22

7.8K 784 40
                                    


Bruk..

"Gua nyerah Theo" Hazel membanting novel novel yang ia bawa.

"Anda menyerah? Bahkan anda belum membaca satu novel hingga habis ckckck" Theo dengan nada mengejek.

"Lo harusnya bantuin gua dong, Lo kan sistem, kecerdasan buatan harusnya Lo lebih pinter dari gua dong"

Mereka berdua berbicara tidak melalui pikiran, karena perpustakaan sepi dan tidak ada penjaganya jadi mereka berdua bebas berbicara.

"Justru karena saya sistem, saya tidak bisa membaca buku" elaknya.

"Nyenyenye" Hazel meledek.

Kemudian ia mengeluarkan ponselnya dan memainkan sebuah game, dan menjadikan salah satu tangannya sebagai bantalan.

Samar samar ia melihat dua sosok bayangan yang terpancar di layar ponselnya.

"Disini Lo ternyata, di kantin lagi rame rame ribut, saling salahin satu sama lain, Lo yang buat keributan malah asik asik disini, nyantai lagi" Jeno ia datang sendiri tanpa kedua dayangnya.

Niatnya kemari karena ingin melihat ekspresi kesal Hazel yang menurutnya lucu.

"Gua? Buat keributan?" Tunjuk Hazel pada dirinya sendiri dengan ekspresi kebingungan.

"Iyalah Lo yang buat keributan itu, Haikal datang datang hajar Dillar, katanya si gak terima kalo Dillar kasarin perempuan itu sama aja mencoreng nama baik geng mereka" ucap Jeno.

"Hubungannya sama gua?" Tanya Hazel lagi.

"Itu semua karena Lo yang bongkar kelakuan Dillar kemaren"

"Oh gitu ya"

Hazel mengangguk membuat Jeno bingung, bukankah seharusnya Hazel marah karna ia telah meggodanya? Karena memang itu tujuan Jeno kemari ingin melihat ekspresi kesal Hazel.

"Lo pernah denger istilah tangan gatel gak?" Tanya Hazel.

Jeno terlihat kebingungan.

Bugh..

Tanpa ba-bi-bu Hazel langsung memberikan bogem mentah tepat di perut Jeno membuat Jeno merintih kesakitan.

"Stok sabar gua udah abis nih"

Clik..

Hazel menekan sebuah fitur di ponselnya.

"Lo apa apaan?" Kesal Jeno tak terima ketika dirinya mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari Hazel padahal niatnya hanya ingin menggoda Hazel sekaligus caper itu saja.

Tanpa menjawab Hazel langsung menarik dasi yang di kenakan oleh Jeno dan menyeretnya bak kambing kemudian membawanya ke kantin tempat keributan sedang berlangsung.

"Gara gara gua kan, oke gua selesain ini semua sekarang"

Hazel masih terus menarik Jeno bak kambing yang siap untuk di kurbankan di hari raya.

Sepanjang perjalanan menuju kantin banyak pasang mata yang melihat ke arah mereka dengan tatapan heran sekaligus takut takut, apalagi saat melihat Jeno yang sedang berusaha melepaskan ikatan dasinya yang semakin lama semakin mencekik dirinya.

Brak...

Hazel melepaskan Jeno, Jeno yang belum siap dengan keseimbangan badannya jadi terjatuh, jangan lupakan semua pandangan tertuju pada mereka berdua, dimana Harvey dkk, Jeno, reza, dan Caroline dkk, Chloe dan Alma berkumpul di sana.

"Ckckck si biang masalah" cibir Olive ada yang masih ingat? Mantan sahabat Alma dulu.

"Gua biang masalah ya? Gua di bilang pelakor? Pembuat keributan? Perebut? Hello kalian udah senior high school please deh masalah gini aja harus di besar besarin, mikir pake otak, gua rebut Harvey? Theo aja lebih ganteng"

Hazel (End)Onde as histórias ganham vida. Descobre agora