STRUGGLE • 22

14 2 0
                                    

- Permainan -

Saat Azzam membawa tiga remaja laki-laki tampan ini ke halaman samping rumah nenek ternyata di sana sudah ada banyak anak-anak lainnya yang sedang menunggu. Mereka menggunakan pakaian muslim putih dan peci seperti yang Azzam gunakan. Benar-benar mencerminkan seorang santri. Bahkan Gilang dan Dicky merasa malu sendiri karena pakaian mereka yang beda sendiri. Sedangkan Husain masih mengenakan sarung kotak-kotak dan baju muslim juga kopeah di kepalanya.

"Kak Husain!!!!" Sorak anak-anak itu. Menghampiri Husain dan memeluk Husain secara gerombolan. Sepertinya Husain sangat populer di pesantren. Mungkin selain wajahnya yang adem di lihat, Husain juga bisa membuat anak-anak seumuran mereka nyaman berada di dekatnya.

"Kita mau main apa?" Tanya Husain setelah anak-anak tadi melepaskan pelukannya.

"Cing Galasin." Jawab salah satu anak.

"Kak Gilang sama Kakak tau kan cing galasin?" Itu Azzam yang bicara.

"Tau dong," Tiba-tiba saja suara Dicky berubah jadi lebih bersemangat, "Kakak dulu sering main ini sama, Kak Gilang."

"Emang, iya?" Tanya salah satu anak lainnya.

"Iya dong. Kakak tuh temen kecilnya, Kak Gilang."

"Ya udah ayo main. Hompimpa dulu."

Mereka semua berkumpul mendekat membentuk sebuah lingkaran. Kemudian tangan dari masing-masing dijulurkan ke tengah-tengah.

"Hompimpa alaium gambreng. Mak ijah pake baju rombeng."

Beberapa kali menyanyikan lagu itu sampai akhirnya grup untuk bermain cing galasin terbentuk. Mereka dibagi menjadi dua tim, setiap tim terdiri dari empat anggota. Tim pertama beranggotakan Husain, Dicky, Azzam, dan Ibrahim. Tim kedua beranggotakan Gilang, Fikri, Adam, dan Kinan. Kalian tenang saja karena mereka sudah bisa langsung bermain cing galasin. Tadi Azzam dan kawan-kawannya sudah membuat garis untuk bermain.

"Kak Husain tau ga arti hompimpa alaium gambreng?" Kerandoman Adam memang tidak bisa di tahan. Sebelum tim satu berdiri di garis tiba-tiba saja Adam bertanya.

"Emang apa artinya?" Tanya Husain.

"Dari Tuhan, Kembali ke Tuhan. Mari kita bermain!!!! Yeay, ayo tim pertama berdiri di garis." Oceh Adam.

Tak tunggu lama lagi tim pertama segera menempati titik diri mereka sendiri. Azzam berada paling depan, Husain di barisan ke dua, Ibrahim ada di barisan ke tiga dan di barisan terakhir ada Dicky.

"Siapa yang bisa lawan kita?!" Sosor Azzam seraya menoel hidungnya sendiri sambil bersiap-siap menghalangi tim kedua masuk ke area permainan.

"Cetil, Zam." Itu Kinan yang merespon.

Dibawah langit biru tanpa sapuan awan mereka bermain. Tanpa melihat umur, ataupun perbedaan diantara para santri dan Gilang juga Dicky. Bermain ya bermain. Yang terpenting adalah keseruannya. Kapan lagi bisa main cing galasin di zaman modern seperti ini? Kebanyakan anak-anak sekarang lebih senang main handphone daripada permainan seperti ini.

"Yah yah yah yah, Kak Dicky halangin Kak Gilang!!!" Azzam misuh sendiri melihat Dicky saat sedang fokus menghalangi Gilang dari benteng.

"Masukk!!!!!"

"YAHH!!!!"

"HAHAHAHAHA KITA MENANG!!!" Sorak tim kedua bahagia.

"Kalian tetep jaga." Ujar Fikri.

"Ayo, gas!!" Agaknya Dicky sangat senang main bersama anak-anak santri ini. Lihat saja, kondisinya sudah berkeringat sampai bajunya basah tetapi cowok itu masih semangat main.

STRUGGLE Where stories live. Discover now