48

4.2K 425 15
                                    


"APA, CARI SAMPAI DIA DI TEMUKAN, HARUS DALAM KEADAAN HIDUP" perintah Joshua kepada yang penelpon.

"Chloe kabur" lirihnya.

"Bagus" ucap Hazel dengan tersenyum manis namun kedua matanya masih memerah.

Seisi ruangan menatap Hazel dengan pandangan yang berbeda beda.

"Lo oke kan?" Tanya Sindy, ia tau jika Hazel sudah tersenyum dengan kedua mata yang memerah ia sedang sangat sangat marah biasanya.

"Gua oke, pinjem God eyes ya, sekalian gua minta tolong" pintanya.

"Ah oh nanti gua bawa" sindy mengangguk.

"God eyes?" Gumam Dillar.

"Teknologi buat nyari orang di manapun orangnya berada asal Lo bisa kasih data dirinya yang lengkap, mau sejauh apapun orang itu, pasti bakal ketemu kecuali kalo orang itu udah mati" jelas Sindy.

"Jangan bilang Lo mau bales dendam?" Tuduh Dilan.

"Lo pikir gua bakal diem aja kaya orang bego" sinis Hazel.

......

"Hahaha dasar manusia manusia bodoh" Chloe berjalan dengan santainya menuju salah satu bandara terkenal.

"Lebih baik gua refreshing" santainya.

.....

Tak terasa waktu sudah berlalu, kini malam pun tiba  namun Haikal gak kunjung membuka matanya meski operasi telah selesai.

Jeno dkk dan Harvey dkk sudah pulang, begitupun dengan Caroline dkk katanya mereka akan kembali besok, hingga tersisa lah Hazel, Reza, Sindy dan Naendra yang ada disana.

Loh Naendra pria itu baru terlihat lagi, yang membantu Caroline membawa Haikal ke rumah sakit adalah Naendra maka dari itu ia tidak ikut bertarung tadi.

Mereka berada di ruangan tempat Hazel dirawat sementara tempat di sebelahnya adalah tempat dimana Haikal di rawat ruangan mereka hanya di pisahkan oleh kaca, jadi mereka bisa memantau Haikal tanpa harus satu ruangan dengannya.

"Udah ketemu?" Tanya Sindy.

Hazel mengangguk.

"Ada di kota L, gak sabar pengen kasih kejutan" senyumnya.

"Udah larut banget, kalian tidur, biar kita yang jagain Haikal, lagi pula orang tua Lo juga udah titipin Lo ke kita" ucap Reza.

Naendra mengangguk menyetujui ucapan Reza.

"Lo tidur di sini aja" ucapnya dengan menepuk tempat di sebelahnya.

Satu jam berlalu, Hazel dan Sindy masih belum tidur karena sebenarnya mereka memang tidak memiliki rencana untuk tidur mereka hanya menunggu waktu untuk Haikal dan Naendra tertidur.

"Dah siap?" Tanya Hazel.

Sindy mengangguk.

"Sesuai yang Lo minta anak buah bokap gua udah mengepung tempat itu, dan jumlahnya dikit, bisa di itung jari"

"Oke kita berangkat sekarang"

Sindy dan Hazel berjalan mengendap endap keluar dari ruangan, tanpa mereka sadari Haikal melihat itu semua, namun karena keadaannya yang masih lemah ia tidak bisa berbuat apa apa selain diam dan memperhatikan apa yang sedang di lakukan dua orang itu.

....

Hazel dan Sindy sampai di markas besar milik orang tua Chloe, mereka tidak hanya berdua mereka datang kemari di temani oleh anak buah ayah Sindy karena sebenarnya orang tua Sindy dan Chloe itu musuh mungkin itu juga yang membuat kedua orang tua Sindy membuat sindy seolah meninggal dunia, agar Sindy tidak menjadi ajang balas dendam Chloe seperti yang saat ini sedang terjadi kepada Hazel.

Hazel dan Sindy membawa sekitar 50 anggota.

"Oke Lo bawa pasukan Lo ke bagian kanan dan gua sama pasukan ke bagian kiri, untuk depan dan belakang gak usah karena bagian depan itu penghianat mereka alias mata mata bokap gua untuk belakang emang biasanya gak ada yang jaga"

"Oke" Hazel menganggukkan kepalanya.

Hazel dan pasukannya pergi ke bagian kanan gedung untuk menghabisi semua anggota mafia ayah Chloe.

Set..

Crasss..

Cras.. 

Cras..

Tidak ada perkelahian di bagian kanan karena cukup gelap jadi mereka hanya menaik setiap anggota lalu langsung membunuhnya tanpa basa basi, meski masih ada beberapa anggota yang lebih memilih untuk kabur entah kemana.

Hazel menempelkan beberapa benda di bagian tembok serta pilar bangunan.

Bugh..

Bugh..

Bugh..

Bugh.

Sementara di bagian kiri, terjadi perkelahian cukup hebat antara pasukan sindy dan para anggota kelompok mafia ayah Chloe.

Karena kalah jumblan dan pengeroyokan jadi para anggota mafia ayah Chloe habis tak tersisa di bagian luar, baik Hazel maupun Sindy mereka benar menari menghabisinya tanpa ampun, jika di hitung dari jumlah kemungkinan besar ayah Chloe masih memiliki 40 anggota lagi, karena Hazel dan Sindy sudah menghabisi seperempatnya, seperempatnya lagi di tahan oleh ayah Hazel dan 40 anggota sisanya.

Tanpa di duga Hazel dan pasukannya memasuki area dalam markas, mereka melihat beberapa anggota yang sedang terkapar di lantai dengan banyak obat obatan juga alkohol berserakan.

Hazel memeri kode kepada pasukannya melalui gerakan mata, mereka yang paham dengan gerakan mata tersebut langsung mengangguk dan mengambil belati masing masing lalu menusukkan nya ke musuh yang sedang terkapar.

"Wah wah gak ajak ajak" Sindy baru saja masuk dengan anak buahnya.

"SIAPA KALIAN"

Hazel dan Sindy saling menatap dan tersenyum.

Kring .... Kring ....

Alarm di bunyikan seketika itu ruangan tersebut di penuhi oleh anak buah ayah Chloe termasuk ayah Chloe yang ada di sana juga.

Bahkan anggota yang masih hidup di sisi kanan dan kiri gedung juga ikut berkumpul.

"Serang"

Mendengar perintah Sindy para pasukannya langsung menyerang anak buah ayah Chloe, mereka pun langsung melakukan hal yang sama, bahkan tak segan Segan Hazel menyerang ayah Chloe dari jarak jauh.

Dalam artian Hazel terus melemparkan benda benda agar ayah Chloe kerepotan.

Sebagian anggota pasukan sindy sudah tumbang, begitupun sebaliknya.

Dor..

Dor..

Hazel menembak kaki ayah Chloe yang membuat ayah Chloe langsung terjatuh di tempat sementara perkelahian masih berlanjut, tanpa ada yang menyadari jatuhnya ayah Chloe, karena anggota yang sama banyaknya sedangkan ayah Chloe terjatuh jadilah ia terinjak injak baik oleh anggotanya sendiri maupun anggota Sindy.

"STOP" teriak Hazel yang membuat semua orang yang sedang berkelahi langsung terdiam seketika.

"Bos" ucap salah satu anggota musuh yang baru saja menyadari jika ayah Chloe kini berada di tangan Hazel.

"Berlutut kepada dia atau kalian mati menjadi daging panggang di sini" Hazel menunjuk Sindy.

Seluruh anggota yang masih hidup lebih memilih untuk menjadi anak buah sindy daripada menjadi daging panggang.

"Pilihan yang bagus" Hazel berjalan keluar dari markas begitupun sindy dan yang lainnya.

Duar...

Hawa panas mengepung mereka semua itu karena Hazel yang meledakkan bom di area markas, benda yang tadi Hazel tempel itu adalah bom.

Ayah Chloe? Ada ia di tahan oleh anak buahnya sendiri yang sekarang sudah berubah menjadi anak buah Sindy.

"Udah ayo balik, kita lanjut besok" ucap Hazel dengan memandang bangunan mewah yang kini sudah setengah hancur.


















Hay Hay Hay..

Hazel (End)Where stories live. Discover now