, dingin.

Sangat dingin dan suram. Dia berdiri di depan kaca, menatap leher dan dadanya yang di penuhi bercak kemerahan akibat cumbuan Jeno. Dia usap tanda-tanda itu dengan senyum kecut.

Perlahan, dia tertawa tapi matanya terpejam lalu sedetik kemudian dia terisak. Kedua tangannya bertumpu pada dinding keramik. Menahan agar dirinya tak hancur.

Tapi dia benar-benar hancur.

Ia nyalakan kran air kemudian jatuh berjongkok seraya memeluk tubuhnya sendiri. Perlahan, tubuhnya gemetar dan menggigil. Dia usapi tubuhnya seolah menyeka bekas sentuhan Jeno kemudian menjambak rambutnya sendiri.

Dia merasa bersalah untuk dirinya dan Mingyu.

Dia telah menodai dirinya yang gelap mata akan dendam. Dia benci mengakui bahwa dia telah kotor, tapi dia terpaksa. Tak bisa ia bayangkan Mingyu yang akan hancur jika mengetahui ini, bahkan dia sendiri hancur setelah memberikan harga dirinya pada pria itu.

Jeno menggeliat dari tidur nyenyaknya, matanya yang berat masih mengerjap beberapa kali, pandangannya yang mengabur perlahan normal. Alisnya bertaut saat melihat langit-langit kamar yang bukan miliknya.

Di detik berikutnya dia tersentak dan langsung mendudukkan tubuhnya di atas ranjang, semakin kaget kala melihat dirinya tanpa balutan busana. Hanya tertutup selimut dan ranjang yang berantakan.

Dia coba mengingat apa yang baru saja terjadi tadi malam dan pupil matanya membesar kala mendapatkan ingatannya.

“Sial! Apa yang aku lakukan tadi malam?” Umpat Jeno.

Dia mengacak surainya frustrasi kemudian menyibak selimutnya dan memakai celana dalamnya. Pagi ini, dia merasa seperti di pukuli karena terlalu kalut dan hancur.

Pria itu tak mampu berbuat apa-apa, kepanikan menguasai dirinya. Dia bahkan melupakan Jaemin untuk sesaat hingga dia mendengar percikan air dari kamar mandi.

Hatinya mencelos kala satu-persatu, detik demi detik kegiatan panas mereka terputar. Pria itu menjambak rambutnya karena terlalu pusing. Dia duduk di tepi ranjang Jaemin mencoba menenangkan dirinya.

Dia merutuki kebodohannya yang berakhir mengkhianati suami dan keluarga kecilnya. Belum lagi atas Jaemin yang sekarang entah seperti apa? Hatinya berdenyut nyeri dengan ribuan perasaan bersalah pada suaminya.

Lama termenung, Jeno sadari Jaemin tak kunjung keluar membuat Jeno panik. Dia putuskan melangkah menuju kamar mandi, jemarinya dengan ragu mengetuk pintu itu hingga tak berselang lama tak terdengar lagi percikkan air.

THE TRAPS [NOMIN]✓Where stories live. Discover now