Fell

12.5K 1.1K 92
                                    

Jaemin membuka matanya yang terpejam saat merasa tubuhnya pegal karena posisi berbaringnya. Dia mendongak menatap Jeno yang mendekapnya lalu beralih menatap ke arah matahari terbenam.

Bibirnya mengulum senyum tipis lalu mengeratkan dekapannya pada Jeno membuat pria itu terbangun.

Sejak kemarin, mereka tidak melakukan apa-apa karena Jaemin kelelahan. Kemarin, Jeno benar-benar menggempurnya tanpa ampun. Dia bahkan harus menambah dosis obat pencegah kehamilannya.

Jadi seharian ini mereka hanya berdiam diri di hotel. Jaemin mengeluh kakinya masih gemetar karena lemas.

“Ayo pindah ke dalam. Anginnya mulai dingin” Ucap Jaemin.

Jeno menarik selimut yang membalut tubuh mereka, seolah tuli, dia tetap mendekap Jaemin. Merasakan segarnya udara sore di ayunan.

“Aku masih ingin seperti ini. Kau selalu indah di balut sinar jingga ini” Tutur Jeno dengan suara beratnya yang khas saat bangun tidur.

Di tengah asiknya mereka menikmati matahari terbenam, suara dering ponselnya Jeno memecahkan kesunyian sore. Di lihatnya sebuah panggilan masuk dari Seungmin membuat Jaemin dengan jahil menggulir ikon tolak panggilan.

Sontak saja hal itu membuat Jeno tertawa begitu pula Jaemin. Namun tak lama, Seungmin kembali menghubunginya membuat Jaemin memutar bola matanya.

“Aku angkat sebentar, kau jangan bersuara” Ucap Jeno.

“Aku akan teriak” sahut Jaemin.

Jeno mencubit gemas pipi Jaemin lalu menjawab panggilan yang masuk dari suaminya. Sementara Jaemin setia menguping seraya memeluk dada Jeno, menikmati embusan angin pantai serta sinar jingga yang indah.

“Ada apa?” Tanya Jeno

“Bagaimana pekerjaanmu?” Tanya Seungmin di seberang telepon sana.

“Sedikit rumit. Terjadi sesuatu?”

“Sophia terus merengek”

“Cobalah beri pengertian padanya. Ayahnya sedang sibuk bekerja”

“Sudah”

“Sudah tapi kenapa kau masih mengeluh, berarti tidak berhasil kan?”

“Sebenarnya juga aku rindu. Kau tidak pernah meninggalkanku selama ini” Rajuk Seungmin membuat Jeno menghela nafas.

Dia hanya diam selama Jaemin memainkan jari-jari tangannya yang bertumpu di atas perutnya. Sementara Jaemin hanya mengulum seringai mendengar bagaimana Jeno mengomeli suaminya.

“Suamimu sedang mendekapku sekarang” Ucap Jaemin dalam hati.

“Ku mohon mengerti, ini urusan pekerjaan. Kenapa kau jadi kekanakan seperti Sophia”

“Aku minta maaf. Kapan kau pulang?” Tanya Seungmin dengan kepala tertunduk, merasa menyesal karena telah membuat suaminya kesal.

“Lima hari lagi”

“Aku akan menjemput di bandara dengan Sophia. Dia pasti merindukan Ayahnya”

Jeno mendelik mendengar penuturan Seungmin. Padahal dia pergi bersama Jaemin, bagaimana mungkin Seungmin mau menjemputnya?

“Ya sudah” Jawab Jeno.

Dia tahu, jika menolak maka Seungmin akan marah dan curiga. Jeno sedang tidak ingin berdebat. Dia sedang ingin menikmati manisnya waktu bersama Jaemin yang bagaikan berbulan madu.

“Ada apa?” Tanya Jaemin setelah Jeno kembali memasukkan ponselnya dalam saku celana.

“Dia ingin menjemput di bandara saat aku pulang” Ucap Jeno seraya mencebik.

THE TRAPS [NOMIN]✓Where stories live. Discover now