47. All compact dodge

380 25 2
                                    

"Non,"

Tok tok tok

"Non Hazel..,"

Tok tok tok

"Non Hazel masih tidur?,"

Didalam sana Hazel mengucek matanya, tidak ada cahaya yang masuk ke retina matanya. Dia terkejut begitu mendapati dirinya ada diruangan kotor nan berdebu tapi langsung teringat akan kejadian semalam.

Hazel balas mengetuk pintu dari dalam, karena sempat mendengar namanya dipanggil-panggil oleh bi Mina.

"Bii.. bibi diluar?,"

"Iya, iya non bibi disini, ini bibi bukain,"

Ceklek

Saat pintu berhasil dibuka Hazel langsung menerjang tubuh ringkih bi Mina, meski sempat terhuyung karena tak seimbang bi Mina membalas pelukan Hazel dengan mengusap lembut punggung gadis itu.

Hazel mengurai pelukannya bersamaan dengan pandangannya yang memencar dan menemukan kucingnya tidur pulas didekat pintu, Hazel menarik sudut bibirnya tipis.

"Yaampun non.. wajah non? Tangan non? Merah-merah ini pasti karena nyamuk ya semalem?," bi Mina membolak balikkan wajah lalu tangan Hazel secara bergantian.

"Gapapa kok bi," balas Hazel tersenyum haru.

"Ayo ke kamar non, biar bibi olesin minyak,"

"Minyak goreng?,"

"Bukan dong non,"

"Iya iya bii," Hazel mengangguk-ngangguk tertawa jenaka.

Belum sampai dikamarnya yang ada dilantai atas, bi Mina sudah dipanggil oleh Nadia diminta melanjutkan masakannya. Sambil menggendong Emon yang tidur Hazel kembali melangkah meninggalkan lantai bawah.

Dikamar dia langsung membersihkan dirinya untuk bersiap berangkat ke sekolah. Memang alasan apalagi yang membuat Kai mengizinkannya keluar selain disuruh pergi ke sekolah? Kalau hari ini libur mungkin Hazel akan keluar besok pagi dari gudang kotor nan redup itu.

Nyamuk disana sangat banyak, terlebih sempat ada kecoak yang hampir hinggap ditubuhnya beruntungnya Hazel cepat menyadari dan langsung membunuhnya dengan sandal. Meski takut keadaan tetap memaksanya untuk menjadi berani, sebab tidak ada satu pun orang yang bisa dijadikannya pelindung.

Keluar dari kamar mandi sambil menggulung rambut panjangnya yang basah dengan handuk putih. Hazel mengambil hairdryer dilaci meja rias dan segera mengeringkan rambutnya setelahnya dia masuk ke walk in closet untuk berganti seragam sekolah.

Banyak bintik merah ditangan dan wajahnya, itu hal biasa saat tubuhnya diganggu nyamuk. Tidak tahu kenapa langsung seperti itu, untungnya bisa hilang sendiri setelah beberapa saat jadi Hazel tak terlalu memusingkannya. Lagipula bi Mina seringkali mengolesinya minyak yang entah minyak apa Hazel tidak tahu menahu, ya intinya bukan minyak goreng.

Selesai mengamati bintik merah ditangan, wajah, hingga kakinya, Hazel beralih duduk dikursi rias menatap pantulan wajahnya yang nyaris sempurna.

Tak lama setelah itu bi Mina memanggilnya meminta Hazel untuk turun sarapan.

Begitu tiba diruang makan semua orang kompak beranjak dari kursi membuat tanda tanya besar dalam benak Hazel. Bi Mina yang ada disudut meja makan mengkode Hazel untuk segera duduk dan sarapan tapi Hazel justru masih setia berdiri ditempatnya menyaksikan kepergian mereka, Jarrel-Jevano yang keluar dengan seragam sekolah, Kai dengan jas kantor rapinya, juga Nadia yang menaiki anak tangga menuju lantai atas.

Hazel kira Kai tidak akan memberinya makan seperti sebelum-sebelumnya, tapi ini justru membiarkannya seakan menganggapnya tidak ada.

Suara kaki kursi dan lantai saling bergesekan terdengar nyaring karena suasana hening yang tercipta, Hazel duduk. Dia meraih satu sandwich yang tersisa dipiring saji dan melahapnya buru-buru.

"Jangan buru-buru non ntar kesedak,"

Uhuk uhuk uhuk

Hazel langsung meraih susu didepannya yang sudah disiapkan untuknya, meneguknya cepat untuk meredakan sesuatu ditenggorokannya yang terasa menjanggal.

"Takut nggak dapet angkot kalo kesiangan bi," balas Hazel sambil menyambar tissu untuk mengusap sekitar bibirnya.

"Loh, bukannya non biasa naik taxi?,"

"Hemat ongkos bi lumayan, yaudah Hazel berangkat dulu ya bi? Daahh..," berlari keluar sambil melambai yang dibalas senyum sendu oleh bi Mina.

Tbc.

𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐭𝐢𝐨𝐧: 𝐒𝐜𝐡𝐦𝐞𝐫𝐳Where stories live. Discover now