49

5K 439 4
                                    


Hazel dan Sindy sudah kembali ke rumah sakit bahkan mereka sudah kembali rebahan di ranjangnya seolah tidak terjadi apa apa.

Meski begitu luka luka yang ada di tubuh mereka tidak bisa berbohong karena sebagian dari luka luka tersebut mengeluarkan darah.

Flashback..

Mereka semua sampai di markas mafia ayah Sindy, anak buah yang menahan ayah Chloe langsung mengikat ayah Chloe di salah satu ruangan yang berbau amis.

Entah ruangan bekas apa itu Hazel tidak tau dan tidak mau tau karena dari bau nya saja tidak enak apalagi mendengar ceritanya.

"Lo tau kesalahan Lo?" Tanya Hazel dengan wajah datar dan menatap lurus ke arah bola mata ayah Chloe.

"Anak Lo gila, gua gak salah apa apa di serang, bahkan hampir di bunuh, dan dia udah bunuh dan lukai temen gua, sebagai teman yang baik tentu gua gak bakal diem aja, sekarang intinya gini Lo suruh anak Lo balik atau Lo yang mati disini"

"Cih anak bau kencur seperti kalian mengerti apa, bahakan kalian sama sekali tidak menghargai nyawa manusia"

"Loh apa bedanya dengan anda bajingan laknat, anda bahkan mendukung putri tercinta anda untuk membunuh teman saya" Kesal Sindy.

"Sayang?" Panggil seseorang.

Sindy menoleh ke belakang karena ia tau jika itu suara ayahnya.

"Udah mainnya? Loh ini mafia kartel kok ada disini" sindirnya.

"Iya polisi kelamaan nangkep dia makanya aku yang tangkep, mafia kartel ini, terlalu meresahkan jual narkoba sana sini, mana target pasarnya anak anak remaja, lagian presiden juga gak keberatan warganya berkurang "

"Hahaha anak Daddy udah besar, lanjutin mainnya sayang jangan lupa jaga diri ya"

Ayah Sindy pergi begitu saja karena tidak mau merusak momen bahagia anaknya.

"Cepet" perintah Hazel dengan menyodorkan ponsel ke arah ayah Chloe.

"Ja...jangan apa apaan saya dan putri saya" pintanya dengan melas.

"Gak bakal kok, cepet kapan Chloe pulang"

"Besok, besok dia pulang" jawabnya cepat ketika mendapat jawaban pesan suara yang ia kirim beberapa saat yang lalu.

"Oke kalo gitu" Hazel mengangguk anggukkan kepalanya.

Jelb..

Tanpa di duga ia menusuk ayah Chloe, membuatnya langsung meregang nyawa di tempat.

"Gantung mayatnya di rumahnya" perintah Sindy.

Flashback end...

"Loh?" Gumam Naendra, ia baru saja bangun dari tidurnya dan mendapati keadaan sindy dan hazel yang banyak terluka sementara mereka berdua malah asyik berkeliling di alam mimpinya.

Pagi pun tiba Reza dan Naendra pergi ke luar untuk mencari sarapan sementara Sindy izin untuk pulang terlebih dahulu ketika Caroline dan teman temannya datang.

"Nak Sindy?" Panggil Hanie yang kebetulan baru sampai di rumah sakit.

"Eh iya Tan?"

"Kemarin Hazel pingsan karena mainannya rusak ya?" Tanya Hanie.

Sindy mengangguk.

"Iya Tan, gak bisa di perbaiki lagi, ininya udah hancur" sindy menunjukkan Tesserac yang sudah pecah kepada Hanie.

Hazel (End) Proses Penerbitan حيث تعيش القصص. اكتشف الآن