4

21.7K 1.9K 38
                                    


Suasana kantin kembali kondusif setelah Carol pergi, semua siswa siswi dan ibu kantin kembali ke kesibukannya masing masing.

"Josh, gabung, penuh"

Hazel menatap ke arah seseorang yang tiba tiba datang ntah darimana bersama rombongannya dan seorang gadis yang masih sesenggukan sehabis menangis, ya siapa lagi jika bukan para tokoh utama dalam novel ini.

"Wih jos siapa nih cantik bener" Reza duduk di samping Hazel, sementara di samping Joshua ada Alma dan Jeno.

"Adeknya temen gua"

"Kenalin gua Reza" Reza mengulurkan tangannya, kemudian di sambut oleh ukuran tangan Hazel.

"Hazel" Hazel tidak mengucapkan nama keluarganya, karena Reza juga tidak mengucapkan nama belakangnya.

"Jeno" Jeno ikut mengenalkan dirinya.

"Ihhh sayang, kamu kok gitu sih, kamu itu pacar aku, nanti kalo dia suka sama kamu, terus rebut kamu dari aku gimana, belum lagi kalo dia bully aku kaya Carol gimana, aku gak mau ya saingan aku bertambah" Alma memeluk lengan Jeno dengan erat, tak lupa dengan beberapa gerakan yang membuat seakan dirinya terkesan imut dan menggemaskan.

Melihat adegan menjijikan tersebut Hazel memperlihatkan raut jijiknya.

"Sorry mbak, selera gua lebih tinggi" Hazel berdiri dari duduknya lalu pergi begitu saja setelah mengucapkan sebuah mantra andalan yang sudah ia pakai sebelum menjadi Hazel di dunia novel.

"Amit amit, amit amit" sambil mengetuk kepalanya berulang ulang, ya itu mantar ajaib yang Hazel percayai.

"Theoo pantes aja di benci sama keluarga, sifatnya kaya gitu, jujur gua sendiri jijik sekaligus geli, huekkkk pas baca aja jijik sekarang gua liat langsung adegannya rasa ingin memaki pun meningkat" celoteh Hazel di dalam hatinya, tentu saja Theo mendengar dengan jelas semua ujaran kebencian yang Hazel keluarkan.

"Mau bagaimana lagi nona, itu memang sifatnya dan tidak bisa di ubah begitu saja" ucap Theo.

"Gua penasaran, sebenernya gua bisa balik lagi gak sih ke dimensi gua? Dan kalau bisa kira kira waktu di sana sama waktu di dunia ini sama gak ya?" Tanyanya.

"Tentu saja berbeda nona, setiap dimensi, ruang, dan waktunya pasti berbeda, bisa saja satu jam di sana setara dengan 7 tahun anda di sini, atau sebaliknya, itu semua terjadi karena tekanan gravitasi antara dunia lama anda dan dunia sekarang juga berbeda"

"Multiverse, dimensi, gravitasi, transmigrasi, novel, perpindahan materi, jujur semuanya masih gak bisa gua terima dengan akal sehat, walaupun semuanya sedikit masuk akal, tapi otak kecil gua masih gak bisa Nerima kenyataan ini" keluhnya.

"Nona, mungkin saja jika waktunya tiba, anda juga pasti akan kembali ke dunia anda, atau anda menetap di dunia ini selamanya, daripada anda memikirkan hal yang tidak perlu di pikirkan, lebih baik anda melakukan semua hal yang anda mau di sini, nikmatilah selagi bisa"

............

"Hallo Ziel, tolong jemput zeze ya di sekolah, mami lupa nenek sama kakek kalian mau datang hari ini, tolong adiknya di jemput ya, sekarang, gak pake lama loh sayang"

"Sekalian nanti bilang sama nenek, kakek kalo papi sama mami ada kerjaan jadi gak bisa pulang" lanjut sang mami.

Di dalam keluarga hanya Hazel yang memanggil kedua orang tuanya mommy dan Daddy.

Setelah sambungan telpon terputus, Ziel langsung bergegas pergi menuju sekolah adik kesayangannya Hazel, ya hanya Hazel karena ia tidak menyukai Alma, perilaku dan sikap nya yang semena mena membuat semua anggota keluarga Josephine tidak menyukainya, bahkan mereka sepakat akan membiarkan Alma berusaha sendiri dan hidup sendiri ketika usianya 18 tahun, itu berarti satu tahun lagi, karena dulu orang tua Alma juga setia kepada keluarga Josephine selama 18 tahun.

Atau secara kasarnya mereka akan mengeluarkan Alma dari kediaman Josephine.

Baru saja Ziel tiba di parkiran ia bertemu dengan Hans yang sepertinya baru selesai makan siang di luar kantor.

"Kemana Lo?" Hans bertanya saat melihat Ziel yang terburu buru memasuki mobil.

"Kata mami jemput zeze, wle" ucapnya dengan menjulurkan lidah.

Jika menyangkut Hazel kedua kakak beradik itu tidak pernah akur, mereka selalu memperebutkan Hazel.

"Ikut" Hans hendak menyusul Ziel namun sayang Ziel lebih dulu memasuki mobilnya dan pergi meninggalkan Hans di parkiran.

Tak mau kalah dari sang adik, Hans langsung ikut menyusul menggunakan mobilnya untuk menjemput Hazel.

........

Percakapannya dengan Theo selesai sepihak, karena Hazel tidak menjawab ucapan Theo, tanpa sadar jam istirahat sudah hampir selesai.

Sesampainya di kelas ia di kejutkan dengan salah satu teman Alma yang sudah berdiri di depan pintu kelasnya dengan tatapan gadang menyorot ke arahnya.

Byurrr...

Hazel di siram berbagai macam campuran air yang di siramkan dari lantai atas, Hazel melihat ke atas ternyata di lantai atas sudah di penuhi oleh kumpulan fans fanatik dara Alma, tidak hanya air, telur, tepung serta saus pun mereka siramkan kepada Hazel membuat tubuh Hazel berbau.

"Jadi Lo cewe murahan yang Alma bilang mau rebut Jeno, heh miskin, sebelum Lo deketin, harusnya Lo sadar diri, keluarga Lo gak sebanding sama keluarga Alma, bagi keluarga Alma, Lo cuma seonggok sampah gak berguna, gak ada apa apanya"

"Miskin, Lo cuma jadi mainan kita di sini, udah deh mending Lo balik ke tempat asal Lo" olive sahabat Alma yang memerintahkan seluruh fans fanatik Alma untuk membully Hazel.

Awalnya olive sedang membeli makanan, namun ia melihat Alma yang sedang marah kepada Jeno, usut punya usut itu semua karena Alma yang cemburu kepada Hazel.

"Bukanya udah gua bilang ya, selera gua tinggi" Hazel membalikkan badannya hendak pergi ke toilet.

"Tunggu, kata siapa kamu boleh pergi, kita Belum selesai di sini" Alma yang entah datang dari mana tiba tiba menarik tangan Hazel, membuat Hazel yang tidak siap dengan tarikan tersebut terjatuh.

"Siram dia guys, kasih tau ke dia apa akibatnya berurusan sama Alma Josephine" sombong Alma dengan lantang.

Satu persatu orang orang yang berada di lantai atas maupun lantai bawah kembali melempari Hazel dengan berbagai macam air, makanan, sampah, jus, telur, tepung dan lain sebagainya.

Greep..

Tiba tiba seseorang memeluk Hazel, dan mendekapnya dengan erat.

"STOP" suara dengan nada tinggi menghentikan mereka dari kegiatan yang menurut mereka menyenangkan tersebut.

Joshua, orang yang memeluk dan menghentikan adegan tidak bermoral dan tidak manusiawi itu, ia tidak datang sendirian melainkan dengan kedua temannya Jeno dan Reza.

Jeno menatap penuh kecewa kepada Alma, begitupun dengan Reza yang menatap tidak percaya kepada Alma, karena yang mereka semua tau Alma itu gadis baik dan ramah, tidak mungkin Alma melakukan itu semua.

"ALMA WALTER"

"Hati hati di rumah" Hazel tersenyum.
















Hay Hay Hay........

Hazel (End)Where stories live. Discover now