5

21.4K 1.9K 34
                                    


Suasana lorong kelas menjadi hening seketika setelah kehadiran Josephine bersaudara, tidak ada yang bersuara kerena mereka takut untuk berurusan dengan keluarga besar tersebut.

"Kenapa kamu diem aja, liat adik saya di bully?" Ziel menatap Alma dengan tajam.

"Cih ya diem lah, orang dia yang menggiring opini publik buat bully adek Lo" Caroline gadis itu sedari tadi melihat semua kejadian pembullyan tersebut, bahkan kedua temannya pun sama mereka semua berada di tempat paling strategis saat melihat kejadian tadi, karena mereka bertiga sedang melakukan siaran live di akun sosialnya, jadi mereka putuskan untuk sekalian memperlihatkan adegan pembullyan tersebut secara live.

Tadinya mereka hendak membantu Hazel sesudah melakukan siaran live, namun Joshua dan teman temannya datang lebih dulu, dapat Carol putuskan jika mereka kemari setelah menonton live Carol.

"Harusnya Lo tuh jadi anak tau diri dikit aja, jangan serakah, Lo bilang ke orang orang gua ngerebut Jeno dari Lo, kalo Lo sadar diri, Lo yang rebut Jeno dari gua, gua sama Jeno itu pacaran udah lama, belum lagi kita udah tunangan dari SMP, siapa yang rebut siapa?" Carol menatap remeh Alma, ini adalah hari yang ia tunggu sedari lama, mempermalukan Alma Tampa membuat malu dirinya sendiri.

Hazel di bawa oleh Joshua ke toilet sementara di koridor beberapa orang mulai menyoraki Alma.

"Nggak, aku gak rebut Jeno, kamunya aja yang gak bisa jaga Jeno, makanya Jeno cinta sama aku"

"Bukan aku kak, bukan aku, aku nggak- stop"

Ucapan Alma terpotong oleh Hans.

"Alma semua fasilitas Lo, gua sita" Hans tanpa berbicara panjang lebar ia langsung menyusul ke toilet.

"Gua sebagai abang nya gak akan pernah maafin Lo, begitupun keluarga gua, dan semua orang yang terlibat, bakal berurusan sama keluarga Josephine"

Deg..

Seluruh fans fanatik Alma menegang, mereka takut berurusan dengan keluarga Josephine, padahal niat awalnya mereka hanya ingin melindungi putri keluarga Josephine ternyata yang mereka lindungi tersebut salah.

"Maksudnya?" Tanya Olive menatap Alma dengan wajah bingung.

"Yang satu tolol yang satu dongo, Hazel itu anak perempuan satu satunya keluarga Josephine" Esya.

"Cabut guys" Carol mengkode teman temannya agar mengikutinya dari belakang.

Tak mau membuang buang kesempatan Jeno langsung mengejar Carol sebelum Carol menjauh, meninggalkan Reza yang juga sama malunya.

"Jadi Lo bohongin gua selama ini?" Tanya Olive tak percaya.

Selama ini ia selalu menyombongkan keluarga Alma, namun apa faktanya sekarang, Alma bukanlah anak keluarga Josephine, ia benar benar malu kepada Hazel.

"Aku gak, gak maksud" Alma gelagapan.

"GUA MALU ALMA, DIMANA GUA HARUS NARO MUKA GUA" teriak Olive.

Olive pergi berlari begitu saja meninggalkan Alma yang kini sedang di tatap dengan tatapan tajam oleh orang orang di sekelilingnya.

Bersamaan dengan itu Hazel baru selesai membersihkan badannya, ia juga sudah memakai seragam yang di bawa oleh Joshua.

"Jijik banget, sama tuh anak" Hazel melanjutkan umpatannya di dalam hati tentu saja Theo mendengarkan.

"Theo bukannya adegan barusan gak ada ya, di novel? Dan apa tadi Carol sama Jeno udah tunangan, di novel juga gak di jelasin" Kening Hazel mengkerut ia memikirkan adegan yang sama sekali tidak ada di novel.

"No no no no jangan bilang kalo gua ngerubah alurnya?" Panik Hazel.

"Emm nona, sebenarnya masuknya jiwa anda saja sudah menimbulkan butterfly effect, karena kehadiran anda saja di sini sudah menjadi paradox dan kemungkinan besar alur novel juga sudah berubah total, anda tidak akan bisa terpaku pada novel seperti yang sudah saya katakan"

Sebuah perubahan kecil yang memiliki efek samping besar di kemudian hari.

"Terus sekarang gimana, kalo udah berantakan alurnya, gua harus apa?"

"Tenang saja nona, ada saya yang siap membantu anda kapan pun"

"Oke oke mulai sekarang kalo ada kemiripan kejadian yang gua alami, sama yang ada di novel Lo harus cepet cepet kasih tau gua" perintah Hazel.

"Baik nona, nona segeralah anda keluar, mereka yang berada di luar toilet pasti cemas menunggu anda yang tak kunjung keluar"

Hazel mengangguk, kemudian menyudahi acara mengobrol mereka, Hazel keluar dari toilet, dan melihat kakaknya sudah ada di sana dengan tatapan khawatir.

"Abang"

Grep..

Hazel melompat ke pelukan Hans, mengalungkan tangannya di leher Hanz kemudian menyandarkan kepalanya di pundak.

"Ayo pulang" ajaknya.

Hans mengangguk.

"Biar Abang yang kasih dia pelajaran" Hans mengusap kepala Hazel kemudian pergi dari toilet, meninggalkan Joshua yang masih terdiam bak patung di sana.

Kembali ke koridor, seluruh murid menatap ke arah Hazel dengan malu, ya mereka sangat malu untuk menampakan diri di hadapan Hazel setelah apa yang sudah mereka lakukan kepada Hazel tadi.

"Balik" kode Hans kepada Ziel.

Hans meninggalkan Ziel, ia berjalan lebih dulu menuju mobilnya.

"Lo juga" Ziel memerintahkan Alma untuk pulang dan meminta maaf kepada Hazel saat di rumah nanti.

"I..iya kak" Alma mengikuti langkah kaki Ziel.

"Thanks" ucap Ziel kepada Joshua yang baru saja tiba.

"Kewajiban gua" balas Joshua, sementara Ziel memutar bola matanya malas, dan pergi dari koridor tersebut.

Sesampainya di parkiran, Hans menurunkan Hazel dengan hati hati, padahal Hazel tidak tidur ia justru baik baik saja.

Bukan hanya mereka, Ziel dan Alma juga baru sampai di parkiran.

Alma berjalan ke mobil Ziel, hendak membuka pintu untuk dirinya sendiri.

"Kata siapa Lo balik bareng gua" ucap Ziel dingin.

Alma diam saja kemudian ia berjalan ke mobil Hans, namun baru saja beberapa langkah, Hans sudah meninggalkan area sekolah.

Alma kembali berbalik ke arah Ziel, namun sama saja dengan Hans, Ziel sudah masuk ke dalam mobilnya dan meninggalkan Alma begitu saja.

Melihat itu semua dan kejadian yang menimpanya hari ini, benar benar membuat dirinya kesal da malu bukan main, ia mengepalkan tangannya dengan erat.

"HAZEL SIALAN HARUSNYA LO MATI KEMARIN, SIALAN HARUSNYA KEMARIN GUA DORONG DIA LEBIH KENCENG BIAR DIA MATI SEKALIAN DI TANGGA" kesal Alma.

Tanpa ia sadari ada seseorang yang melihat serta merekam aksinya.














Hay Hay Hay......

Hazel (End)Where stories live. Discover now